02 Januari 2024

8 Penyebab Seseorang Memiliki Anger Issues dan Cara Mengatasinya

Anger issues merupakan sifat seseorang yang mudah marah

Moms mungkin pernah mendengar soal anger issues, bukan?

Beberapa dari Moms mungkin telah mengetahui anger issues sebagai salah satu kondisi terkait emosi seseorang.

Apa itu Anger Issues?

Secara umum, anger issues adalah kondisi seseorang yang marah-marah dan ketika mereka marah, cenderung berlebihan.

Dampak Negatif Memiliki Anger Issues

Meski kemarahan adalah reaksi manusia yang normal dan bermanfaat dalam situasi tertentu, tetapi amarah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan banyak masalah.

Ketidakmampuan dalam mengendalikan amarah juga berdampak negatif pada hubungan pribadi dan profesional.

Kemarahan tidak hanya memengaruhi hubungan eksternal, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Sebuah penelitian yang dikutip dari WebMD telah menunjukkan bahwa ketidakmampuan mengendalikan amarah dapat menyebabkan penyakit:

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan perawatan psikologis dan pengobatan saat membantu orang mengatasi masalah anger issues.

Baca Juga: 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Manfaatnya dalam Kehidupan

Ciri Seseorang Memiliki Anger Issues

Pria Marah
Foto: Pria Marah (Freepik.com/drobotdean)

Kemarahan menyebabkan gejala fisik dan emosional.

Meskipun wajar untuk mengalami gejala-gejala ini sesekali, orang dengan anger issues cenderung mengalaminya lebih sering dan pada tingkat yang lebih parah.

1. Gejala Fisik

Kemarahan memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk jantung, otak, dan otot.

Sebuah studi tahun 2011 yang dipublikasikan dalam Journal of Hormones and Behavior menemukan bahwa kemarahan juga menyebabkan peningkatan kadar testosteron dan penurunan kadar kortisol.

Tanda dan gejala fisik amarah meliputi:

2. Emosional

Ada sejumlah emosi yang sejalan dengan kemarahan. Moms mungkin memperhatikan gejala emosional berikut sebelum, selama, atau setelah episode kemarahan, seperti:

  • Sifat lekas marah
  • Frustrasi
  • Kegelisahan
  • Stres
  • Tertekan
  • Merasa kewalahan
  • Merasa bersalah

Baca Juga: Suasana Hati Memengaruhi Kinerja Otak? 8 Cara Ini Bisa Mengatasinya!

Penyebab Anger Issues atau Sifat Mudah Marah

Ada banyak faktor internal dan eksternal yang memicu kemarahan.

Beberapa faktor internal dapat mencakup ketidakstabilan mental, seperti depresi, atau alkoholisme.

Sedangkan faktor eksternalnya dapat berupa situasi yang menyebabkan stres atau kecemasan, masalah keuangan atau profesional, atau masalah keluarga dan hubungan.

Berikut penjelasan mengenai penyebab seseorang mengalami anger issues dikutip dari Healthline.

1. Depresi

Pria Depresi
Foto: Pria Depresi (Freepik.com/jcomp)

Kemarahan bisa menjadi ketidakstabilan mental, salah satunya gejala depresi.

Depresi dapat ditandai dengan perasaan sedih yang terus-menerus dan kehilangan minat yang berlangsung setidaknya 2 minggu.

Kemarahan mungkinbisa ditekan atau diekspresikan secara terbuka. Intensitas amarah dan cara pengungkapannya bervariasi dari orang ke orang.

Jika Moms mengalami depresi, mungkin mengalami gejala, meliputi:

  • Sifat lekas marah
  • Kehilangan energi
  • Perasaan putus asa
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri

2. Gangguan Obsesif Kompulsif (OCD)

Wanita OCD
Foto: Wanita OCD (Freepik.com/wayhomestudio)

OCD atau OCD obsessive compulsive disorder adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

Seseorang dengan OCD memiliki pikiran, dorongan, atau gambaran yang tidak diinginkan dan mengganggu yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu secara berulang.

Misalnya, mereka mungkin melakukan kebiasaan tertentu, seperti menghitung angka atau mengulangi kata atau frasa.

Karena keyakinan irasional bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi jika mereka tidak melakukannya.

Studi di Journal of Anger Attacks in Obsessive Compulsive Disorder menemukan, kemarahan adalah gejala umum OCD dan kondisi ini memengaruhi sekitar setengah dari orang dengan OCD.

Kemarahan bisa timbul karena frustrasi akibat ketidakmampuan untuk mencegah pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.

Baca Juga: Kenali Peaceful Parenting, Asuh Anak Tanpa Marah dan Bentak

3. Penyalahgunaan Alkohol

Minum Alkohol
Foto: Minum Alkohol (Freepik.com/tirachardz)

Penelitian menunjukkan bahwa meminum alkohol meningkatkan agresi.

Alkohol merupakan faktor penyebab sekitar setengah dari semua kejahatan kekerasan yang dilakukan di Amerika Serikat.

Penyalahgunaan alkohol, atau alkoholisme, mengacu pada mengonsumsi terlalu banyak alkohol sekaligus atau minum alkohol secara teratur.

Alkohol merusak kemampuan seseorang untuk berpikir jernih dan membuat keputusan rasional.

Hal ini juga memengaruhi kontrol impuls dan dapat mempersulit seseorang dalam mengontrol emosi mereka.

4. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Anak ADHD
Foto: Anak ADHD (Orami Photo Stocks)

Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan hiperaktif defisit perhatian adalah gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan gejala seperti:

Gejala ADHD biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dan berlanjut sepanjang hidup seseorang. Beberapa orang tidak terdiagnosis sampai dewasa, yang kadang-kadang disebut sebagai ADHD dewasa.

Kemarahan dan temperamen pendek juga dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia dengan ADHD.

Gejala lainnya yang termasuk penyakit ADHD adalah kegelisahan, masalah fokus, dan keterampilan manajemen atau perencanaan waktu yang buruk.

Baca Juga: Memiliki Hati Sensitif, Ini Zodiak yang Mudah Menangis

5. Oppositional Defiant Disorder (ODD)

Anak Mengalami OOD
Foto: Anak Mengalami OOD (Orami Photo Stocks)

Berdasarkan informasi dari Hopkins Medicine, Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah gangguan perilaku yang mempengaruhi 1–16% anak usia sekolah.

Gejala umum gangguan ODD meliputi sifat mudah marah dan marah berlebihan.

Anak-anak ODD sering kali mudah terganggu oleh orang lain. Mereka mungkin menantang dan argumentatif.


6. Gangguan Bipolar

Bipolar
Foto: Bipolar (Freepik.com/freepik)

Gangguan bipolar adalah gangguan otak yang menyebabkan perubahan dramatis dalam suasana hati.

Perubahan suasana hati yang intens ini dapat berkisar dari mania hingga depresi, meskipun tidak semua orang dengan gangguan bipolar akan mengalami depresi.

Banyak orang dengan gangguan bipolar mungkin mengalami periode kemarahan, lekas marah, dan amarah.

Selama episode manik, penderita bipolar dapat:

  • Mudah gelisah
  • Merasa gembira
  • Memiliki pikiran berlomba
  • Terlibat dalam perilaku impulsif atau sembrono

Sementara selama episode depresi, orang yang mengidap gangguan bipolar dapat:

  • Merasa sedih, putus asa, atau menangis
  • Kehilangan minat pada hal-hal yang pernah dinikmati
  • Memiliki pikiran untuk bunuh diri

Baca Juga: Mengenal Misophonia, Kondisi Terganggu Mendengar Suara Tertentu hingga Bisa Membuat Marah

7. Intermittent Explosive Disorder (IED)

Perempuan Marah
Foto: Perempuan Marah (Freepik.com/cookie_studio)

Seseorang dengan Intermittent Explosive Disorder (IED) atau gangguan eksplosif intermiten telah berulang kali mengalami episode perilaku agresif, impulsif, atau kekerasan.

Mereka mungkin bereaksi berlebihan terhadap situasi dengan ledakan kemarahan yang tidak sesuai dengan situasi.

Episode berlangsung kurang dari 30 menit dan muncul tanpa peringatan.

Orang dengan gangguan ini mungkin merasa mudah tersinggung dan marah hampir sepanjang waktu.

Beberapa perilaku umum penderita IED, meliputi:

  • Amarah
  • Argumen
  • Perkelahian
  • Kekerasan fisik
  • Melempar barang

Orang dengan IED mungkin saja akan merasa menyesal atau malu setelah suatu episode tersebut.

8. Kesedihan

Perempuan Sedih
Foto: Perempuan Sedih (Freepik.com/jcomp)

Kemarahan adalah salah satu tahapan kesedihan.

Kesedihan bisa datang dari kematian orang yang dicintai, perceraian atau perpisahan, atau karena kehilangan pekerjaan.

Kemarahan dapat ditujukan kepada orang yang meninggal, siapa pun yang terlibat dalam peristiwa tersebut, atau benda mati.

Gejala kesedihan, yaitu:

Baca Juga: 8 Hadis Larangan Marah dalam Islam, Patut Dipahami agar Jadi Orang yang Lebih Sabar

Cara Mengatasi Anger Issues

Ilustrasi Amarah
Foto: Ilustrasi Amarah (Orami Photo Stocks)

Jika Moms mengalami salah satu gejala, Moms bisa pertimbangkan untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental.

Seorang ahli kesehatan mental dapat membantu menentukan apakah Moms memiliki kondisi kesehatan mental yang mendasari yang menyebabkan anger issues dan memerlukan perawatan.

Manajemen amarah juga dapat mencakup satu atau beberapa hal berikut ini:

  • Teknik relaksasi.
  • Terapi perilaku.
  • Perawatan depresi, kecemasan, atau obat ADHD, jika Moms didiagnosis dengan salah satu kondisi tersebut.
  • Kelas manajemen amarah, yang dapat diambil secara langsung, melalui telepon, atau online.
  • Latihan manajemen kemarahan di rumah.
  • Bergabung dengan kelompok pendukung yang memiliki masalah yang sama sehingga memicu motivasi berobat.

Itulah beberapa informasi penting tentang anger issues. Coba cek apakah gejala hal tersebut ada pada diri Moms atau Dads.

Jika iya, jangan ragu untuk datangi profesional, ya!

  • https://www.webmd.com/mental-health/signs-anger-issues
  • https://www.healthline.com/health/anger-issues#symptoms
  • https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0018506X09002785?via%3Dihub
  • https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/oppositional-defiant-disorder
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3530280/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.