16 September 2021

Akromegali: Gejala, Penyebab dan Cara Menanganinya

Segera lakukan pemeriksaan bila mengalami gejalanya!

Akromegali adalah kondisi hormonal langka yang dihasilkan dari kelebihan jumlah hormon pertumbuhan dalam tubuh.

Alhasil, hal tersebut menyebabkan pertumbuhan berlebih pada tulang dan jaringan lunak tubuh.

Akromegali sebagian besar memengaruhi lengan, kaki, dan wajah. Penderitanya mungkin juga memiliki struktur tulang yang berlebihan.

Melansir Medicine Net, akromegali biasanya didiagnosis pada orang berusia 30-50 tahun, tetapi dapat terjadi pada semua usia.

Ketika berkembang sebelum pubertas, kondisi ini disebut juga dengan ‘gigantisme’.

Lalu, apa saja tanda atau gejalanya? Berikut ini adalah informasi lengkap seputar kondisi akromegali.

Baca Juga: Jari Tangan Bengkak Tiba-Tiba? Ketahui Kemungkinan Penyebabnya Berikut Ini!

Gejala Akromegali

akromegali.jpg
Foto: akromegali.jpg

Foto: clubofthaihealth.com

Akromegali dapat menyebabkan berbagai gejala, yang cenderung berkembang sangat lambat dari waktu ke waktu.

Melansir International Journal of General Medicine, gejala awalnya meliputi:

  • Tangan dan kaki bengkak
  • Kelelahan dan kesulitan tidur, hingga terkadang mengalami sleep apnea
  • Perubahan bertahap pada fitur wajah, seperti alis, rahang bawah dan hidung semakin besar, atau jarak gigi menjadi lebih lebar
  • Mati rasa dan kelemahan di tangan yang disebabkan oleh saraf terkompresi (sindrom terowongan karpal)
  • Anak-anak dan remaja akan memiliki tinggi yang tidak normal.

Seiring berjalannya waktu, gejala umum meliputi:

  • Tangan dan kaki yang sangat besar
  • Fitur wajah yang besar dan menonjol (seperti hidung dan bibir) dan lidah yang membesar
  • Perubahan kulit, seperti kulit tebal, kasar, berminyak, tag kulit, atau terlalu banyak berkeringat
  • Pendalaman suara akibat pembesaran sinus dan pita suara
  • Nyeri sendi
  • Kelelahan dan mudah letih
  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur atau berkurang
  • Kehilangan gairah seks
  • Periode abnormal (pada wanita) dan masalah ereksi (pada pria)

Gejala biasanya menjadi lebih seiring terlihat seiring bertambahnya usia. Maka, segera temui dokter umum jika Moms merasakan gejala di atas.

Akromegali biasanya dapat diobati, tetapi diagnosis dan pengobatan dini penting untuk mencegah gejala semakin parah dan mengurangi kemungkinan adanya komplikasi.

Baca Juga: Punya Telapak Tangan Berkeringat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Penyebab Akromegali

akromegali.jpg
Foto: akromegali.jpg

Foto: osmosis.com

Hormon pertumbuhan adalah bagian dari kelompok hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Orang dengan akromegali, biasanya karena memiliki terlalu banyak hormon pertumbuhan.

Alhasil, kondisi tersebut mempercepat pertumbuhan tulang dan pembesaran organ.

Karena stimulasi pertumbuhan ini, tulang dan organ penderita akromegali jauh lebih besar daripada tulang dan organ orang lain.

Hormon pertumbuhan diproduksi oleh kelenjar hipofisis otak.

Menurut National Institutes of Health (NIH), lebih dari 95% orang dengan akromegali memiliki tumor jinak yang memengaruhi hipofisis mereka, yang disebut dengan Adenoma.

Pada kebanyakan orang, tumor ini tidak menyebabkan kelebihan hormon pertumbuhan, tetapi jika terjadi dapat menyebabkan akromegali.

Penyebab lain yang dapat menyebabkan akromegali adalah tumor di paru, pankreas, ataupun tumor otak lainnya.

Sedangkan melansir dari National Health Service, ada kemungkinan akromegali diwariskan oleh keturunan dalam keluarga.

Baca Juga: Dikira Periang Karena Selalu Tertawa, Ternyata Bayi Ini Menderita Tumor Langka

Bagaimana Cara Mendiagnosa Akromegali?

akromegali.jpg
Foto: akromegali.jpg

Foto: callmatters.com

Banyak orang dengan akromegali tidak tahu bahwa mereka memiliki kondisi tersebut karena gejalanya yang timbul sangat lambat.

Namun, jika dokter mencurigai Moms menderita akromegali, mereka dapat melakukan uji lebih lanjut untuk mendiagnosa kondisi tersebut.

Akromegali paling sering didiagnosis pada orang dewasa paruh baya, tetapi gejalanya dapat muncul pada usia berapa pun.

Melansir Cleveland Clinic, beberapa tes untuk mendiagnosa akromegali adalah:

1. Tes Darah

Tes darah dapat menentukan apakah Moms memiliki terlalu banyak hormon pertumbuhan.

Walaupun demikian, tes ini tidak selalu akurat karena kadar hormon pertumbuhan berfluktuasi sepanjang hari. Sebagai gantinya, dokter mungkin melakukan tes toleransi glukosa.

Tes ini mengharuskan Moms untuk minum 75-100 gram glukosa dan kemudian kadar hormon pertumbuhan mulai diuji.

Jika tubuh mengeluarkan kadar hormon pertumbuhan normal, kelebihan glukosa akan menyebabkan tubuh menekan kadar hormon pertumbuhan tersebut.

Hasilnya, orang yang memiliki akromegali akan tetap menunjukkan kadar hormon pertumbuhan yang tinggi.

Baca Juga: 6 Manfaat Tes Darah pada Ibu Hamil, Simak di Sini, Yuk

2. Faktor Pertumbuhan Seperti Insulin 1 (IGF-1)

Dokter juga dapat menguji protein yang disebut faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1).

Kadar IGF-1 dapat menunjukkan jika ada pertumbuhan abnormal dalam tubuh. Pengujian IGF-1 juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan perawatan hormon lainnya.

2. Studi Pencitraan

Sinar-X dan pemindaian MRI mungkin direkomendasikan untuk memeriksa pertumbuhan tulang berlebih jika dokter mencurigai Moms menderita akromegali.

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik, dan mereka mungkin memesan sonogram untuk memeriksa ukuran organ dalam.

Setelah Moms didiagnosis dengan akromegali, dokter ]dapat menggunakan MRI dan CT scan untuk membantu menemukan tumor dan menentukan ukurannya.

Jika mereka tidak menemukan tumor pada kelenjar pituitari, dokter akan mencari tumor di dada, perut, atau panggul yang mungkin menyebabkan produksi hormon pertumbuhan berlebih.

NIH memperkirakan bahwa 3-4 dari setiap 1 juta orang mengalami kondisi akromegali setiap tahun.

Selain itu, 60 dari setiap 1 juta orang memiliki kondisi tersebut pada waktu tertentu.

Baca Juga: Ini Perbedaan Saturasi Oksigen Normal pada Anak, Dewasa, dan Lansia, Catat!

Penanganan Akromegali

akromegali
Foto: akromegali

Foto: unsplash.com

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk akromegali. Dokter akan mempertimbangkan gejala dan keadaan pasien sebelum memutuskan perawatan mana yang tepat.

Perawatan yang paling umum untuk akromegali adalah pembedahan, pengobatan dan terapi radiasi.

Melansir An International Journal of Medicine, penanganan akromegal yang mungkin direkomendasikan dokter antara lain:

1. Pembedahan

Dalam banyak kasus, pembedahan sangat meningkatkan gejala akromegali atau memperbaiki kondisi sepenuhnya.

Operasi spesifik akan tergantung pada ukuran dan lokasi tumor.

Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat semua tumor yang menyebabkan produksi hormon pertumbuhan berlebih.

Jika dokter cukup mengangkat tumor, Moms mungkin tidak memerlukan perawatan lebih lanjut.

Namun apabila dokter hanya dapat mengangkat sebagian tumor, maka Moms mungkin memerlukan pengobatan atau terapi radiasi.

Hal ini diperuntukkan mengelola gejala dan mengurangi produksi hormon pertumbuhan.

2. Konsumsi Obat-Obatan

Obat injeksi seperti analog somatostatin dapat membantu mengatur kadar hormon pertumbuhan.

Obat tersebut bekerja dengan cara yang berbeda untuk menormalkan kadar hormon pertumbuhan tubuh dan memperbaiki gejala akromegali.

Dalam beberapa kasus, seseorang mungkin minum obat sampai tumor menyusut, agar memungkinkan dokter untuk mengangkatnya dengan aman melalui operasi.

Namun, beberapa orang mungkin perlu minum obat jangka panjang untuk mengelola kadar dan gejala hormon pertumbuhan secara efektif.

3. Terapi Radiasi

Terapi radiasi dapat membantu menurunkan kadar hormon pertumbuhan ketika obat-obatan tidak efektif.

Terapi radiasi menggunakan peralatan khusus untuk menargetkan tumor dengan sinar radiasi.

Terapi ini bekerja secara perlahan. Ini mungkin memerlukan beberapa kursus perawatan, dengan jeda di antaranya, dan mungkin memakan waktu beberapa tahun untuk efek penuh.

Baca Juga: Berapa Lama Obat Sirup Layak Dikonsumsi Setelah Dibuka?

Kondisi akromegali memang sulit dideteksi, oleh karenanya penting untuk Moms rutin atau segera melakukan pengecekan medis apabila merasa ada perubahan pada tubuh.

  • https://www.nhs.uk/conditions/acromegaly/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acromegaly/symptoms-causes/syc-20351222
  • https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/acromegaly
  • https://www.healthline.com/health/acromegaly#diagnosis
  • https://www.niddk.nih.gov/health-information/health-topics/endocrine/acromegaly/Pages/fact-sheet.aspx
  • https://medlineplus.gov/ency/article/000321.htm
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17743-acromegaly
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6112775/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.