3 Cara Mengatasi Sibling Rivalry demi Meredakan Pertengkaran Kakak dan Adik
Sibling rivalry atau persaingan antar saudara kandung dapat ditandai dengan perkelahian (verbal atau fisik), ejekan, berkompetisi untuk mendapatkan perhatian, hingga perasaan cemburu.
Melansir Kids Health, sibling rivalry sering kali dimulai bahkan sebelum anak kedua lahir, dan berlanjut saat anak-anak tumbuh dan bersaing untuk segala hal mulai dari mainan hingga perhatian.
Ketika anak-anak mencapai tahap perkembangan yang berbeda, kebutuhan mereka yang berkembang dapat secara signifikan memengaruhi bagaimana mereka berhubungan satu sama lain.
Lalu mengapa sibling rivalry menjadi sebuah permasalahan yang sulit untuk diatasi?
Terutama jika Moms tidak segera mengatasinya hingga mereka beranjak dewasa. Berikut ini penjelasan lengkapnya.
Baca Juga: Mengurangi Kebiasaan Kakak Adik Bertengkar
Pemicu Sibling Rivalry
Foto: freepik.com
Banyak hal berbeda yang dapat menyebabkan saudara bertengkar dan berujung pada sibling rivalry.
Sebagian besar saudara mengalami beberapa tingkat kecemburuan atau persaingan, dan ini dapat menjadi pertengkaran.
Tetapi faktor-faktor lain juga mungkin mempengaruhi seberapa sering anak-anak berkelahi dan seberapa parah pertengkaran itu. Ini termasuk:
1. Kebutuhan yang berubah
Wajar jika kebutuhan, kecemasan, dan identitas anak-anak yang berubah memengaruhi cara mereka berhubungan satu sama lain hingga menyebabkan pertengkaran dan memicu sibling rivalry.
Misalnya, balita secara alami melindungi mainan dan barang-barang mereka, dan belajar untuk menegaskan keinginan mereka, yang akan mereka lakukan di setiap kesempatan.
Jadi, jika saudara laki-laki atau perempuan bayi mengambil mainan balita, anak yang lebih besar dapat bereaksi secara agresif.
Anak-anak usia sekolah sering kali memiliki konsep keadilan dan kesetaraan yang kuat.
Jadi, mungkin tidak mengerti mengapa saudara kandung dari usia lain diperlakukan berbeda atau merasa seperti satu anak mendapat perlakuan istimewa.
Remaja, di sisi lain, sedang mengembangkan rasa individualitas dan kemandirian, dan mungkin tidak suka membantu dengan tanggung jawab rumah tangga, merawat adik-adik, atau bahkan harus menghabiskan waktu bersama.
Semua perbedaan ini dapat mempengaruhi cara anak-anak berkelahi satu sama lain.
2. Temperamen individu
Temperamen individu anak-anak termasuk suasana hati, watak, dan kemampuan beradaptasi dan kepribadian unik mereka memainkan peran besar dalam seberapa baik mereka bergaul.
Ini juga mempengaruhi bagaimana mereka berhubungan dengan saudara mereka, bahkan bagaimana pertengkaran dapat dipicu dan menimbulkan sibling rivalry.
Misalnya, jika satu anak sedang diam dan yang lain aktif, maka ada kemungkinansalah satunya akan mulai mengganggu.
Demikian pula, anak yang sangat lekat dengan orang tua untuk mencari kenyamanan dan cinta mungkin dibenci oleh saudara kandung yang melihat ini dan menginginkan jumlah perhatian yang sama.
Baca Juga: Sudah Besar Tapi Anak Masih Sering Menangis, Bagaimana Cara Atasinya?
3. Anak berkebutuhan khusus/sakit
Terkadang, kebutuhan khusus anak karena sakit atau masalah belajar/emosional mungkin memerlukan lebih banyak waktu orang tua.
Namun saudaranya mungkin sadar akan perbedaan ini dan bertindak untuk mendapatkan perhatian atau karena takut akan apa yang terjadi pada anak lain.
Alhasil, anak yang tidak mengerti jika saudaranya memiliki kebutuhan khusus akan membangun rasa iri dengan saudaranya dan menjadi pemicu sibling rivalry.
4. Panutan
Cara orang tua menyelesaikan masalah dan perselisihan memberikan contoh yang kuat bagi anak-anak.
Jadi, jika Moms dan pasangan mengatasi konflik dengan cara yang saling menghormati, produktif, dan tidak agresif.
Maka Moms juga meningkatkan kemungkinan anak-anak akan mengadopsi taktik tersebut ketika mereka mengalami masalah satu sama lain.
Jika anak-anak Anda melihat Moms secara rutin berteriak, membanting pintu, dan berdebat dengan keras ketika Moms memiliki masalah, mereka cenderung mengambil kebiasaan buruk itu sendiri.
5. Individualitas
Anak-anak memiliki kecenderungan alami untuk memisahkan diri dari orang lain, termasuk kakak dan adiknya.
Individualitas ini dapat ditandai dengan berbagai macam "kompetisi”, misalnya siapa yang bisa membangun gedung balok paling tinggi, atau mengonsumsi paling banyak sayur.
Individualitas ini diyakini dapat memicu sibling rivalry di antara mereka.
Baca Juga: Gantian Orangtua Yang Harus Meniru 5 Kebiasaan Balita Ini
Bagaimana Cara Mengatasi Sibling Rivalry?
Foto: Orami Photo Stock
Sibling rivalry terjadi karena adanya kecemburuan akan hadirnya anggota baru di dalam keluarga.
Si kakak yang terbiasa menjadi pusat perhatian bagi orang tuanya sekarang harus rela berbagi perhatian kepada sang adik.
Untuk mencegah sibling rivalry semakin berkembang diantara saudara, Moms bisa melakukan beberapa tips berikut:
1. Pahami bahwa tiap anak itu berbeda
Moms harus sadar dan paham bahwa tiap anak tumbuh dan berkembang dengan keunikannya masing-masing.
Walaupun anak lahir dari rahim yang sama namun anak memiliki karakter yang berbeda, dan tentunya cara mom memperlakukan masing-masing anak juga berbeda.
Perlakukan masing-masing anak sesuai dengan karakternya masing-masing.
Jangan pernah membandingkan anak, apalagi perbandingan itu dilakukan dengan memuji kelebihan sang adik terhadap sang kakak.
Karena hal ini dapat membuat masing-masing anak merasa tidak nyaman.
2. Jangan selalu meminta sang kakak untuk mengalah
Hal yang paling sering terjadi dalam pengasuhan adalah orang tua selalu meminta sang kakak atau anak yang lebih tua untuk mengalah kepada adiknya dalam hal apapun.
Padahal hal ini jelas tidak selalu tepat.
Justru jika orang tua selalu meminta kakak untuk mengalah maka akan membuat sang adik menjadi besar kepala, dan semakin menimbulkan kecemburuan antara kakak dan adik.
Misalnya jika anak-anak bertengkar karena rebutan mainan.
Sebaiknya hal yang harus Moms lakukan adalah tanyakan dulu duduk permasalahannya, siapa yang lebih dahulu memainkan mainan tersebut.
Jika sang kakak yang lebih dulu memainkannya, maka berikan pengertian kepada sang adik untuk menunggu hingga kakak selesai memainkannya.
Katakan juga kepada kakak untuk main secara bergantian. Hal ini menunjukkan kepada anak bahwa Moms dapat berlaku adil kepada setiap anaknya.
Baca juga: 4 Keuntungan Kakak Adik Tidur Sekamar
3. Berikan perhatian dan waktu yang berkualitas pada masing-masing anak
Moms harus bisa membagi waktu antara kakak dan adik. Walaupun sang kakak lebih tua namun dukungan dan perhatian yang ia butuhkan dari kedua orangtuanya sama seperti adiknya.
Sebisa mungkin ciptakan waktu yang berkualitas dengan masing-masing anak.
Misalnya ketika sang kakak sedang sekolah, Moms bisa menemani sang adik bermain. Atau ketika sang adik sedang tidur, Moms bisa menemani kakak belajar dan mengerjakan PR.
Perhatian yang kurang dari orang tua kerap kali memunculkan rasa kesal dan marah bagi sang anak, sehingga untuk melampiaskannya tak jarang anak menjadi sering bertengkar.
Mengenai anggota keluarga lain seperti ibundanya Moms dan keluarga lain, Moms bisa memberikan penjelasan dan pengertian kepada mereka.
Moms bisa menjelaskan mengenai pola pengasuhan yang Moms terapkan kepada anak untuk menghindari terjadinya sibling rivalry.
Minta dukungan dari keluarga atau orang yang terkait dengan pengasuhan anak agar cara pengasuhan yang dijalankan sama dan konsisten.
Baca Juga: Anak Sering Minder? Yuk Bantu Bangun Kepercayaan Dirinya
Itu dia Moms informasi seputar sibling rivalry yang mungkin sedang muncul diantara hubungan buah hati Moms.
Yuk menjadi orang tua bijak dalam membantu Si Kecil menyelesaikan masalahnya.
- https://www.mottchildren.org/posts/your-child/sibling-rivalry#:~:text=Sibling%20rivalry%20is%20the%20jealousy,frustrating%20and%20stressful%20to%20parents.
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-mencegah-sibling-rivalry
- https://parent.binus.ac.id/2016/08/sibling-rivalry-menyikapi-persaingan-antar-saudara-kandung/
- https://kidshealth.org/en/parents/sibling-rivalry.html
- https://www.positiveparentingsolutions.com/sibling-rivalry
- https://health.clevelandclinic.org/sibling-rivalry-tips-5-for-prevention-5-for-intervention/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.