Upacara Rambu Solo, Pemakaman Adat Toraja yang Religius
Di Indonesia, upacara kematian dengan adat istiadat menjadi kegiatan yang dihormati tinggi. Begitu juga dengan upacara Rambu Solo.
Ada sekumpulan prosesi yang dilakukan dalam upacara turun temurun ini.
Tak hanya ditonton oleh masyarakat lokal, para wisatawan pun bisa menyaksikan seluruh upacara berlangsung.
Prosesi ini bisa menjadi pengetahuan budaya untuk Si Kecil juga, Moms!
Pengertian dan Asal Usul
Foto: sulawesi-experiences.com
Meski namanya Rambu Solo, ini merupakan upacara adat yang berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan.
Rambu Solo adalah upacara kematian masyarakat Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan mengantarkan arwah orang meninggal ke alam ruh.
Upacara adat ini telah menjadi hiburan wisatawan selama bertahun-tahun. Sehingga, ini juga menjadi daya tarik budaya Sulawesi.
Nantinya, di acara ini masyarakat lokal akan dikumpulkan serta membawa peralatan budaya. Termasuk tongkonan kecil untuk mencapai lokasi pemakaman.
Waktu pelaksanaannya adalah saat sinar matahari mulai terbenam. Hal ini untuk menunjukkan kedukaan atas kematian atau pemakaman manusia.
Oleh karena itu, masyarakat setempat menganggap upacara ini sangat penting karena menyangkut para leluhur.
Baca Juga: 10 Fakta Midodareni, Rangkaian Upacara Adat Jawa sebelum Pernikahan
Tujuan Upacara Rambu Solo
Foto: factsofindonesia.com
Tujuan utama dari upacara Rambu Solo adalah menyempurnakan kematian seseorang.
Melansir Kebudayaan Kemendikbud, kesempurnaan upacara ini akan menentukan kedudukan arwah orang yang meninggal.
Ini untuk melihat apakah mencapai tingkat dewa (to-membali puang) atau menjadi pelindung (deata).
Keadaan di alam gaib dinilai sama dengan kehidupan di dunia. Yang membedakan yakni fisiknya tidak dapat dilihat atau diraba.
Setiap anggota keluarga yang meninggal dunia, wajib untuk mengikuti keseluruhan upacara. Tak lain, tujuannya agar prosesi berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.
Dikenal juga sebagai upacara 'pengiriman', ini berbeda dengan Rambu Tuka sebagai bagian dari budaya Sulawesi.
Ketika ini upacara kematian, Rambu Tuka adalah adat istiadat sebagai bentuk syukur terhadap peristiwa penting.
Baca Juga: Mengenal Kain Tenun Tanimbar, Kain Khas Maluku yang Bernilai Tinggi
Prosesi Upacara Rambu Solo
Foto: adventureindonesia.com
Puncak upacara Rambu Solo ini biasanya diadakan pada bulan Juli dan Agustus.
Bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung, ketahui dulu prosesi upacara Rambu Solo berikut ini:
1. Persiapan Tongkonan
Seperti disebutkan sebelumnya, ciri utama dari upacara Rambu Solo adalah tongkonan kecilnya.
Ini adalah rumah adat orang Toraja yang menjadi simbolis setiap upacara kebudayaan.
Beberapa pria akan membawa benda ini sepanjang jalan menuju lokasi pemakaman. Lalu, diikuti rombongan lain untuk membawa peralatan budaya.
Dalam prosesi ini, wajib untuk selalu bersikap tenang tanpa ada keributan. Hal ini berlaku untuk masyarakat lokal ataupun wisatawan.
2. Rante atau Sesi Pemakaman
Foto: travel.weggo.com
Setelah itu, prosesi pertama yang dilakuan adalah rante. Dikenal dengan bagian pemakaman, ini adalah pementasan seni.
Biasanya, pementasan upacara Rambu Solo akan dilakukan di depan tongkonan.
Ada sejumlah peraturan penting di dalam prosesi, seperti Ma'tuda Mebalun. Melansir indonesia-tourism.com, ini sesi pembungkusan mayat.
Setelahnya, dilanjuti dengan Ma'Roto, yakni penghiasan keranda atau peti mayat.
Warna kain perak keemasan menjadi ciri khas untuk mempercantik peti yang meninggal dunia.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Cerita Fabel Seru, Cocok Dibacakan untuk Si Kecil!
3. Pemindahan Mayat
Selain prosesi tersebut, masyarakat akan melakukan Ma’Popengkalo Alang. Ini adalah proses memasukkan atau memindahkan mayat ke dalam sebuah 'rumah'.
Setelah itu, melakukan parade yang bertujuan untuk membawa mayat ke tempat pemakaman budaya (Lakkian).
Akrab dikenal dengan Ma'Palao, tempat pemakaman tersebut bukan tanah, melainkan goa atau rumah kecil.
Peti jenazah yang dimasukkan nantinya menandakan roh yang tidak ada lagi di dunia.
4. Pertunjukan Seni
Foto: infobudaya.net
Setelah semua prosesi ini selesai, masyarakat dan wisatawan dapat menikmati pertunjukan seni.
Umumnya, tarian budaya Toraja ini sebagai bentuk hiburan. Pakaian tradisional Sulawesi yang identik warna hitam dan keemasan ini menjadi khas.
Terlepas itu, ada juga beberapa pertunjukkan yang dilakukan. Tujuannya sebagai tanda penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal dunia.
Baca Juga: Nikmat, 14 Makanan Khas Kalimantan yang Wajib Moms Coba!
5. Sesi Pengorbanan
Tak sampai di situ, upacara Rambu Solo juga memerlukan pengorbanan terhadap hewan atau peninggalan tertentu.
Untuk hewan, biasanya kerbau-kerbau (tedong) dan babi yang akan dikurbankan pada upacara pemakaman.
Peninggalan warisan atau perhiasan juga bisa untuk 'bekal' ruh yang akan dipakai di alam gaib.
Sebelum jenazah dikuburkan, terlebih dahulu melakukan pemberkatan jenazah yang diiringi oleh nyanyian puji-pujian.
Itulah tujuan dan prosesi dari upacara kematian Rambu Solo yang dilakukan orang Sulawesi.
Apakah Moms tertarik untuk menyaksikan acara secara langsung?
- http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpkt/wp-content/uploads/sites/6/2015/09/Upacara-Adat-Rambu-Solo-Toraja.pdf
- https://www.tanatoraja.indonesia-tourism.com/rambu_solo.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.