3 Risiko Minum Urin, Jangan Jadikan Pengobatan Alternatif!
Ada 3 risiko minum urin yang berbahaya. Hal ini perlu Moms ketahui karena air seni atau urin sudah lama digunakan sebagai ramuan tradisional yang diklaim bisa memberikan sejumlah manfaat kesehatan.
Dikutip dari jurnal Tang Humanitas Medicine, pada zaman Romawi Kuno, Yunani, dan Mesir rakyat percaya bahwa minum urin bisa mengatasi jerawat hingga kanker.
John W. Amstrong, seorang naturopath Inggris juga pernah menerbitkan buku tentang kelebihan minum urin pada 1945 silam. Ia mengklaim bahwa urin bisa menyembuhkan semua penyakit.
Menurutnya, minum urin bisa mengatasi masalah kulit wajah, kanker, jantung, infeksi, hidung tersumbat hingga ruam pada kulit.
Bahkan di Nigeria, beberapa komunitas menggunakan urin sebagai obat rumahan untuk mengatasi anak kejang. Padahal urin terdiri dari cairan dan produk limbah yang tidak dibutuhkan tubuh.
Sampai sekarang pun belum ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa minum urin memberikan manfaat kesehatan.
Sebaliknya, penelitian menunjukkan bahwa minum urin bisa menyebarkan bakteri, racun dan zat berbahaya lainnya ke dalam aliran darah. Bahkan bisa memberikan tekanan yang tidak semestinya.
Baca Juga: Mengenal Pediatrik Hidronefrosis: Pembengkakan Ginjal Akibat Penumpukan Urin Pada Bayi
Bagi beberapa orang, minum urin mungkin tidak membahayakan dirinya. Di sisi lain, orang-orang tertentu dengan penyakit kronis lebih rentan terhadap kontaminan dan masalah kesehatan akibat minum urin.
Risiko minum urin secara terus-menerus memang berbahaya bagi kesehatan, ini tiga di antaranya:
Risiko Minum Urin
1. Infeksi
Foto: pixabay.com
Urin adalah cairan tidak steril yang sudah disaring oleh ginjal. Karena itu, ada kemungkinan besar urin mengandung bakteri, termasuk pada orang sehat tanpa infeksi penyakit.
Sehingga, minum urin bisa membuat seseorang mudah terkena berbagai jenis penyakit.
Sebuah penelitian yang melibatkan 100 anak pun menemukan adanya berbagai bakteri dalam urin, termasuk strain resisten antibiotik dalam urin.
Baca Juga: Urin Bayi Kemerahan? Belum Tentu Darah, Moms
2. Dehidrasi
Foto: pixabay.com
Karena urin bersifat diuretik, maka risiko minum urin lainnya adalah meningkatkan dehidrasi. Garam dalam urin cenderung mengurangi jumlah air yang dapat digunakan dalam tubuh.
Pakar tidak merekomendasikan minum air seni ketika tidak ada air bersih, karena urin mengandung garam dan produk limbah berbahaya.
3. Ketidakseimbangan Elektrolit
Foto: pixabay.com
Karena urin mengandung garam dan elektrolit lain, meminumnya dapat mengubah kadar elektrolit dalam tubuh.
Seseorang yang sudah mengalami dehidrasi dapat menghadapi ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya jika minum urin, terutama dalam jumlah besar.
Dikutip dari the Pan American Medical Journal, beberapa risiko minum urin lainnya termasuk:
- Reaksi terhadap bahan kimia berbahaya dalam urin, seperti sejumlah kecil obat yang bisa menyebabkan seseorang alergi
- Keterlambatan perawatan medis, jika seseorang percaya bahwa urin dapat mengobati penyakitnya
- Iritasi dan rasa terbakar pada mulut atau tenggorokan
Kesimpulannya, minum urin tidak akan meningkatkan kesehatan seseorang. Dalam beberapa kasus, risiko minum urin justru membuat kondisi seseorang memburuk.
Ketika kesulitan air, lebih baik mencari sumber air di tempat lain yang lebih sehat, seperti air hujan jernih, kondensasi atau air dalam makanan. Terutama konsumsi makanan yang kaya air, seperti buah-buahan dan sayuran.
Sebab, risiko minum urin mungkin saja menyebabkan dehidrasi parah dan meningkatkan efek samping.
Baca Juga: Mengetahui Kondisi Kesehatan Lewat Warna Urin
(SA/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.