Kenali Risiko Konsumsi Kafein Sebelum Berolahraga
Mengonsumsi kafein mungkin menjadi satu hal yang biasa seseorang lakukan. Biasanya, kafein yang banyak ditemukan di kopi, dikonsumsi saat seseorang sedang mengantuk atau ingin terjaga.
Namun, tidak jarang ada orang yang mengonsumsi kafein sebelum berolahraga. Hal itu pun bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan karena terindikasi lebih banyak bahayanya ketimbang manfaatnya.
Baca Juga: 5 Cara Ampuh Agar Suami Mau Berhenti Merokok
Apa yang Terjadi pada Tubuh?
Foto: thetrilogyfoundation.com
Sebuah riset terbaru yang diterbitkan dalam Medicine & Science in Sports & Exercise menjawab hal tersebut. Pada riset tersebut dijelaskan bahwa mengonsumsi kafein sebelum berolahraga dapat meningkatkan kecenderungan pembentukan gumpalan darah.
Efek tersebut yang kemudian dapat mengancam keselamatan nyawa seseorang. Darah yang menggumpal di dalam tubuh diketahui dapat menyumbat aliran darah dari dan menuju otak.
Adapun penelitian itu dilakukan pada 48 pria yang rata-rata berusia 23 tahun dengan indeks massa tubuh normal. Dalam riset tersebut, para subjek penelitian diberikan kesempatan untuk menyelesaikan 2 sesi latihan olahraga sepeda.
Latihan tersebut dilakukan dalam minggu terpisah dengan porsi peningkatan kecepatan hingga intensitas tinggi. Sementara itu, sebelum sesi latihan dimulai tiap subjek penelitian diberikan placebo atau minuman berkafein.
Tekanan darah subjek penelitian pun kemudian diperiksa baik sebelum maupun sesudah sesi latihan dilakukan. Bukan hanya itu, tanda-tanda vital subjek penelitian juga ikut diteliti dalam riset tersebut.
Hasil riset tersebut kemudian menemukan bahwa mengonsumsi kafein secara signifikan memberikan peningkatan terhadap faktor koagulasi selama berolahraga.
Dengan kata lain, seseorang akan memiliki risiko tinggi mengalami pembekuan darah lantaran mengonsumsi kafein sesaat sebelum berolahraga.
Hasil penelitian itu yang kemudian patut dijadikan bahan pertimbangan bagi siapa pun yang biasa mengonsumsi kafein saat hendak berolahraga.
Pembekuan darah sendiri merupakan awalan dari munculnya beberapa penyakit kronis seperti stroke, trombosis vena dalam, serangan jantung, dan emboli paru.
Baca Juga: 7 Bahaya Asap Rokok Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Siapa yang Perlu Memperhatikan Masalah Ini?
Foto: futurity.com
Namun demikian, Moms tidak perlu sepenuhnya khawatir. Pemimpin riset tersebut Pual Nagelkirk menyatakan bahwa efek kafein yang menyebabkan pembekuan atau koagulasi tersebut tidak terjadi kepada setiap orang.
Faktor koagulasi atau pembekuan darah tersebut hanya mempengaruhi orang-orang yang memiliki risiko cardiovascular seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan gemar merokok.
Menurut Peter, orang-orang dengan kecenderungan seperti itu akan memiliki risiko lebih besar mengalami pembekuan darah atau koagulasi efek dari mengonsumsi kafein sebelum berolahraga.
Peter meyakini bahwa bagi kebanyakan orang, mengonsumsi kafein tidak aka mendatangkan risiko kesehatan dan begitu juga ketika dikonsumsi sebelum berolahraga.
Bagi Peter, orang dewasa dengan kondisi tubuh yang sehat bisa menikmati manfaat kafein, baik selama menjalani rutinitas maupun sebelum berolahraga tanpa takut adanya risiko pembekuan darah.
Meski begitu, satu hal yang cukup dikhawatirkan Peter adalah minimnya pengetahuan orang-orang terhada kondisi kesehatannya sendiri secara akurat.
Peter mencontohkan, meski seseorang mengetahui dirinya merokok atau tidak, obesitas atau tidak, tetap saja ada faktor lain yang sulit untuk diungkap. Menurutnya, ada orang yang dari luar terlihat sehat-sehat saja, tetapi kondisi patologis mendasar pada diri mereka menjadikan mereka rawan terhadap risiko pembekuan darah tersebut.
Oleh karenanya, penting bagi seseorang untuk memahami kondisi kesehatannya sendiri. Selain itu, penting juga untuk mengetahui batasan aman dalam mengonsumsi kafein, yakni kurang dari 400 miligram per hari.
Jumlah tersebut, kata Peter, ada di sebagian besar produk komersial sehingga aman dikonsumsi oleh kebanyakan orang.
(TPW/IRN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.