Kenali Efek Samping Obat Darah Tinggi Ini, Waspada!
Bagi Moms yang memiliki hipetensi, selain mengenal jenis tetapi harus juga tahu efek samping obat darah tinggi.
Reaksi efek samping obat darah tinggi tidak sama. Ada yang mengalami efek samping ringan, namun ada yang berat
Hipertensi alias tekanan darah tinggi bukanlah kondisi yang bisa disepelekan. Pasalnya, tekanan darah tinggi yang tidak dikendalikan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Karena itu, Moms mungkin memerlukan obat darah tinggi guna mengendalikan angka tekanan darah. Akan tetapi, banyak orang yang enggan mengonsumsi obat darah tinggi karena khawatir terhadap efek sampingnya.
Nah, sebetulnya obat darah tinggi itu aman atau tidak? Apa saja efek samping obat darah tinggi yang mungkin muncul dan seberapa bahaya?
Daripada menebak-nebak, simak ulasannya di bawah ini ya, Moms.
Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Darah Tinggi Saat Hamil
Efek Samping Obat Darah Tinggi
Efek samping obat darah tinggi yang mungkin muncul berbeda-beda pada setiap orang.
Ini tergantung dari jenis obat darah tinggi apa yang dikonsumsi serta kondisi tubuh masing-masing orang.
Yuk, perhatikan dan kenali efek samping obat darah tinggi berdasarkan jenisnya menurut American Health Association dan WebMD di bawah ini!
1. Diuretik
Melansir Nutrients, obat darah tinggi diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan kelebihan sodium (garam) dan air dari pembuluh darah.
Obat ini sering digunakan dalam kombinasi dengan terapi resep tambahan.
Jenis obat diuretik dapat menurunkan suplai mineral potasium dalam tubuh.
Beberapa jenis obatnya yaitu chlorthalidone, hydrochlorothiazide, amiloride hydrochloride, dan bumetanide.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Sering buang air kecil
- Lemas, lesu, dan kram kaki
- Nyeri kaki yang sangat intens, yang bisa menjadi gejala asam urat (tapi gejala ini sangat jarang terjadi)
- Masalah ereksi pada pria
2. Penghambat Beta (Beta-Blocker)
Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghalangi efek dari hormon epinefrin (hormon adrenalin).
Hal ini membuat jantung bekerja lebih lambat serta detak jantung dan kekuatan pompa jantung menjadi menurun.
Dengan demikian, volume darah yang mengalir di pembuluh darah menurun dan tekanan darah pun ikut turun.
Obat darah tinggi ini mencakup acebutolol, bisoprolol, dan carteolol hydrochloride.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Gejala asma seperti sesak napas atau napas berbunyi lirih seperti ngik-ngik (mengi)
- Tangan dan kaki dingin
- Depresi
- Masalah tidur atau insomnia
- Masalah ereksi pada pria
3. ACE Inhibitor
Melansir Circulation Research, obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah.
Obat darah tinggi ACE inhibitor yang paling umum adalah enalapril, lisinopril, perindopril, atau ramipril.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Batuk kering yang tidak sembuh-sembuh
- Muncul ruam di kulit
- Kehilangan kepekaan mengecap makanan dan minuman (jadi terasa hambar)
Baca Juga: Amankah Melahirkan Normal Meski Darah Tinggi?
4. Penghambat Reseptor Angiotensin II
Mirip dengan ACE inhibitor, obat darah tinggi yang satu ini juga berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah.
Contohnya seperti candesartan, irbesartan, losartan, valsartan, dan olmesartan.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Pusing (kepala kliyengan)
- Membahayakan janin, maka tidak boleh digunakan selama kehamilan
5. Penghambat Saluran Kalsium
Obat ini bekerja dengan mencegah masuknya terlalu banyak kalsium dalam pembuluh darah.
Jenis obat ini antara lain amlodipine, felodipine, nifedipine, diltiazem, dan verapamil.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Sembelit
- Pusing dan sakit kepala
- Detak jantung berdebar kencang (palpitasi) atau tak beraturan
- Pergelangan kaki membengkak
6. Penghambat Alfa (Alpha-Blocker)
Antihipertensi ini bekerja dengan mengurangi impuls pada pembuluh darah.
Obat darah tinggi penghambat alfa meliputi doxazosin, prazosin hydrochloride, dan terazosin hydrochloride.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Pusing
- Kliyengan ketika tiba-tiba bangun dari duduk atau tidur
- Detak jantung berdebar kencang (palpitasi)
Baca Juga: Mengenal Penyakit Darah Tinggi, Si 'Silent Killer' Tanpa Gejala
7. Alpha-Beta Blocker
Alpha-beta blocker memiliki cara kerja yang sama dengan obat beta blocker.
Obat ini biasanya diresepkan untuk pasien hipertensi yang berisiko tinggi terkena gagal jantung.
Contoh obat alpha-beta blocker: carvedilol dan labetalol.
Efek dari pengobatan ini adalah menurunnya laju detak jantung, tensi darah, dan juga ketegangan jantung. Tak hanya itu, obat ini juga membantu mencegah stroke dan gangguan ginjal.
Namun, efek samping obat darah tinggi ini, yaitu:
- Sakit kepala dan pusing
- Rasa mengantuk
- Jantung berdebar
- Badan terasa lemas
8. Central Agonist
Obat ini berfungsi untuk membantu saraf melemaskan pembuluh darah agar lebih lancar.
Beberapa obat central agonist yang mungkin diresepkan dokter seperti guanfacine hydrochloride, alpha methyldopa, dan clonidine hydrochloride.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Anemia
- Sembelit
- Pusing
- Mulut kering
- Demam
- Masalah ereksi pada pria
9. Vasodilator
Seperti namanya, obat vasodilator bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah yang sempit.
Contoh obat darah tinggi ini yaitu minoxidil dan hydralazine.
Efek samping yang mungkin muncul adalah:
- Pertumbuhan rambut yang berlebihan
- Retensi cairan
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Pembengkakan di area mata
10. Peripheral Adrenergic Inhibitor
Obat untuk darah tinggi ini bekerja dengan memblokir neurotransmiter di otak, sehingga otot polos tidak mengerut.
Obat ini umumnya baru diberikan saat obat penurun darah tinggi lainnya tidak mempan.
Contoh obat jenis ini adalah Guanadrel (Hylorel), guanethidine monosulfate (Ismelin), reserpine (Serpasil).
Terkadang obat peripheral adrenergic inhibitor memicu efek samping, seperti:
- Hidung tersumbat
- Diare, mulas
- Susah tidur.
Hindari berdiri di bawah terik sinar matahari terlalu lama atau berada di kerumunan saat minum obat ini karena bisa memicu pingsan.
11. Direct Renin Inhibitor (DRI)
Obat direct renin inhibitor (DRI) bekerja dengan cara mencegah enzim renin yang memicu tekanan darah tinggi, sehingga tekanan darah menurun.
Contoh obat direct renin inhibitor: aliskiren (Tekturna).
Obat darah tinggi umumnya menimbulkan efek samping, seperti:
- Diare
- Batuk
- Pusing
- Sakit kepala
Baca Juga: Serba-serbi Darah Tinggi pada Anak, Mulai dari Gejala hingga Pengobatannya
Apakah Semua Obat Darah Tinggi Menimbulkan Efek Samping?
Menurut ikatan dokter spesialis pembuluh darah dari Inggris, Blood Pressure Association, setiap jenis obat tentu memiliki risiko efek samping, termasuk obat darah tinggi.
Namun, bukan berarti setiap orang pasti mengalami efek samping tersebut.
Justru kebanyakan orang yang minum obat darah tinggi tidak mengalami masalah atau efek samping apa pun.
Munculnya efek samping juga bukanlah pertanda bahwa obat yang Moms minum tidak bekerja dengan baik.
Selain itu, obat-obatan yang diberikan oleh dokter telah lolos uji klinis sehingga aman dikonsumsi selama Moms mengikuti saran dan aturan pakai yang ditetapkan dokter serta apoteker.
Jangan berhenti minum obat darah tinggi tanpa anjuran dokter meskipun Moms mengalami efek samping.
Efek samping yang muncul mungkin risikonya lebih kecil daripada risiko yang dapat terjadi bila Moms tidak minum obat darah tinggi.
Karena itu, selalu konsultasikan dulu ke dokter sebelum mengganti atau menghentikan obat darah tinggi.
Beri tahu dokter bila Moms sedang hamil atau menyusui. Beberapa obat darah tinggi dapat membahayakan bayi.
Selalu ikuti saran dokter dan apoteker dengan seksama saat Moms harus minum obat darah tinggi.
Selain mengonsumsi obat dari dokter, Moms pun perlu mengimbanginya dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti diet hipertensi.
Mineral dan vitamin penurun darah tinggi atau obat alami hipertensi pun bisa menjadi pilihan untuk mengontrol tekanan darah.
Bila Moms punya pertanyaan atau keraguan tertentu, sebaiknya langsung tanyakan pada dokter.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6770596/
- https://www.ahajournals.org/doi/10.1161/01.cir.97.14.1411
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/high-blood-pressure-medication/art-20046280?pg=2
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/ace-inhibitors/art-20047480
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/angiotensin-ii-receptor-blockers/art-20045009
- mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/diuretics/ART-20048129?p=1
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/calcium-channel-blockers/art-20047605
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.