Ambroxol: Dosis, Fungsi, hingga Risiko Efek Sampingnya
Ambroxol adalah obat yang sering dipilih untuk mengatasi batuk kering dan berdahak pada Moms, Dads, atau Si Kecil.
Obat ini bekerja dengan cara mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan, meredakan iritasi, dan membantu saluran pernapasan tetap bersih.
Ambroxol tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tetes, tablet hisap, sirup, dan tablet larut, sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga yang sedang mengalami batuk.
Dalam laman website Kimia Farma menjelaskan bahwa ambroxol adalah obat untuk mengatasi batuk dan influenza.
Apakah Moms sudah tahu cara kerja dan dosis yang tepat dari obat ini? Mari simak lebih lanjut untuk memahami manfaat lengkap Ambroxol dan cara penggunaannya yang efektif di artikel ini!
Manfaat Obat Ambroxol
Ambroxol adalah obat yang bermanfaat untuk mengatasi batuk berdahak, serta gangguan saluran pernapasan akut dan kronis.
Terlebih lagi untuk masalah bronkitis kronis dan bronkitis asmatik, obat ini bisa menjadi pilihan.
Ambroxol tergolong obat mukolitik, yakni obat untuk batuk berdahak yang memang fungsinya menghancurkan dan mengeluarkan dahak di tenggorokan.
Jadi, jika Moms, Dads, atau Si Kecil sedang mengalami batuk berdahak yang biasanya ditandai dengan tenggorokan gatal dan berlendir, obat ini bisa jadi salah satu pilihan.
Ambroxol digunakan untuk kondisi di mana ada banyak lendir kental di saluran napas. Ini termasuk dalam kelompok obat yang disebut mukolitik.
Ambroxol bekerja dengan mengencerkan lendir di saluran napas sehingga membuat lendir kurang lengket dan juga memfasilitasi pembuangan lendir dari saluran udara.
Obat ini juga sering digunakan sebagai pereda nyeri untuk sakit tenggorokan karena memiliki efek mati rasa lokal.
Obat ini mulai bekerja sekitar 30 menit setelah diminum.
Pemecahan serat mukopolisakarida asam membuat dahak lebih tipis dan kurang kental dan karenanya lebih mudah dikeluarkan dengan batuk.
Meskipun volume dahak akhirnya menurun, viskositasnya tetap rendah selama pengobatan dipertahankan.
Selain itu, menurut hasil studi Pakistan Journal of Medical Sciences, untuk pasien bronkitis asma, penambahan ambroxol ke pengobatan konvensional dapat meningkatkan efek terapeutik.
Ini juga akan mempersingkat waktu hilangnya tanda dan gejala klinis, lalu mendorong pemulihan pasien lebih cepat.
Sehingga nantinya layak diterapkan secara klinis untuk pasien dengan penyakit bronchitis asma tersebut.
Selain menjadi obat untuk mengatasi batuk kering, obat ini juga digunakan untuk beberapa penyakit lain, di antaranya:
1. Emfisema dengan Bronkitis Pneumoconiosis
Ambroxol digunakan untuk meredakan keadaan sesak napas, batuk terus menerus, dan radang saluran pernapasan paru-paru dengan membuat dahak menjadi encer dan tidak kental serta cepat keluar saat batuk.
2. Trakeobronkitis/bronchitis
Obat ini digunakan untuk pengobatan simtomatik trakeobronkitis, infeksi yang menyebabkan radang saluran napas trakea (tenggorokan) dan paru-paru.
Kandungan ambroxol dapat membebaskan Moms dari batuk yang berlebihan dan dahak yang kental.
3. Eksaserbasi Bronkitis Akut
Dalam kasus bronkitis eksaserbasi akut, obat ini harus diberikan dengan antibiotik yang diperlukan karena membantu pengeluaran lendir, membantu meredakan batuk, masalah dengan pengenceran, dan gejala lainnya.
Baca Juga: Obat Amoxsan: Fungsi, Dosis, dan Risiko Efek Sampingnya
Dosis Obat Ambroxol
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat ini memiliki kandungan berupa ambroxol hydrochloride atau disingkat ambroxol HCL.
Ada 2 bentuk sediaan obat batuk ambroxol, yakni sirup (cair) dan kaplet.
Berikut dosis minum ambroxol sesuai bentuk sediaannya:
1. Ambroxol Sirop
Dalam setiap 5 ml (1 sendok takar) sirop obat ini mengandung ambroxol HCL 15 mg.
Ukuran obat batuk berdahak sirup ini 60 ml dalam satu botol plastik.
Berikut aturan dan dosis minum ambroxol sirop sesuai usia:
- Anak-anak di bawah 2 tahun: Takaran minum 2,5 ml (1/2 sendok takar) dengan frekuensi minum 2 kali sehari.
- Anak-anak 2-6 tahun: Takaran minum 2,5 ml (1/2 sendok takar) dengan frekuensi minum 2-3 kali sehari.
- Anak-anak 6-12 tahun: Takaran minum 5 ml (1 sendok takar) dengan frekuensi minum 2-3 kali sehari.
- Anak-anak lebih dari 12 tahun dan dewasa: Takaran minum 10 ml (2 sendok takar) dengan frekuensi minum 3 kali sehari.
2. Ambroxol Kaplet
Dalam setiap kaplet obat ini, mengandung ambroxol HCL 30 mg. Ambroxol kaplet tersedia dalam 1 strip dengan isi 10 kaplet.
Berikut aturan dan dosis minum ambroxol kaplet sesuai usia:
- Anak-anak 6-12 tahun: Takaran minum 1/2 kaplet dengan frekuensi minum 2-3 kali sehari.
- Anak-anak Lebih dari 12 tahun dan dewasa: Takaran minum 1 kaplet dengan frekuensi minum 2-3 kali sehari.
Perlu diperhatikan Moms, untuk tidak minum obat ini melebihi aturan atau dosis minum yang sudah dianjurkan.
Sementara, jika Moms melewatkan dosis karena lupa minum obat, segera minum saat ingat.
Namun, bila sudah mendekati waktunya minum dosis selanjutnya, lewati dosis yang terlupa dan mulai ulang sesuai jadwal minum obat selanjutnya.
Hindari menambahkan dosis untuk mengganti dosis obat yang terlupa ya, Moms!
Perhatikan Ini Sebelum Minum Ambroxol
Ada beberapa kondisi yang perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter sebelum minum obat untuk mengatasi batuk berdahak ini:
- Gejala pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya, seperti susah bernapas saat tidur, lendir kuning atau hijau kental, demam tinggi.
- Gejala sistem kekebalan tubuh rendah, misalnya HIV dan minum obat-obatan tertentu.
Meski termasuk obat yang diperjualbelikan dengan bebas, Moms juga harus memperhatikan petunjuk penyimpanannya ya.
Sebisa mungkin jauhkan obat ini dari jangkauan dan pandangan anak-anak, untuk meminimalisir risiko tertelan secara tidak sengaja.
Selain itu, simpan obat di tempat kering yang sejuk di bawah 30°C. Ini untuk memastikan bahwa kandungan obat tetap terjaga agar efek obat lebih maksimal.
Beri tahu dokter segera jika mengalami gejala alergi seperti lesi kulit, ruam, gatal, kesulitan bernapas atau pembengkakan mata, atau efek samping serius akibat obat ini.
Lakukan hal yang sama jika kondisi kesehatan malah memburuk atau tidak membaik sama sekali setelah 14 hari penggunaan obat.
Baca Juga: Tak Hanya Menyegarkan Tenggorokan, Ini 7 Manfaat Lemon Tea untuk Kesehatan
Efek Samping Ambroxol
Meski tidak selalu, obat ini bisa berisiko menimbulkan efek samping setelah minum.
Sebelum menggunakan obat ini, Moms harus meminta persetujuan dulu dari dokter jika memiliki salah satu dari kondisi atau gejala berikut:
- Gejala yang menunjukkan pneumonia atau infeksi paru-paru lainnya seperti kesulitan bernapas saat istirahat, lendir kental berwarna kuning atau hijau, lendir bernoda darah, demam tinggi dengan suhu lebih dari 38°C, nyeri dada.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah karena kondisi kesehatan lainnya misalnya HIV, atau sedang menggunakan obat-obatan lain seperti obat kemoterapi, pengobatan sistem kekebalan tubuh.
- Kondisi paru-paru yang ada seperti gangguan paru obstruktif kronis atau asma parah yang tidak terkontrol.
- Memiliki ulserasi lambung yang parah, masalah hati atau ginjal.
Kemungkinan efek samping ambroxol, baik yang ringan maupun cukup parah:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Masalah pencernaan
- Infeksi
- Alergi
- Ruam kulit
- Gatal
- Lemas
- Mulut kering
- Sakit perut
- Mati rasa di mulut dan tenggorokan
- Gangguan rasa di mulut
Kontraindikasi Ambroxol
Walaupun interaksi ini umumnya aman, tetap konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi ambroxol bersama jenis-jenis antibiotik atau obat lain. Selain itu, berikut kontraindikasi lainnya yang perlu diperhatikan:
- Riwayat alergi: Hindari ambroxol jika ada riwayat alergi terhadap obat ini.
- Kondisi medis lain: Beri tahu dokter jika ada riwayat penyakit ginjal, liver, tukak lambung, ulkus duodenum, atau HIV/AIDS.
- Gangguan pernapasan kronis: Penderita PPOK atau asma, terutama yang sering kambuh, perlu konsultasi lebih lanjut.
- Gejala batuk berat: Hindari ambroxol jika batuk disertai demam tinggi, sesak napas, nyeri dada, atau dahak berwarna hijau atau berdarah, dan konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
- Kandungan Laktosa: Beberapa tablet ambroxol mengandung laktosa sebagai bahan tidak aktif. Obat ini tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi galaktosa herediter, defisiensi laktase, atau masalah penyerapan galaktosa.
- Kehamilan dan Menyusui: Ambroxol tidak disarankan untuk dikonsumsi selama trimester pertama kehamilan dan saat menyusui karena obat dapat diekskresikan dalam ASI.
- Tukak Lambung: Pada pasien dengan tukak lambung, penggunaan ambroxol perlu dilakukan dengan pengawasan dokter.
- Interaksi Antibiotik: Ambroxol dapat meningkatkan penetrasi beberapa antibiotik di paru-paru, seperti:
- Cefuroxime
- Doxycycline
- Amoxicillin
- Erythromycin
Tetap konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan ambroxol untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya bagi kesehatan Moms dan keluarga.
Dengan demikian, dokter dapat memastikan ambroxol aman digunakan sesuai kebutuhan, ya Moms. Demikian itulah informasi seputar Ambroxol yang bisa Moms ketahui.
- https://www.healthhub.sg/a-z/medications/18/Ambroxol-Tablets
- https://www.drugs.com/ambroxol.html
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ambroxol?mtype=generic
- https://www.medicoverhospitals.in/medicine/ambroxol
- https://imfarmindfarmasi.com/product/tablet-5/
- https://imfarmindfarmasi.com/product/ambroxol-hci-kaplet/
- https://cekbpom.pom.go.id//home/produk/ma8946ja6v8h0tesnmgqaerdr0/all/row/10/page/1/order/4/DESC/search/1/ambroxol
- https://www.kimiafarma.co.id/en/detail/ambroxol-hcl
- https://www.healthhub.sg/a-z/medications/18/Ambroxol-Tablets
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7150415/
- https://www.drugs.com/ambroxol.html
- https://blog.wecare.id/2021/07/mengenal-obat-ambroxol-untuk-pasien-covid-19/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.