Surat Al Hujurat Ayat 13: Bacaan, Arti, dan Kandungannya
Surat Al Hujurat ayat 13 mengandung pesan mendalam tentang persaudaraan di antara manusia.
Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia berbagai bangsa dan suku agar saling mengenal dan menghargai perbedaan.
Selain itu, ayat ini juga menjelaskan bahwa yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang paling bertakwa.
Baca Juga: 59 Nama Lain dari Alquran, Masya Allah!
Bacaan Surat Al Hujurat Ayat 13 serta Artinya
Berikut ini adalah bacaan surat Al Hujurat ayat 13 beserta tulisan Arab, latin, dan artinya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Yā ayyuhan-nāsu innā khalaqnākum min żakariw wa unṡā wa ja'alnākum syu'ụbaw wa qabā`ila lita'ārafụ, inna akramakum 'indallāhi atqākum, innallāha 'alīmun khabīr.
Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujurat: 13)
Baca Juga: 10 Adab Membaca Alquran yang Baik Menurut Islam
Asbabun Nuzul Surat Al Hujurat Ayat 13
Surat Al-Hujurat ayat 13 diturunkan dengan latar belakang peristiwa yang melibatkan sahabat Abu Hindin, seperti yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
Ketika Abu Hindin hendak dinikahkan dengan seorang perempuan dari Bani Bayadah, beberapa anggota suku tersebut memandang rendah Abu Hindin dan berkata, "Apakah pantas kami menikahkan putri-putri kami dengan seorang mantan budak?".
Karena sikap merendahkan ini, Allah menurunkan ayat ini untuk mengingatkan umat manusia agar tidak menghina orang lain berdasarkan pangkat atau kedudukan sosial.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Abu Mulaikah, ayat ini juga berkaitan dengan peristiwa yang dialami Bilal bin Rabbah saat Fathul Makkah pada tahun 8 H.
Ketika Nabi Muhammad SAW memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan azan di atas Kakbah, beberapa orang Quraisy mencemooh dan berkata, "Muhammad tidak menemukan orang lain untuk berazan selain burung gagak hitam ini".
Ayat ini turun untuk menegaskan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah, dan tidak boleh ada yang merasa lebih unggul atau merendahkan orang lain karena warna kulit, ras, atau status sosial.
Ayat ini mengandung pesan penting tentang persamaan derajat manusia dan larangan untuk merendahkan orang lain berdasarkan faktor-faktor duniawi.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi Alquran Terbaik, Ada Buatan Indonesia!
Tafsir Surat Al Hujurat Ayat 13
Mengandung banyak sekali penjelasan mengenai toleransi dan menolak diskriminasi, tafsir surat Al Hujurat ayat 13 ini adalah:
1. Manusia adalah Satu Keturunan
Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT, dengan Hawa sebagai pendampingnya.
Oleh karena itu, sebenarnya seluruh manusia di bumi berasal dari kakek dan nenek moyang yang sama.
Ini menunjukkan bahwa semua orang sama dan setara karena berasal dari keturunan yang sama.
Apapun warna kulit, suku, bahkan keturunannya, semua sama di mata Allah SWT
2. Prinsip Saling Mengenal
Karena berasal dari satu keturunan yang sama, kemudian manusia berkembang dan bertebaran di muka bumi menjadi berbangsa-bangsa dan bersuku-suku.
Kata ta’arafu (تعارفوا) dalam ayat ini berasal dari kata ‘arafa (عرف) yang berarti mengenal. Sehingga artinya adalah saling mengenal.
Ini menjadi prinsip dasar hubungan manusia. Bahwa sudah sunnatullah manusia itu beragam, dan Allah SWT menghendaki agar manusia saling mengenal.
Semakin saling mengenal, maka semakin terbuka peluang untuk bekerja sama dan saling memberi manfaat. Rasulullah SAW bersabda:
تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِى الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِى الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ
Artinya:
“Pelajarilah nasab-nasab kalian untuk mempererat silaturahim, karena silaturahim itu menanamkan rasa cinta kepada kekeluargaan, memperbanyak harta dan memperpanjang usia.” (HR Tirmidzi)
3. Kemuliaan dan Ketakwaan
Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan, atau kekayaannya.
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut-pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan.
Padahal menurut pandangan Allah SWT, orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada-Nya.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia yang beragam itu semuanya setara di hadapan Allah SWT. Yang membedakannya adalah ketakwaannya.
Orang yang mulia adalah memiliki ketakwaan dalam hatinya. Untuk menjelaskannya, dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak memandang rupa dan harta kalian, tetapi Dia memandang hati dan amal perbuatan kalian.” (HR Muslim)
Melalui ayat dan hadis ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa fanatisme keturuan dan diskriminasi sama sekali tidak berharga.
4. Allah Maha Mengetahui
Sifat ‘aliim (عليم) dan khabir (خبير) keduanya menunjukkan kemahatahuan Allah SWT. ‘Alim menggambarkan pengetahuan-Nya menyangkut segala sesuatu.
Sedangkan Khabir menggambarkan pengetahuan-Nya yang menjangkau sesuatu.
Dalam Alquran, penggabungan ‘alimun khabir ini digunakan tiga kali.
Dan ketiganya terkait dengan hal yang sangat sulit bahkan mustahil diketahui manusia. Yakni tentang kematian seseorang yang terdapat dalam Surat Luqman ayat 34.
Kemudian tentang rahasia yang sangat dipendam dalam Surat At Tahrim ayat 3. Dan tentang ketakwaan seseorang dalam Surat Al Hujurat ayat 13 ini.
Dengan demikian, ayat ini mengisyaratkan bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui tingkat ketakwaan seseorang.
Kandungan Surat Al Hujurat Ayat 13
Berikut ini kandungan Surat Al Hujurat ayat 13:
1. Sesama Muslim adalah Saudara
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari satu keturunan, yaitu Nabi Adam dan Hawa.
Oleh karena itu, pada hakikatnya semua manusia adalah setara dan berasal dari akar yang sama.
Ayat ini menggarisbawahi bahwa semua manusia adalah saudara dan saudari dalam agama Islam.
Oleh karena itu, umat Islam diajarkan untuk saling mengenal, menghormati, dan menyayangi satu sama lain, tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau etnis.
2. Keragaman sebagai Sunnatullah
Dalam studi IAIN Palangkaraya, terdapat konsep pendidikan multikultural dalam surat Al Hujurat ayat 13.
Di dalamnya terdapat pemahaman tentang keragaman dan perbedaan sebagai sunatullah.
Hidup dengan mengakui egaliter (persamaan manusia), persaudaraan (ukhuwah), saling tolong menolong, dan saling mengenal.
Multikultural yang terkandung di dalamnya menurut Hamka antara lain: al-musawah (persamaan/ kesetaraan), ukhuwah (persaudaraan), ta’aruf (saling mengenal), dan tasamuh (toleransi).
Allah SWT menciptakan berbagai bangsa dan suku untuk saling mengenal, menjalin kedekatan, kerja sama, dan saling memberikan manfaat.
3. Pentingnya Mengedepankan Keadilan, Kesetaraan dan Toleransi
Semua manusia setara di hadapan Allah SWT.
Yang membedakan mereka adalah tingkat ketakwaan. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Umat Islam diajarkan untuk menjauhi sikap diskriminatif, menilai orang berdasarkan karakter dan perbuatan mereka, serta mengedepankan toleransi dan kerja sama antarumat beragama.
Keadilan juga menjadi prinsip penting, di mana setiap orang harus diperlakukan dengan adil, tanpa memandang status sosial atau kekayaan.
4. Allah Maha Mengetahui Segala Perbuatan
Allah SWT mengetahui segala yang dilakukan oleh manusia, termasuk tingkat ketakwaan dan bagaimana mereka bersikap terhadap sesama, khususnya dalam hal keragaman.
5. Pentingnya Pendidikan dan Pengetahuan
Ayat ini menekankan pentingnya saling mengenal dan berinteraksi.
Oleh karena itu, pendidikan dan pengetahuan tentang budaya, tradisi, dan agama orang lain sangat penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati.
Baca Juga: Surat Al Hadid Ayat 3: Bacaan Arab, Latin, dan Tafsirnya!
Dengan menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam ayat ini, umat Islam dapat membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati dengan sesama manusia.
Semoga setelah mengetahui kandungan Surat Al Hujurat ayat 13, umat Islam dalapt meningkatkan ketakwaan dan menghapus diskriminasi di muka bumi.
- http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/2550/1/Sri%20Agustini-17016080.pdf
- https://tafsirweb.com/9783-surat-al-hujurat-ayat-13.html
- https://risalahmuslim.id/quran/al-hujurat/49-13/
- https://bersamadakwah.net/surat-al-hujurat-ayat-13/
- https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-al-hujurat-ayat-13-tak-kenal-maka-tak-sayang-Q6MV7
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.