Vaksin PCV: Manfaat, Efek Samping, dan Serba-serbi Lainnya
Vaksin PCV menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran atau penularan penyakit akibat bakteri atau virus.
Vaksin ini menjadi salah satu jenis vaksin wajib yang harus diterima anak.
Pertanyaannya adalah, apa manfaat serta efek samping, dan kapan harus diberikan pada anak?
Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Vaksin PCV
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin PCV atau Pneumococcal conjugate vaccine dilakukan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus.
Meski dapat dialami oleh siapa saja, infeksi rentan dialami oleh anak di bawah 5 tahun, dan orang tua di atas 50 tahun.
Infeksi bakteri pneumokokus pada tubuh memicu sejumlah penyakit berbahaya, seperti pneumonia, meningitis, atau infeksi darah.
Dilansir dari laman IDAI, infeksi bakteri ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak di bawah 5 tahun.
Berdasarkan data tersebut, sekitar 14 persen dari 147.000 anak balita meninggal akibat pneumonia di tahun 2015.
Setiap 1 jam ada 2-3 anak balita yang meninggal akibat pneumonia. Kondisi tersebut yang membuat pneumonia menjadi penyebab kematian utama anak Indonesia.
Dengan pemberian vaksin PCV, angka kematian anak akibat pneumonia dapat ditekan sebanyak 50 persen.
Dilansir dari Kids Health, terdapat dua jenis vaksin PCV yang harus diberikan pada anak, yaitu:
- Pneumococcal conjugate vaccine (PCV13).
- Pneumococcal polysaccharide vaccine (PPSV23).
PCV13 mencakup 13 jenis bakteri yang mampu meningkatkan perlindungan, karena merupakan gabungan antara protein dan bakteri.
Sementara PPSV23 mencakup 23 jenis bakteri yang mampu memberikan perlindungan dengan meningkatkan kekebalan tubuh dari dalam.
Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin PCV pada Anak
Jadwal vaksin PCV pada masing-masing akan berbeda, tergantung pada usianya. Berikut ini waktu yang tepat untuk memberikannya.
- Diberikan pada anak berusia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin kemudian diulang saat usianya menginjak 12–15 bulan.
- Diberikan pada anak berusia 7–12 bulan yang belum mendapatkan vaksin sebelumnya. Vaksin diberikan sebanyak 2 kali, dengan jeda 2 bulan.
- Diberikan pada anak di atas 1 tahun yang belum mendapatkan vaksin sebelumnya. Vaksin diberikan sebanyak 1 kali. Pemberian vaksin boleh diulangi dengan jeda 2 bulan.
Selain anak-anak, orang tua di atas 50 tahun juga boleh melakukannya. Vaksin hanya dilakukan 1 kali saja, berlaku untuk seumur hidup.
Bagi pelaku kebiasaan buruk merokok, atau menderita gangguan kesehatan tertentu, vaksin PCV bisa dilakukan 1 kali atau secara rutin setiap 5 tahun.
Baca juga: 53+ Lokasi Vaksin Pfizer di Jabodetabek, Catat Jadwal dan Syarat Pendaftarannya!
Jangan Berikan Vaksin pada Kondisi Ini
Dilansir dari Center for Disease Control and Prevention, ada beberapa kondisi seseorang yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi.
Jika anak mengalaminya, sebaiknya tunda pemberian vaksin, agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan.
1. Reaksi Alergi Parah
Pemberian vaksin PCV tidak disarankan pada anak dengan reaksi alergi parah. Kondisi tersebut ditandai dengan beberapa gejala, seperti:
- Sulit bernapas
- Detak jantung cepat
- Kelelahan
- Napas mengi
2. Tidak Enak Badan
Jika anak tengah menderita sakit ringan, sebaiknya pemberian vaksin ditunda terlebih dulu hingga ia benar-benar sembuh.
Tidak enak badan digolongkan dalam sakit ringan, dengan gejala seperti demam, batuk, atau pilek.
Jika nekat diberikan dalam keadaan tersebut membuat, vaksin tidak dapat bekerja dengan maksimal.
Jadi, pastikan anak benar-benar berada dalam keadaan sehat sebelum melakukan vaksinasi, ya.
Efek Samping Setelah Melakukan Vaksin PCV
Dilansir dari Center for Disease Control and Prevention, dapat memicu munculnya sejumlah efek samping.
Sama halnya dengan konsumsi obat, efek samping umumnya terjadi dalam intensitas ringan, dan tidak memicu munculnya masalah serius.
Berikut ini beberapa efek samping pasca vaksin PCV yang bisa saja dialami oleh anak:
- Demam ringan
- Kemerahan di area suntikan
- Nyeri di area suntikan
- Penurunan nafsu makan
- Sakit kepala
- Rewel dan terus menangis
Jangan khawatir, karena dalam kasus yang ringan, efek samping dapat hilang dengan sendirinya dalam 2-3 hari.
Namun, efek samping lebih parah bisa saja terjadi. Kondisi tersebut ditandai dengan reaksi alergi lebih parah. Ini gejala yang muncul:
- Ruam kulit
- Sakit tenggorokan
- Peningkatan detak jantung
- Kesulitan bernapas
Reaksi alergi yang lebih parah sangat jarang terjadi. Dilansir dari Center for Disease Control and Prevention, kondisi tersebut hanya ditemukan 1 kasus dalam 1 juta dosis pemberian.
Jadi, sebaiknya Moms tidak perlu khawatir terhadap efek samping yang bisa saja terjadi, karena sebagian besar dialami dalam intensitas ringan.
Jika tidak memberikannya, anak justru lebih rentan terkena penyakit menular, karen kekebalan tubuhnya yang tidak terlindungi maksimal.
Baca juga: 19+ Lokasi Vaksin COVID-19 di Depok, Catat Jadwalnya dan Segera Daftar!
Kondisi Gawat yang Harus Mendapat Penanganan Medis Segera
Hal yang perlu diwaspadai adalah, meski reaksi alergi parah jarang ditemukan, vaksin PCV dapat memicu pusing hingga pingsan.
Jika hal tersebut dialami anak, Moms bisa membaringkan tubuhnya selama 15 menit, hingga ia benar-benar pulih.
Jika ditemukan reaksi alergi parah, hal tersebut menjadi efek samping paling membahayakan. Kondisi ini dikenal dengan sebutan anafilaksis.
Jadi, segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat saat ditemukan sejumlah gejala berikut ini pada anak:
- Sesak napas
- Ruam kulit dengan sensasi terbakar
- Peningkatan dengan jantung
- Tubuh dingin dan berkeringat
- Pingsan tiba-tiba
Jangan lupa untuk memberitahu dokter di fasilitas kesehatan jika anak baru saja menerima vaksin PCV.
Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah tim medis mendeteksi penyebab anak mengalami sejumlah gejala tersebut.
Yuk, gunakan tools Imunisasi dari Orami Apps berikut ini agar jadwal vaksin anak Moms dan Dads terpantau secara tepat.
Jangan lupa imunisasi lengkap sesuai dengan usia Si Kecil, ya!
- https://kidshealth.org/en/parents/pneumococcal-vaccine.html
- https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus
- https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/should-not-vacc.html
- https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/pneumo/public/index.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.