4 Tips Mengajari Anak Minta Maaf
Sorry Seems to be The Hardest Word, Hard to Say I'm Sorry... Kedua lagu tersebut menunjukkan bahwa minta maaf merupakan hal yang sulit dilakukan, terutama pada orang dewasa. Itu sebabnya, kemampuan untuk memaafkan harus diajarkan sedari dini pada anak agar ia tumbuh menjadi pribadi yang pemaaf.
Namanya saja anak-anak, ada saja hal kecil dan sepele yang membuat mereka menangis dan mengadu bahwa salah satu telah disakiti oleh yang lainnya. Langsung menyuruh mereka saling minta maaf? Hmm... sepertinya tidak secepat itu, ya. Apalagi pada sebagian besar anak yang egonya masih mendominasi, minta maaf masih sering dianggap sebagai sebuah kekalahan yang memalukan.
Lantas, bagaimana cara agar anak tak gengsi minta maaf dan tanpa disuruh? Coba empat tips ini:
Dengarkan keluhan anak
Jangan langsung memarahi apalagi menuduh anak adalah pihak yang bersalah ketika suatu hari Moms menemukan ia bertengkar atau melakukan kesalahan. Beri waktu pada anak untuk menerangkan apa yang sebenarnya terjadi, meski Moms sebenarnya sudah mengetahuinya. Dengarkan masalah dari sudut pandang anak, dan dengarkan keluhan anak karena dengan begitu ia akan merasa lega.
Setelah anak mengungkapkan keadaan sebenarnya, beritahu padanya tentang makna permintaan maaf. Tekankan bahwa meminta maaf tak selalu harus dilakukan oleh pihak yang bersalah.
Jangan memaksa anak meminta maaf
Anak-anak tidak menyukai paksaan, karena itu hindari menggunakan paksaan untuk meminta maaf, seperti, “Ayo, kamu harus minta maaf!” Permintaan maaf sebaiknya dilakukan dengan tulus, dan hal itulah yang harus Moms tanamkan pada diri anak. Anak harus menerima dengan sadar bahwa dirinya telah melakukan kesalahan. Jika Moms mengajari anak untuk minta maaf dengan paksaan, maka ucapan maaf yang keluar dari mulut anak hanyalah sebuah permintaan maaf yang terpaksa dan tidak tulus dari dalam hatinya.
Tumbuhkan sifat empati
Empati adalah sebuah kemampuan untuk dapat merasakan apa yang dialami orang lain. Misalnya, jika anak Moms memukul temannya, maka katakan pada anak, “Teman kamu pasti merasa kesakitan makanya ia menangis ketika dipukul kamu. Kamu mau, enggak, dipukul sama teman kamu kayak begitu?”
Dengan pertanyaan seperti itu, anak akan memikirkan bagaimana seandainya kalau dia yang dipukul. Setelah ia merasakan apa yang dirasakan oleh temannya, secara otomatis iapun akan berpikir untuk minta maaf.
Perkenalkan berbagai cara meminta maaf
Jika anak enggan minta maaf secara langsung, Moms bisa memperkenalkan padanya tentang cara meminta maaf yang lain. Jadi, anak bisa memilih cara mana yang menurutnya bisa dia lakukan. Misalnya, mengganti mainan teman yang dirusaknya, bersalaman, lewat SMS, atau minta maaf lewat telepon.
Apakah si kecil sudah berani minta maaf, Moms?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.