7 Adab Menasihati dalam Islam, Bukan untuk Menunjukkan Diri Lebih Benar atau Lebih Takwa, Lho!
Islam mengajarkan umatnya untuk selalu berperilaku sopan dan santun. Termasuk dalam cara menasehati orang. Tidak hanya memiliki adab menerima tamu, Islam juga memiliki adab menasihati dalam Islam yang perlu ditaati.
Seorang muslim memiliki sejumlah kewajiban saat menasehati saudaranya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.”
Lalu ada yang bertanya, “Apa itu ya Rasulullah?”
Maka beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya; apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya;
apabila dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasihat kepadanya; apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia dengan bacaan yarhamukallah;
apabila dia sakit maka jenguklah ia; dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya,” (HR. Muslim).
Baca Juga: Kunjungi 7 Negara Ramah Wisatawan Muslim Ini, Banyak Makanan Halal
Untuk itu mari tengok adab menasihati dalam Islam yang perlu diketahui!
Adab Menasihati dalam Islam agar Orang Tidak Sakit Hati
Ada banyak dalil dan hadits yang mengungkapkan bagaimana keutamaan memberi nasihat dan berbagi ilmu kepada orang lain.
Tak jarang, bukan mendapatkan manfaatnya, orang yang dinasihati justru merasa sakit hati. Lantas untuk mencegah hal ini, perlu tahu adab menasihati dalam Islam.
Ada etika dan aturan dalam memberi nasihat untuk istri, anak, saudara, ataupun orang lain.
Dengan begitu, nasihat yang disampaikan bisa sampai dan diterima dengan baik oleh orang lain.
Berikut ini adab menasihati dalam Islam yang perlu diikuti, antara lain:
1. Niat untuk Mengingatkan
“Sesungguhnya setiap menasihati itu tergantung niatnya dan sesungguhnya setiap orang hanya mendapatkan apa yang dia niatkan,” (HR.Bukhori Muslim).
Sangat berbeda jika seseorang memberikan nasihat dengan maksud untuk memperbaiki saudara-saudaramu sebagai cara berdakwah yang baik menurut Islam.
Ini lebih baik dibandingkan untuk "menunjukkan diri" lebih benar, lebih takwa, dan lebih berilmu.
Baca Juga: Mengetes Kesabaran Balita Lewat Candy Challenge Anak
Jangan pernah memberikan nasihat dalam kondisi merasa diri lebih baik dari saudara kita, karena itu termasuk kebanggaan dalam Islam.
Tentu saja, tidak ada manusia yang nyaman jika diberi nasihat dalam posisi yang salah.
Berilah nasihat dengan memosisikan diri secara setara bahwa kita masih perlu belajar. Dengan begitu, nasihat yang diberikan akan lebih efektif.
2. Niat Menasihati untuk Mendapatkan Rida Allah SWT
Seperti yang telah disebutkan, niat perlu diutamakan pada adab menasehati dalam Islam.
Dalam laman Muslimah, niat ini untuk mendapatkan rida Allah SWT. Rasulullaah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap amal itu bergantung kepada niatnya dan sesungguhnya setiap orang itu hanya akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.
Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya (dinilai) kepada Allah dan Rasul-Nya,
dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka (hakikat) hijrahnya itu hanyalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya,” (HR. Bukhari dan Muslim).
3. Memberikan Nasihat Secara Privat
Banyak orang yang salah dalam memberikan nasihat dan merasa paling pintar.
Nah menurut laman AZ Islam, adab menasehati menurut Imam Syafi'i yakni sebaiknya dilakukan dengan cara privat dan empat mata.
Bahkan jika perlu, rahasiakan waktu dan tempat ketika menasihati istri atau orang lain.
Imam Syafii dalam hadisnya berbunyi:
"Berilah aku nasihat ketika aku sendiri, dan jauhilah nasihat di tengah keramaian karena nasihat di tengah manusia adalah salah satu jenis caci maki yang tidak suka aku dengarkan."
Baca Juga: Ini Adab Bersin dan Menguap dalam Islam, Moms Wajib Tahu!
4. Menggunakan Bahasa Sopan dan Tidak Kasar
Adab menasehati lainnya yang juga perlu diperhatikan yakni dengan berbahasa sopan dan tidak kasar.
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka katakanlah yang baik atau berdiam diri,” (HR Bukhari dan Muslim).
Meneriaki, memaki, merendahkan, atau memaksa tidak termasuk adab menasehati dalam Islam, meskipun ditujukan untuk kebaikan.
Bahkan ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasihati Fir'aun yang sombong dan melakukan kerusakan besar, keduanya diminta untuk berbicara lembut kepada pemimpin sombong itu
“Sesungguhnya Allah menyukai kelembutan dalam segala hal,” (HR.Bukhori Muslim).
5. Menasihati Sesuai Ilmu dan Kehendak Dimiliki
Adab menasihati dalam Islam yang tak kalah penting adalah poin satu ini.
Ada beberapa orang yang menasihati tanpa pengetahuan yang cukup. Mereka hanya menasihati berdasar prasangka atau dugaan tanpa tahu faktanya.
Sebisa mungkin, pastikan kita memberikan nasihat sesuai dengan ilmu yang mumpuni dan telah kita pelajari serta dapat dipertanggungjawabkan.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kami ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya,” (QS. Al Isra' 36).
Baca Juga: 3 Hal Yang Harus Diucapkan Pada Suami Setiap Hari Agar Tetap Mesra
6. Bersabar dalam Menasehati
Tidak ada alasan untuk berhenti memberi nasihat walaupun nasihat yang disampaikan tidak pernah dihiraukan atau dilaksanakan.
Nah, bersabar adalah bagian dari adab menasehati dalam Islam.
“Dan berperingatanlah karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman,” (QS. Adz Dzaariyaat 55).
Jadi, jangan pernah bosan memberi nasihat dan peringatan, karena batu yang keras sekalipun bisa berlubang jika terus menerus meneteskan air, apalagi hati manusia ya Moms.
7. Menerima dengan Keikhlasan Jika Diberikan Nasihat
Sebagai seorang muslim, wajib untuk menerima nasihat dengan lapang dada.
Menerima nasihat dari orang lain merupakan tanda dari keikhlasan, keimanan, dan kebersihan hati. Adz-Dzahabi rahimahullah berkata,
“Tanda orang ikhlas itu adalah apabila diingatkan kesalahannya ia tidak merasa panas hatinya, tidak juga ngeyel.
Justru ia mengakui kesalahannya dan mendoakannya, “Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan kesalahanku.” (Siyar Adz-Dzahabi)
Baca Juga: Bacaan Doa Menerima Zakat, Sebagai Adab Menerima Zakat dari Muzakki
Moms, itulah sejumlah adab menasehati istri, saudara dalam Islam yang perlu diikuti. Semoga kita semua memahaminya, ya!
- https://muslimah.or.id/7352-menasehati-tanpa-melukai.html
- https://umma.id/post/hukum-muslim-tidak-mau-dinasihati-tentang-islam-374735?lang=id
https://azislam.com/etiquettes-of-conveying-advice-in-islam
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.