29 Juli 2024

Mengenal Croup, Gejala Batuk Keras Seperti Menggonggong

Bila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa menular
Mengenal Croup, Gejala Batuk Keras Seperti Menggonggong

Foto: Istockphoto.com

Salah satu bentuk infeksi saluran pernapasan bagian atas dengan gejala khas, yakni batuk keras seperti menggonggong adalah croup.

Pada penderita croup, terjadi pembengkakan pada laring (saluran pernapasan setelah tenggorokan, tempat pita suara berada), trakea (batang tenggorok), dan bronkus (cabang trakea yang menuju ke paru-paru).

Croup bisa menular, terutama pada beberapa hari pertama sejak seseorang terserang croup, atau hingga demam menghilang.

Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai penyakit croup ini!

Baca Juga: 15 Obat Batuk Gatal Tenggorokan untuk Anak dan Dewasa!

Apa Itu Croup?

Batuk
Foto: Batuk (Istockphoto.com)

Melansir StatPearls Journal, croup adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebabkan laring, trakea, dan bronkus membengkak.

Pembengkakan ini menyebabkan saluran napas menyempit sehingga penderita sulit bernapas dan mengeluarkan suara batuk yang keras, seperti gonggongan atau barking cough.

Suara penderita mungkin juga akan terdengar serak, terutama ketika mereka menangis.

Croup atau yang juga disebut laryngotracheobronchitis, adalah penyakit yang kerap menyerang anak-anak berusia antara enam bulan hingga lima tahun.

Namun, penyakit ini juga dapat dialami oleh anak-anak dari segala usia, termasuk bayi berumur tiga bulan dan anak-anak berusia lebih dari 15 tahun.

Croup juga merupakan penyakit yang dapat menular, terutama pada beberapa hari pertama atau selama penderita mengalami demam.

Pada kasus yang parah, infeksi saluran pernapasan ini menyebabkan kulit penderita menjadi pucat atau bibir yang menghitam atau tampak kebiruan akibat kurangnya oksigen dalam darah.

Baca Juga: 15 Manfaat Daun Patikan Kebo, Bisa Atasi Masalah Pernapasan

Penularan Croup pada Ibu Hamil

Ibu Hamil Batuk
Foto: Ibu Hamil Batuk (Istockphoto.com)

Croup adalah penyakit yang sangat umum pada anak-anak (usia rata-rata sekitar 2 tahun) dan dianggap sangat menular ke anak-anak lain.

Virus yang menyebabkan kelompok mudah menyebar melalui udara melalui:

  • Tetesan lendir selama bersin atau batuk
  • Melalui kontak langsung orang-ke-orang
  • Melalui kontak tidak langsung ketika barang-barang seperti mainan, peralatan, gelas, dan benda-benda lain telah terkontaminasi lendir. pada mereka dari anak yang terinfeksi.

Croup memang sangat menular.

Virus infeksi saluran pernapasan ini dapat ditransfer ke wanita hamil, tetapi virus yang menyebabkan croup seharusnya tidak mempengaruhi janin.

Namun, wanita hamil mungkin memiliki gejala yang lebih serius dengan croup daripada wanita yang tidak hamil.

Infeksi saluran pernapasan ini mungkin menular selama masa inkubasi dan sekitar tujuh hingga 10 hari setelah gejala timbul.

Masa inkubasi untuk penyakit infeksi saluran pernapasan ini relatif singkat.

Setelah terpapar virus, gejala-gejala infeksi saluran pernapasan ini biasanya berkembang dua hingga tiga hari yang mungkin meluas hingga tujuh hari setelah terpapar virus yang menyebabkan penyakit.

Baca Juga: Obstructive Sleep Apnea, Masalah Henti Pernapasan Saat Tidur

Gejala Croup

Flu
Foto: Flu (Istockphoto.com)

Croup dibagi ke dalam dua kategori, yakni croup yang ditularkan (infectious croup) dan croup yang terjadi secara mendadak (croup spasmodic).

1. Infectious Croup

Seseorang yang tertular croup sering mengalami gejala berupa pilek biasa seperti demam rendah di bawah 38,5 derajat Celcius dan batuk.

Demam umumnya akan berlangsung selama 1-3 hari.

Pada kasus croup yang lebih parah, gejalanya dapat berkembang menjadi berbagai kondisi berikut ini.

  • Bernapas lebih cepat dari biasanya
  • Lebih rewel atau gelisah
  • Batuk yang keras dan terdengar seperti gonggongan
  • Lubang hidung melebar
  • Cekungan yang hilang timbul di dada ketika bernapas
  • Terdengar bunyi ‘ngik’ saat anak bernapas (mengi)
  • Suara serak
  • Kulit yang tampak pucat atau muncul warna kulit kebiruan di sekitar mulut. Kondisi ini menandakan kekurangan oksigen dan menjadi gejala infeksi saluran pernapasan ini tingkat berat.

2. Croup Spasmodik

Seseorang yang mengalami croup spasmodik umumnya terlihat cukup sehat karena tidak mengalami demam.

Gejala baru terlihat ketika anak mengalami batuk.

Batuk disertai bunyi napas yang keras dan serak sering terjadi begitu saja di tengah malam.

Gejala-gejala tersebut seringkali akan hilang jika anak menghirup udara malam yang sejuk atau uap.

Gejala dari jenis infeksi saluran pernapasan ini biasanya akan membaik dalam beberapa jam.

Namun, kondisi ini dapat muncul kembali pada malam berikutnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Daun Dadap Serep, Bisa Meredakan Demam dan Batuk!


Penyebab Croup

Ilustrasi Virus
Foto: Ilustrasi Virus (Istockphoto.com)

Berdasarkan penyebabnya, croup dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Viral Croup

Viral croup merupakan jenis infeksi saluran pernapasan yang paling sering terjadi.

Umumnya, infeksi saluran pernapasan jenis ini disebabkan oleh virus parainfluenza.

Akan tetapi, ada beberapa macam virus yang juga dapat menyebabkan viral croup, yaitu adenovirus, respiratory syncytial virus (RSV), dan virus campak.

Viral croup bisa menular melalui percikan ludah ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Virus penyebab infeksi saluran pernapasan ini juga bisa menempel pada benda yang terkena percikan ludah orang yang terinfeksi.

Anak bisa terinfeksi croup jika menyentuh mulut, mata, atau hidung tanpa mencuci tangan setelah menyentuh barang yang telah terkontaminasi tersebut.

2. Spasmodic Croup

Melansir Elsevier Public Health Emergency Collection, spasmodic croup merupakan jenis yang disebabkan oleh alergi atau asam lambung yang naik ke kerongkongan dan saluran pernapasan.

Infeksi saluran pernapasan jenis ini terjadi secara mendadak dan umumnya timbul pada tengah malam.

Anak mungkin terbangun karena sesak napas, tapi tidak disertai demam.

Infeksi saluran pernapasan jenis ini juga memiliki risiko untuk kambuh.

Meski sangat jarang terjadi, infeksi saluran pernapasan ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau zat kimia yang mengiritasi saluran pernapasan.

Croup akibat infeksi bakteri ini dapat menimbulkan gejala yang lebih parah dibandingkan dengan croup akibat infeksi virus.

Baca Juga: Penyebab Anak Demam Hanya di Malam Hari dan Cara Atasinya

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasi Dokter
Foto: Konsultasi Dokter (Istockphoto.com)

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Moms atau keluarga mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika gejala semakin memburuk, disertai demam tinggi, atau tidak membaik dalam 2 hari.

Pemeriksaan dini diperlukan guna mencegah kondisi menjadi lebih buruk.

Pada sebagian kasus, infeksi saluran pernapasan ini bisa menyebabkan pembengkakan saluran napas yang berat, hingga menimbulkan sesak napas yang parah.

Kondisi ini bisa berbahaya bagi anak. Oleh karena itu, segera bawa anak ke IGD jika muncul gejala-gejala berikut:

  • Timbul suara bernada tinggi seperti siulan saat menarik atau mengembuskan napas
  • Kesulitan menelan
  • Air liur berlebihan
  • Lebih gelisah atau rewel
  • Terlihat lelah atau mengantuk
  • Kulit di sekitar mulut, hidung, dan kuku terlihat membiru

Baca Juga: 4 Jenis Alat Terapi Oksigen dan Manfaatnya untuk Pasien dengan Gangguan Pernapasan

Diagnosis Croup

Xray Dada
Foto: Xray Dada (Istockphoto.com)

Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan semua keluhan yang dialami oleh pasien.

Dokter kemudian melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis.

Jenis-jenis pemeriksaan fisik yang akan dilakukan meliputi:

  • Mengukur suhu tubuh.
  • Menghitung laju pernapasan penderita untuk mendeteksi apakah pasien bernapas lebih cepat dari normal atau tidak.
  • Menggunakan stetoskop untuk mendengar apakah bunyi napas penderita normal atau tidak.

Jika mencurigai adanya infeksi saluran pernapasan ini dan dokter harus memastikan diagnosis, dokter akan mengajukan pemeriksaan penunjang berupa rontgen atau X-ray.

X-ray pada penderita akan menunjukkan penyempitan pada laring, tepatnya di bawah pita suara.

Jenis foto ini disebut steeple sign.Untuk menentukan tingkat keparahan croup, dokter akan menghitung nilai Westley.

Nilai ini didapatkan berdasarkan keluhan maupun gejala yang dialami oleh penderita.


Komplikasi Croup

Sesak Napas
Foto: Sesak Napas (Istockphoto.com)

Meski jarang, infeksi saluran pernapasan ini dapat menimbulkan komplikasi berupa:

  • Sesak napas yang parah, ditandai dengan anak perlu melakukan upaya ekstra untuk menarik napas, seperti mengangkat dada, menaikkan dagu, dan dinding perut terlihat seperti tertarik ke dalam
  • Gagal napas
  • Pneumonia atau trakeitis bakteri
  • Infeksi telinga tengah
  • Limfadenitis

Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter Spesialis

Cara Mengatasi Croup

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Istockphoto.com)

Pengobatan infeksi saluran pernapasan ini dilakukan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, serta mencegah terjadinya penularan penyakit. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala.

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati croup:

1. Perawatan di Rumah

Croup yang hanya menimbulkan gejala ringan dapat diatasi dengan perawatan mandiri di rumah.

Perawatan mandiri yang dapat dilakukan meliputi:

  • Memastikan anak selalu merasa nyaman dan tenang, karena menangis dapat memperparah kondisi saluran pernapasan
  • Memosisikan anak dalam posisi duduk yang tegak di pangkuan atau di kursi balita, agar anak lebih mudah bernapas
  • Memenuhi asupan cairan dengan memberikan ASI, untuk anak yang masih menyusu, atau air putih, sup, dan buah-buahan, untuk anak yang lebih besar
  • Memastikan anak untuk lebih banyak beristirahat
  • Tidak memberikan obat batuk pilek yang dijual bebas, karena tidak akan membantu penyembuhan croup
  • Memberikan humidifier serta memastikan ruangan anak memiliki udara yang segar dan bersih
  • Membebaskan rumah dari asap rokok dan debu yang beterbangan
  • Beristirahat atau tidur di dekat anak agar kondisinya selalu terpantau dan bisa cepat mengambil tindakan bila gejalanya memburuk
  • Memberikan obat penurun demam, seperti paracetamol, jika anak mengalami demam

2. Perawatan Medis

Apabila gejala croup semakin parah atau tidak mereda dalam tiga hingga lima hari, maka Moms memerlukan penanganan lebih lanjut.

Perawatan medis yang dapat diberikan oleh dokter, di antaranya:

  • Kortikosteroid

Dokter akan meresepkan obat golongan kortikosteroid, seperti deksametason, untuk meredakan pembengkakan pada saluran pernapasan.

Obat ini tersedia dalam bentuk injeksi atau suntikan dan dalam bentuk oral, seperti tablet dan sirop.

  • Epinefrin

Epinefrin dapat membantu meredakan peradangan atau pembengkakan pada saluran pernapasan.

Obat ini dapat diberikan dalam bentuk terapi inhalasi (dihirup) menggunakan nebulizer untuk mengatasi gejala yang lebih parah, seperti sesak napas.

Dokter mungkin akan menyarankan rawat inap di rumah sakit jika pasien mengalami gejala yang parah sehingga memerlukan observasi atau pemantauan secara berkala.

Cara Mencegah Croup

Vaksin MMR
Foto: Vaksin MMR (Istockphoto.com)

Umumnya, croup disebabkan oleh virus penyebab influenza, sehingga langkah pencegahannya sama seperti mencegah influenza, yaitu:

  • Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir
  • Rajin mencuci tangan sebelum dan setelah menyentuh mulut, hidung, atau mata
  • Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit
  • Menutup mulut ketika bersin atau batuk

Selain itu, pemberian beberapa vaksin berikut juga dapat membantu melindungi anak dari beberapa infeksi yang dapat menyebabkan croup:

  • Vaksin MMR, yaitu vaksin untuk mencegah penyakit campak, rubella, dan gondongan
  • Vaksin DTaP/IPV/HIB, yaitu vaksin untuk mencegah difteri, tetanus, batuk rejan, polio, dan Haemophilus influenzae tipe B

Baca Juga: Infeksi Saluran Pernapasan Akut: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasi

Itu dia Moms penjelasan mengenai penyakit croup.

Jika Moms atau keluarga mengalami gejala di atas, segera periksa ke dokter ya!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431070/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7173542/
  • https://www.kidshealth.org/en/parents/croup.html
  • https://www.nhs.uk/conditions/croup/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/croup/symptoms-causes/syc-20350348
  • https://www.healthlinkbc.ca/health-topics/hw31906
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8277-croup/prevention

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.