4 Jenis Infeksi Vagina Selama Kehamilan, Simak di Sini!
Infeksi vagina selama kehamilan merupakan masalah yang kerap dialami ibu hamil. Sebab, selama kehamilan, banyak hal yang berubah pada tubuh seorang wanita.
University of Texas Health Medical School at Houston, mengatakan bahwa infeksi paling umum yang terjadi selama kehamilan, seperti kulit, saluran kemih, dan saluran pernapasan, tidak menyebabkan masalah serius.
Namun, infeksi vagina selama kehamilan dapat ditularkan ke janin sebelum atau selama kelahiran sehingga dapat menyakiti janin, juga menyebabkan keguguran atau kelahiran prematur.
Keputihan bisa menjadi hal yang menyebalkan dan tidak bisa dihindari, apalagi kalau cairannya bening atau putih dan bebas bau, kemungkinan besar disebabkan oleh hormon kehamilan, yang menandakan vagina itu sehat.
Tetapi kadang-kadang keputihan yang berlebihan menandakan infeksi, yang terjadi ketika keseimbangan alami bakteri yang hidup di vagina terganggu.
Empat infeksi vagina selama kehamilan, mulai dari yang umum hingga yang lebih jarang, bisa saja terjadi. Di antaranya ada bacterial vaginosis (BV), infeksi ragi, Grup B Strep (GBS), dan trikomoniasis.
Kabar baiknya adalah bahwa ketika infeksi vagina didiagnosis dengan segera, umumnya mudah untuk diobati oleh dokter. Bagian yang sulit adalah membedakan antara keputihan normal dan keputihan yang menandakan infeksi aktual.
Baca Juga: Infeksi Vagina Saat Hamil, Apakah Berdampak pada Janin?
1. Bacterial Vaginosis (BV)
Foto: myupchar.com
Menurut National Institutes of Health, satu dari lima calon ibu akan mengalami infeksi vagina selama kehamilan yang gatal dan menjengkelkan ini.
BV terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari bakteri yang secara alami hidup di vagina, yang, dalam kehamilan, dapat dipengaruhi oleh pergeseran hormon.
Jika tidak diobati, gejala BV akan menetap dan bayi mungkin dilahirkan lebih awal atau memiliki berat badan lahir rendah. BV dapat didiagnosis dengan kultur vagina sederhana, dokter memasukkan usap, mengumpulkan sampel cairan, dan melihatnya di bawah mikroskop.
Adapun gejalanya adalah kotoran keabu-abuan tipis, nyeri saat buang air kecil, dan gatal sekitar vagina. BV terkadang hilang dengan sendirinya. Kalau gejala ini sudah datang sejak trimester pertama, dokter akan menunggu hingga trimester kedua untuk bisa memberikan pengobatan yang tepat.
BV dapat dicegah dengan celana dalam yang selalu kering sehingga sirkulasi udara di vagina baik. Tidur tanpa pakaian dalam juga akan mengurangi kemungkinan BV terjadi.
2. Grup B Strep (GBS)
Foto: sci-news.com
Menurut Myra Wick, MD, seorang Ob-Gyn di Mayo Clinic di Rochester, MN, 20 hingga 25 persen dari semua wanita sehat memiliki bakteri GBS yang hidup dalam sistem mereka, biasanya di saluran usus, rektum, atau vagina.
Dokter akan secara otomatis menguji untuk GBS antara minggu 35 dan 37 kehamilan. Karena banyak orang sehat memiliki GBS yang hidup dalam tubuh mereka, tidak jelas mengapa beberapa orang mengembangkan infeksi vagina selama kehamilan yang lebih serius dari GBS sementara yang lain tidak.
GBS dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) pada beberapa orang, tetapi yang lain tidak memiliki gejala sama sekali. Gejala ISK termasuk rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, urin keruh, dan keinginan tiba-tiba untuk buang air kecil.
Baca Juga: Mengenal Gejala dan Penyebab Vulvovaginitis, Infeksi Vagina Pada Balita
3. Trikomoniasis
Foto: avert.com
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan 7,4 juta kasus baru setiap tahun. Trichomonas adalah salah satu infeksi vagina selama kehamilan yang paling umum dan paling dapat disembuhkan. Masalah ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis ditularkan secara seksual dan biasanya hidup di vagina.
Gejalanya meliputi keputihan selama kehamilan dengan warna kehijauan, berbusa, dan berbau busuk, gatal, terbakar, dan kemungkinan iritasi selama hubungan seksual.
Adapun pencegahan yang bisa dilakukan adalah memeriksakan dahulu sebelum melakukan pencegahan. Setia pada satu pasangan saja juga bisa membantu mengurangi risiko trichomonas, dan jangan lupa gunakan kondom.
4. Infeksi Ragi
Foto: depositphotos.com
Gatal dan terbakar yang disebabkan oleh infeksi ragi biasanya disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan dari Candida, jamur yang secara alami hidup di vagina.
Selama kehamilan, peningkatan kadar estrogen dan progesteron membantu menciptakan jenis lingkungan di mana ragi dapat berkembang.
Penyebab lain infeksi jamur termasuk minum antibiotik dan melakukan hubungan intim, yang keduanya dapat mengganggu pH alami di vagina.
Dokter dapat mendiagnosis infeksi ragi dengan kultur vagina sederhana, memasukkan kapas, mengumpulkan sampel cairan, dan melihatnya di bawah mikroskop.
Gejala infeksi vagina selama kehamilan ini yaitu nyeri dan gatal di vagina, bahkan kemerahan dan pembengkakan, keputihan dengan warna kuning kekuningan dan kemungkinan berbau seperti roti, tidak nyaman saat berhubungan seks, dan terbakar saat buang air kecil.
Untuk mencegahnya, gunakan celana dalam berbahan katun yang usahakan selalu dalam keadaan kering.
Baca Juga: Waspada! Ini 6 Penyakit Menular Seksual yang Harus Diketahui dan Dihindari!
Nah, Moms, itulah 4 jenis infeksi vagina selama kehamilan yang kerap terjadi. Jagalah selalu kebersihan dan kesehatan Moms agar tidak terkena keempat infeksi ini ya.
(TPW/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.