Ternyata Kulit Juga Bisa TBC. Apa Jenisnya dan Bagaimana Mengatasinya?
Bakteri mycobacterium tuberculosis yang biasanya menyerang paru-paru ternyata juga bisa menyebabkan penyakit TBC pada kulit lho, Moms.
Penyakit TBC pada kulit paling sering ditemukan pada negara-negara berkembang, salah satunya adalah Indonesia.
Jenis TBC Pada Kulit
Ada beberapa jenis TBC pada kulit yang langsung menginfeksi pada permukaan kulit, biasanya terjadi melalui sejumlah cara seperti infeksi langsung atau melalui peredaran darah, dan limfogen.
Sejatinya, TBC pada kulit terdiri dari dua jenis, primer (tuberkulosis chancre) dan sekunder (tuberkulosis kutis miliaris, kutis veruskosa, kutisorofisialis, kutis gumosa, scrofuloderma, dan lupus vulgaris). Namun yang paling sering ditemukan yaitu scrofuloderma.
1. Tuberkulosis Chancre (Primer)
Biasanya akan berbentuk borok yang mempunyai lekukan dangkal dan kasar saat diraba. Biasanya akan berlangsung selama 2 – 3 minggu dari terjadinya infeksi kuman.
Baca Juga: Waspada, Payudara Pun Bisa Terkena Tuberkulosis!
2. Scrofuloderma (Sekunder)
TBC pada kulit yang satu ini sering disangkutpautkan dengan TB paru-paru. Terjadi karena penjalaran dari kelenjar getah bening, namun bisa juga berasal dari tulang dan sendi.
Selain itu, jenis TBC pada kulit satu ini juga sering ditemukan pada ketiak dan leher. Gejalanya bervariasi, tergantung lama penyakitnya berlangsung. Biasanya akan diawali dengan pembengkakan kelenjar getah bening dan kemudian menjadi abses kulit.
Selanjutnya akan pecah menjadi ulkus dan kemudian akan sembuh secara spontan dalam membentuk jaringan panjang tidak teratur. Luka yang terjadi bisa saja tidak sakit, namun bengkak.
3. Vulgaris (Sekunder)
Jenis TBC pada kulit yang satu ini sangat cepat berkembang. Biasanya akan terjadi kelainan pada kulit seperti benjolan merah yang bisa berubah warna jadi kekuningan saat ditekan. Gejalanya terjadi pada bagian badan dan wajah.
Untuk jenis TBC pada kulit yang lain seperti verrucosa cutis terjadi pada area kulit lutut, kaki, dan tungkai. Gejalanya seperti beruntusan dan kemerahan. Sedangkan TBC pada kulit berjenis kutis miliaris juga ditandai dengan beruntus berisi cairan nanah yang bisa menjalar ke seluruh tubuh.
Baca Juga: Waspada TBC, Kenali Cara Penularan, Gejala, dan Pengobatannya
Mengatasi TBC Kulit
Menurut data yang dilansir Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) pada laman perdoski.id, prinsip dari pengobatan tuberkulosis kulit sama dengan pengobatan tuberkulosis paru.
Jika pasien mengalami TBC pada kulit, yang harus diperhatikan adalah memperbaiki keadaan umum seperti perbaikan gizi. Selain itu, pasien juga harus diobati dengan obat antituberkulosis.
Perdoski mengatakan bahwa pengobatan TBC pada kulit biasanya melibatkan kombinasi antibiotik yang diberikan selama beberapa bulan dan terkadang bisa sampai bertahun-tahun.
Bisa juga dilakukan tindakan bedah pada permukaan kulit yang terluka, seperti pada kasus lupus vulgaris.
Jika penyembuhan penyakit TBC pada kulit ini dilakukan secara baik, tepat, dan tuntas, maka umumnya akan bisa sembuh dengan baik.
(IRN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.