Aturan Dosis hingga Efek Samping Sistenol, Obat untuk Atasi Demam dan Influenza
Terkadang pengobatan alami saja tak cukup untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi atau demam. Oleh karena itu, perlu mengonsumsi sistenol sebagai salah satu solusinya.
Sering digunakan untuk penurun demam, obat ini pun manjur untuk mengobati gejala lain.
Ketahui dosis dan cara kerja obat ini untuk meredakan gejala hidung tersumbat, batuk, ataupun sakit kepala.
Baca Juga: Mebendazole (Obat Cacing), Ketahui Fungsi, Dosis, dan Aturan Pakainya!
Manfaat Obat Sistenol
Foto: Orami Photo Stocks
Melansir dalam Pill in Trip, sistenol mengandung zat aktif acetylcysteine dan acetaminophen sebagai obat penurun demam.
Kandungan ini dinilai cukup baik untuk meredakan gejala influenza seperti:
- Hidung tersumbat
- Batuk berdahak
- Sakit kepala
- Badan nyeri
Demam pada tubuh ditandai adanya peradangan yang terjadi. Suhu normal tubuh sebenarnya 35-36 derajat Celsius. Tubuh dikatakan demam apabila suhu mencapai 37 derajat Celsius ke atas.
Obat ini pun mengandung parasetamol sekaligus analgesik untuk bantu redakan nyeri pada tubuh.
Seringnya hadir dalam bentuk tablet, kapsul, ataupun cairan sirup sebagai larutan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Maag pada Anak, Jangan Sembarangan, Moms!
Cara Kerja Obat Sistenol
Foto: Orami Photo Stocks
Seperti diketahui sebelumnya, sistenol mengandung kombinasi parasetamol dan asetil sisteina.
Cara kerja obat ini dapat dibedakan dari zat aktif tersebut, antara lain:
1. Parasetamol
Parasetamol bekerja dengan memblokir pembawa zat kimia di otak yang memberi tahu bahwa tubuh mengalami rasa sakit.
National Health Services memaparkan bahwa parasetamol mengurangi demam dengan mempengaruhi cara kerja otak yang mengatur suhu tubuh.
Dikenal juga sebagai antipiretik atau pereda nyeri, ini juga meningkatkan pelepasan zat panas dalam tubuh.
2. N-asetilsisten (NAC)
Beda halnya dengan ini, zat aktif N-asetilsisten (NAC) bekerja dengan memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer.
Ini tujuannya untuk mengurangi kekentalan lendir pada dinding tenggorokan. Oleh karenanya, ini akan mempermudah pengeluaran lendir pada saat batuk.
Terkadang, obat zat ini pun memicu rasa kantuk bagi yang mengonsumsinya.
Baca Juga: Ketahui Obat Meropenem: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Dosis dan Aturan Minum Sistenol
Foto: Orami Photo Stocks
Sistenol termasuk ke dalam obat-obatan yang bisa dikonsumsi orang dewasa ataupun anak-anak.
Melansir ndrugs.com, untuk mengetahui dosis sitenol yang tepat bisa dengan memerhatikan informasi berikut:
- Dewasa: 1 tablet dan diminum 3 kali sehari
- Anak-anak (>11 tahun): 1 tablet dan diminum 3 kali sehari
- Balita (1-5 tahun): setengah tablet dan diminium 3 kali sehari
Obat ini bisa dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain agar tercerna lebih optimal. Bisa diminum sebelum ataupun setelah makan.
Bagi yang memiliki riwayat asam lambung tinggi, sebaiknya obat diminum setelah makan.
Apabila dalam bentuk tablet, biasanya setiap botol berisi 10 tablet yang dikonsumsi untuk kurun waktu tertentu.
Umumnya, terkandung paracetamol 500 mg dan asetil sisteina 200 mg.
Setiap orang akan berbeda dosis sistenol berdasarkan gejala dan tingkat keparahannya. Karena itu, tetap dapatkan rekomendasi dokter sebelum mengonsumsinya.
Baca Juga: Kenali Obat Antibiotik Cefotaxime: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Sistenol
Foto: Orami Photo Stocks
Perhatikan segala efek samping dari obat penurun obat termasuk sistenol. Efek samping biasanya ringan dan bisa hilang dengan sendirinya.
Beberapa efek samping yang bisa dirasakan meliputi:
- Sakit kepala
- Perut mual
- Muntah
- Gangguan fungsi hati
Diketahui, sistenol apabila dikonsumsi bersamaan dengan fenotizin atau antipiretik lainnya bisa berpotensi memicu hipotermia.
Hipotermia merupakan kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal.
Penurunan suhu tubuh ekstrem ini bisa mencapai di bawah 35 derajat Celsius.
Terlepas itu, reaksi alergi pun bisa terjadi sebagai efek samping berat obat sistenol. Hati-hati gangguan pada fungsi hati apabila dosis terlalu tinggi ataupun digunakan jangka panjang.
Baca Juga: Amankah Obat Kandistatin untuk Bayi? Begini Anjurannya, Moms!
Aturan untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Foto: Orami Photo Stocks
Sistenol adalah golongan obat keras, sehingga perlu resep dan rekomendasi dokter sebelum digunakan. Begitu juga pada ibu hamil dan menyusui.
Ibu hamil dan menyusui tidak boleh sembarangan menggunakan obat ini.
Salah mengonsumsi dosis obat dapat memicu kelahiran prematur serta kelainan pada janin.
Beberapa rekomendasi obat sejenis sistenol yang bisa dikonsumsi ibu hamil dan menyusui yakni:
- Acetin
- Mucylin
- Tremenza
- Nytex
Sistenol harus digunakan dengan hati-hati pada ibu hamil. Untuk mencegah risiko gangguan perkembangan janin, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan.
Jika ingin mencegah risiko, cobalah beberapa obat alami ibu hamil yang bisa jadi solusi lain.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Dokter Kandungan di Denpasar
Demikian sederet manfaat, dosis, dan aturan pemakaian sistenol sebagai obat yang mengandung parasetamol. Semoga ini bermanfaat ya, Moms!
- https://pillintrip.com/medicine/sistenol
- https://www.nhs.uk/medicines/paracetamol-for-adults/#:~:text=How%20does%20paracetamol%20work%3F,brain%20that%20regulates%20body%20temperature.
- https://www.ndrugs.com/?s=sistenol
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.