5 Kriteria Air Minum yang Sehat serta Layak Konsumsi, Pastikan Tidak Berbau, Berwarna dan Berasa
Minum air yang cukup adalah salah satu hal penting yang perlu dilakukan setiap hari. Namun, sudahkah Moms tahu seperti apa kriteria air minum yang sehat?
Untuk bisa dianggap layak konsumsi dan sehat, air minum perlu memenuhi beberapa kriteria.
Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mengandung zat berbahaya adalah beberapa di antaranya.
Dengan mengetahui kriteria air minum yang sehat, Moms bisa membantu diri sendiri dan keluarga untuk terhindar dari masalah kesehatan.
Seperti apa kriteria yang perlu diketahui? Yuk, simak pembahasannya, Moms!
Baca juga: Apakah Air Putih Bisa Kedaluwarsa?
Kriteria Air Minum yang Sehat dan Layak Konsumsi
Karena sebagian besar tubuh manusia terdiri atas air, Moms perlu minum air yang cukup setiap harinya.
Hal ini bisa membantu mencegah dehidrasi, melancarkan pencernaan, dan melindungi berbagai jaringan tubuh.
Namun, tidak sembarang air baik untuk dikonsumsi.
Air yang tidak berkualitas justru bisa menyebabkan masalah baru, seperti diare, kolera, tipes, hingga risiko mengalami kanker.
Di setiap sengara, kriteria air minum yang sehat dan layak dikonsumsi mungkin saja berbeda-beda.
Namun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI, beberapa kriteria air yang layak dikonsumsi adalah:
1. Tidak Berbau, Berwarna, dan Berasa
Foto: air putih (Orami Photo Stock)
Air minum yang sehat dan aman dikonsumsi adalah yang tidak berbau, berwarna, atau berasa. Kriteria ini bisa dinilai dengan mudah oleh indra perasa dan penciuman.
Jadi, sebaiknya hindari konsumsi air minum yang tampak keruh atau tidak jernih, memiliki bau, serta rasa yang aneh.
Sebab, ini menandakan bahwa air tersebut sudah terkontaminasi oleh sesuatu.
Bisa jadi oleh kuman atau bahan berbahaya yang bisa memicu penyakit.
2. Memiliki pH 6.5–8.5
Foto: uji kimia (dlyn.co)
Kadar pH dalam air minum sebenarnya tidak berdampak langsung terhadap kesehatan.
Namun, ini adalah salah satu kriteria penting dalam menentukan kualitas suatu air.
Kadar pH yang terlalu rendah membuat air lebih rentan terkontaminasi oleh polutan yang berbahaya.
Air seperti ini juga dapat menyebabkan karat atau korosi pada saluran air minum.
Hal ini nantinya akan membuat air jadi terkontaminasi oleh karat dan jadi tidak layak konsumsi.
Sementara itu, air dengan pH yang terlalu tinggi disebut juga dengan istilah air alkali atau air basa.
Mengonsumsi air dengan pH yang terlalu tinggi dapat membuat seseorang rentan mengalami alkalosis, yang ditandai dengan gejala muntah, dan diare.
Baca Juga: 5 Dampak Buruk Dehidrasi Bagi Tubuh
3. Tidak Berada di Suhu Tinggi
Foto: suhu air (Orami Photo Stock)
Suhu air juga bisa jadi salah satu kriteria dalam menentukan apakah air tersebut sehat atau tidak.
Sumber air minum yang terpapar suhu tinggi dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme berbahaya. Ini dapat membuat air minum jadi terkontaminasi.
Beberapa jenis bakteri Coliform dapat tumbuh dan berkembang pada air yang bersuhu 37 derajat Celsius.
Contoh lainnya adalah bakteri E. coli, yang jumlahnya dapat meningkat pada air bersuhu 44.2 derajat Celsius.
Baca juga: 10 Daftar Minuman Penurun Demam yang Alami
4. Tidak Terkontaminasi Mikroorganisme atau Kuman
Foto: ilustrasi bakteri (Orami Photo Stock)
Ada banyak jenis mikroorganisme berbahaya yang bisa mengontaminasi air.
Bila air tersebut diminum, risiko beberapa jenis penyakit serius bisa meningkat.
Jadi, salah satu kriteria air minum yang sehat dan layak konsumsi adalah yang tidak mengandung mikroorganisme atau kuman berbahaya.
Beberapa contoh mikroorganisme yang dapat mencemari air adalah bakteri E. coli dan Salmonella. Kedua bakteri tersebut dapat menyebabkan diare.
Sayangnya, keberadaan mikroorganisme dalam air minum sulit dilihat secara langsung.
Namun, Moms bisa mengupayakan untuk menghindari konsumsi air seperti ini.
Misalnya dengan menjauhkan sumber air minum dari toilet dan tempat pembuangan sampah, serta hindari dari paparan sinar matahari.
Bila Moms mengonsumsi air minum dalam kemasan, pastikan merek tersebut sudah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Selain itu, pastikan juga kemasan masih tersegel dan tidak rusah, serta tidak disimpan di tempat yang terkena sinar matahari langsung.
Baca Juga: Bolehkah Bayi Minum Air Putih? Simak Penjelasannya!
5. Bebas Bahan Kimia dan Logam Berat
Foto: tes medis (Orami Photo Stock)
Tak hanya mikroorganisme dan kuman, air minum yang sehat juga harus bebas dari bahan kimia dan logam berat berbahaya.
Misalnya arsenik, amonia, benzena, timbal, dan merkuri.
Air minum yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya dan logam berat dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, termasuk kerusakan ginjal, kanker, gangguan sistem reproduksi, dan gangguan perkembangan mental.
Sebuah studi pada 2018 di Taiwan yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health mencoba mencari tahu hubungan antara air yang tercemar dengan kasus gagal ginjal kronis.
Hasilnya, diketahui bahwa kontaminasi arsenik dalam air tanah mungkin terkait dengan prevalensi gagal ginjal kronis yang sangat tinggi.
Penelitian lain pada 2018 di Journal of Cellular Biochemistry juga menemukan hal serupa.
Para peneliti menemukan bahwa kondumsi air minum yang terkontaminasi logam berat dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan.
Termasuk penyakit kardiovaskular, kerusakan saraf, cedera ginjal, serta risiko kanker dan diabetes.
Keberadaan bahan kimia dan logam berat berbahaya dalam air minum bisa diketahui dari rasa dan baunya.
Air minum yang terkontaminasi biasanya memiliki rasa, seperti logam dan bau yang menyengat.
Baca juga: 9 Manfaat Jus Wortel untuk Kesehatan dan Resepnya, Lezat dan Bergizi!
Itulah beberapa kriteria air minum yang sehat dan layak dikonsumsi. Pastikan air minum yang Moms dan anggota keluarga konsumsi memenuhi kriteria tersebut, ya.
Bila bepergian ke tempat baru yang belum diketahui kualitas airnya, hindari konsumsi air sembarangan. Sebaiknya, hanya konsumsi air minum dalam kemasan saja.
Namun, jika yakin air tersebut tidak tercemar bahan kimia atau logam berat, Moms bisa mengonsumsinya. Tentu dengan memasaknya hingga mendidih terlebih dahulu.
- https://www.who.int/publications/i/item/9789241549950
- http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/23/apa-saja-syarat-syarat-air-minum
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6313415/
- https://doi.org/10.1002/jcb.26234
- https://www.epa.gov/ground-water-and-drinking-water
- https://www.healthline.com/health/ph-of-drinking-water
- https://www.webmd.com/women/safe-drinking-water
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.