4 Cara Menyembuhkan Trauma Anak Korban Penculikan
Mungkin Moms sudah melihat berita tentang percobaan penculikan yang terjadi di Jakarta baru-baru ini. Pelakunya menggunakan modus membawa lari balita yang sedang bermain sendiri, lalu dibawa kabur menggunakan sepeda motor.
Beruntung penculikan ini berhasil digagalkan oleh kepolisian, meskipun saat ini korban masih dalam proses penyembuhan trauma penculikan.
Ya, anak yang pernah menjadi korban penculikan dapat dipastikan akan mengalami trauma dan goncangan jiwa hebat, apalagi jika dibarengi dengan pelecehan seksual atau pemerkosaan.
Tidak jarang anak akan menutup diri dari dunia sosial, dan menolak untuk bertemu atau bahkan berbicara dengan orang asing. Pakar Pendidikan dan Parenting Dr Gail Gross mengatakan meskipun terbilang cukup sulit untuk menyembuhkan trauma korban penculikan, ada beberapa langkah yang bisa Moms lakukan untuk mengurangi efeknya.
Apa saja? Yuk kita simak penjelasannya Moms!
1. Yakinkan Si Kecil Kalau Keadaan Sudah Aman
foto: manhattanpsychologygroup.com
Hal paling mendasar saat mencoba menyembuhkan trauma korban penculikan adalah dengan meyakinkan anak bahwa dia sudah dalam keadaan aman.
Yakinkan kalau dia sudah dikelilingi oleh orang tua, saudara, dan semua orang yang menyayanginya dan akan selalu menjaganya.
Selain meyakinkan anak kalau keadaan sudah aman, kehadiran kedua orang tua di sisinya juga merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Setidaknya, anak akan melihat dan menyadari kalau dia memiliki orang tua yang bisa dijadikan tempat untuk berlindung.
Baca Juga: Rekaman CCTV Anak Diculik di Mal Tersebar, Ajari Si Kecil 7 Cara Menghindari Penculikan
2. Coba Ajak Si Kecil Bicara Tentang Perasaan Mereka
foto: wapave.org
Apa Moms pernah merasa lega setelah mengeluarkan semua unek-unek yang ada dikepala? Nah, hal tersebut ternyata sering kali dilakukan oleh para terapis untuk meringankan trauma penculikan yang pernah terjadi.
Banyak psikolog yang berpendapat bahwa semakin sering anak mengeluarkan emosi yang ada di dalam pikirannya, akan semakin cepat pula trauma dapat disembuhkan.
Tapi hal ini tidak selalu mudah, karena banyak korban penculikan yang menolak untuk berbicara dan malah menutup diri dari orang lain.
3. Berikan Perhatian & Kasih Sayang dengan Jelas
foto: arlenehowardpr.com
Sentuhan berupa pelukan, belaian, dan ciuman adalah bentuk kasih sayang yang bisa dirasakan langsung oleh anak korban trauma penculikan.
Selain kehadiran orang tua yang selalu ada di sampingnya, anak yang sedang mengalami trauma penculikan wajib diberikan perhatian dengan kasih sayang dan sentuhan hangat semacam ini.
Walaupun pada awalnya balita mungkin akan menutup diri, perhatian dan kasih sayang orang tua tetap tidak boleh putus dan harus selalu rutin dilakukan setiap hari. Lambat laun balita akan merasa kembali disayangi, dan semakin yakin bahwa dia kini sudah berada di lingkungan yang aman baginya.
Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua Ketika Anak Diculik?
4. Lakukan Banyak Aktivitas Bersama
foto: huffingtonpost.com
Melakukan aktivitas bersama seperti menggambar, menonton film atau bermain adalah salah satu tahap penting untuk menyembuhkan trauma korban penculikan.
Aktivitas bersama ini akan membangun kembali rasa percaya balita pada orang lain yang sempat hilang, termasuk pada orang tuanya sendiri.
Tapi perlu diingat, jangan memaksakan anak korban penculikan untuk bermain bersama di ruang publik jika dia tidak mau. Karena jika dipaksakan, ada kemungkinan trauma penculikan malah jadi semakin parah dan dia akan semakin menutup diri dari dunia luar.
Menyembuhkan trauma korban penculikan memang tidak akan mudah, karena butuh waktu dan proses yang konsisten dalam jangka waktu panjang agar anak bisa melupakan apa yang sudah terjadi.
Asal Moms tetap teguh dan konsisten dalam melakukan terapi, anak pasti dapat kembali bermain dengan cerita seperti sedia kala. Apa Moms punya tips agar anak bisa bermain dengan aman tanpa resiko terkena penculikan? Share yuk!
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.