10 Jenis Makanan Sehari-hari yang Mempengaruhi Kesuburan Wanita
Kehamilan adalah hal yang didambakan setiap pasangan. Namun, kesuburan juga dipengaruhi beberapa hal. Baik organ reproduksi, hormon hingga makanan.
Berbeda dengan zaman dahulu, makanan saat ini dapat dikonsumsi secara praktis dan instan. Sejumlah kandungan didalamnya pun dipercaya mampu mempengaruhi kesuburan perempuan maupun laki-laki.
Untuk itu, mari kita hindari 10 jenis makanan sehari-hari yang rentan menyebabkan kegagalan ovulasi atau jadi pemicu infertilitas. Apa saja?
Baca Juga: Hati-hati, Makanan Ini Berbahaya Untuk Ibu Hamil!
1. Kafein
Studi di Denmark menunjukkan bahwa kafein dalam cola menyebabkan pria cenderung memiliki jumlah sperma yang hampir 30 persen lebih rendah daripada yang tidak minum cola. Menurut ahli kandungan Dr. Niels Lauersen, penelitian menunjukkan bahwa kafein meningkatkan pergerakan sperma dan terlalu banyak gula dapat menyebabkan resistensi insulin, yang mengganggu kesuburan.
Baca Juga: 8 Ciri-ciri Wanita Subur dan Gampang Hamil
2. Produk susu rendah lemak
Dr. Jorge Chavarro, asisten profesor kedokteran di Universitas Harvard dan rekan penulis mengatakan bahwa wanita yang banyak mengonsumsi produk susu rendah lemak menghadapi risiko infertilitas ovulasi lebih tinggi 85 persen dibandingkan wanita yang hanya mengonsumsi sedikit atau tanpa produk susu rendah lemak.
Baca Juga: Benarkah Stres Bikin Susah Hamil?
3. Makanan berbasis kedelai
Pria yang mengkonsumsi makanan berbasis kedelai dalam jumlah besar menghasilkan sperma 32 persen lebih sedikit per mililiter. Meskipun wanita menopause menemukan makanan berbasis kedelai sangat membantu karena efek estrogenik yang ringan namun sebaliknya dapat membahayakan kesuburan pria, demikian menurut Dr. Lauersen.
4. Makanan kalengan
Penelitian oleh John Meeker, dkk. yang berafiliasi dengan Universitas Michigan ini menemukan bahwa pria yang terpapar bisphenol-A (BPA) dalam jumlah besar, yaitu bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan makanan kaleng, memiliki jumlah sperma sekitar 23 persen lebih rendah.
Baca Juga: Tes Kesehatan yang Harus Dilakukan Sebelum Merencanakan Kehamilan
5. Asam lemak trans
Penelitian oleh J.E. Chavarro, dkk. menemukan bahwa pria dengan konsentrasi tinggi asam lemak trans dalam air mani mereka memiliki sperma 96 persen lebih sedikit dibandingkan pria dengan konsentrasi rendah asam trans-lemak dalam air mani mereka. Asam lemak trans biasanya ditemukan pada makanan cepat saji, makanan kemasan, makanan beku, dan junk food, dan panggang.
6. Kandungan lemak jenuh
Makanan lemak jenuh juga bisa menyebabkan kemandulan di kalangan wanita. Cokelat, kelapa kering, mentega, keju, minyak terhidrogenasi seperti kelapa sawit dan minyak kelapa sedikit mengandung lemak jenuh.
7. Alkohol
Wanita yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki risiko infertilitas ovulasi yang hampir 50 persen lebih tinggi daripada wanita yang tidak minum alkohol. Ahli bedah akupunktur Randine Lewis menyatakan bahwa alkohol menghalangi kemampuan hati untuk memetabolisme hormon. Sebagian besar infertilitas ovulasi termasuk ketidakseimbangan hormon yang diperparah oleh penyumbatan hati.
Baca Juga: Benarkah Adopsi Bisa Jadi Pancingan Agar Cepat Hamil?
8. Kekurangan zat besi non-heme
Menurut penelitian oleh J.E. Chavarro, dkk., wanita yang mengkonsumsi besi non-heme dalam jumlah besar (jenis yang ditemukan pada kacang lentil, bayam, dan suplemen) memiliki risiko infertilitas ovulasi 40 persen lebih rendah daripada wanita yang mengonsumsi sedikit atau tanpa zat besi non-heme.
9. Kandungan gula tinggi
Makanan dengan kadar gula tinggi dianggap meningkatkan risiko infertilitas, seperti nasi putih, kentang goreng, kentang tumbuk, kue beras, donat, bagel, labu dan cornflake hanya sedikit makanan yang menyebabkan ketidaksuburan di kalangan wanita.
10. Daging mentah
Hindari daging dan telur mentah atau setengah matang dan untuk mencegah infertilitas, karena makanan ini bisa terinfeksi salmonella yang menyebabkan infertilitas pada wanita.
Baca Juga: 7 Mitos Seputar Infertilitas
(ROS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.