Kenali Perbedaan Dermatitis Atopik dan Seboroik, Yuk!
Bagi orang awam, mengenali perbedaan dermatitis atopik dan seboroik tentu tak mudah. Untuk lebih jelasnya, yuk kenali perbedaan di antara keduanya!
Pasalnya, kedua jenis dermatitis ini termasuk yang paling umum terjadi di masyarakat.
Jika dilihat dari bentuknya, kedua dermatitis ini terlihat mirip dan hampir tidak ada bedanya.
Namun, ada beberapa hal yang membedakan kedua jenis gangguan kulit ini, seperti lokasi gangguan kulit ini timbul.
Yuk, ketahui lebih lanjut, Moms!
Baca Juga: Apa Dermatitis Atopik Pada Balita Akan Terus Berlanjut Sampai Dewasa?
Perbedaan Dermatitis Atopik dan Seboroik
Foto: Orami Photo Stocks
Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang bisa terjadi pada siapa pun di usia berapa pun, termasuk pada bayi.
Tergantung pada penyebabnya, dermatitis dapat meradang dan menyebabkan gejala yang cukup parah.
Bahkan ini bisa membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk hilang dari tubuh.
Nah, dermatitis atopik dan seboroik adalah jenis penyakit kulit yang paling umum menyerang kulit.
Berikut sejumlah perbedaan dermatitis atopik dan seboroik yang perlu diketahui, antara lain:
1. Pengertiannya
Foto: Orami Photo Stocks
Moms, kita mulai dari pengertian kedua jenis dermatitis ini, ya.
Dermatitis seboroik (DS) adalah suatu dermatitis kronis kambuhan yang dapat terjadi pada bayi ataupun dewasa.
“Sering terjadi pada daerah seboroik yang kaya akan kelenjar sebasea, misalnya kulit kepala berambut, wajah, dan badan,” kata dr. Alexander Chandra, dokter spesialis kulit dan kelamin RS Pondok Indah – Puri Indah.
Sementara itu, mengutip Mayo Clinic, dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang sering dikenal dengan istilah eksim.
Ini umum terjadi pada anak-anak tetapi dapat terjadi juga terjadi pada usia berapa pun.
Dermatitis atopik berlangsung lama (kronis) dan cenderung kambuh secara berkala.
2. Faktor Penyebab
Foto: Orami Photo Stocks
Perbedaan dermatitis atopik dan seboroik bisa dilihat dari unsur penyebabnya.
Biasanya, seseorang dengan dermatitis atopik disebabkan karena riwayat keluarga yang memiliki kondisi serupa. Seperti asma, eksim, ataupun alergi makanan.
Faktor penyebab inilah yang berisiko untuk kulit lebih mudah gatal, iritasi, serta kemerahan.
Jika dibandingkan dengan dermatitis seboroik, ia dipengaruhi oleh kelembapan lingkungan dan perubahan cuaca.
Dermatitis jenis ini tidak menular, namun dapat memberikan efek psikologis yaitu hilangnya rasa percaya diri karena penderita dapat dianggap kurang menjaga kebersihan.
Baca Juga: Bayi Rewel Karena Kulit Gatal? Ini 6 Cara Mengatasinya!
3. Gejala yang Dirasakan
Foto: Orami Photo Stocks
Gejala yang dirasakan bisa jadi indikator untuk mengenali perbedaan dermatitis atopik dan seboroik selanjutnya.
Pada umumnya, orang yang mengalami dermatitis seboroik mulai memiliki gejala ringan seperti ketombe sampai dengan sisik kasar terutama di area kepala.
Dermatitis seboroik mempunyai gambaran yang khas berupa:
- Bercak kemerahan dengan sisik yang berwarna putih-putih keabuan (seperti ketombe)
- Bercak kuning berminyak
- Disertai rasa gatal
Melansir Eczema Foundation, pada orang dewasa sering muncul di kulit kepala, wajah, lipatan hidung, alis, dada dan daerah payudara.
Sedangkan untuk gejala pada bayi, paling sering muncul di sekitar ubun-ubun dan menyebar ke daerah lipatan seperti bokong bayi.
Sementara itu dermatitis atopik (DA) merupakan peradangan kulit yang bersifat kronik berulang, gejalanya berupa:
- Kulit kering
- Gatal yang parah
- Bercak merah hingga abu-abu kecoklatan, terutama di tangan, kaki, dan pergelangan kaki
- Benjolan kecil yang menonjol
- Benjolan berisi cairan dan mengeras
- Kulit menebal, pecah-pecah, bersisik
Baca Juga: Mengenal Dermatomiositis, Penyakit Yang Sebabkan Radang Pada Kulit dan Otot
Gejala dermatitis atopik pada bayi biasanya muncul di usia 2-3 bulan dan ditandai dengan ruam yang muncul tiba-tiba.
Paling mudah dikenal yakni dengan muncul kulit bersisik dan gatal di sekitar di kulit kepala dan wajah.
Karena gatal yang cukup parah, ini membuat Si Kecil akan menggaruknya di malam hari dan berisiko terjadinya infeksi.
Meskipun jarang timbul pada orang dewasa, gejala yang kerap ditemui yaitu di lipatan siku, lutut, dan tengkuk.
Selain itu, ini juga dapat menyerang area sekitar mata dan bisa menyebabkan gatal.
4. Cara Pengobatan
Foto: Orami Photo Stocks
Perbedaan dermatitis atopik dan seboroik dari sisi pengobatan tak jauh berbeda.
American Academy of Family Physicians menjelaskan bahwa pengobatan dengan salep oles diutamakan untuk mengatasi dermatitis seboroik.
Tak hanya itu, menjaga kebersihan diri juga menjadi faktor penting dalam pengobatan penyakit dermatitis.
Mandi teratur 2 kali sehari membantu membersihkan kotoran dan keringat.
Usahakan suhu air mandi, tidak boleh terlalu panas, karena dapat menambah gatal yang bisa terjadi.
Setelah mandi, daerah yang meradang diberikan salep antiradang, sedangkan kulit lainya diberi pelembap.
Baca Juga: Selain Ruam Popok, Ini Beberapa Masalah Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya
Pada dermatitis atopik pun serupa, Moms perlu lebih teliti dalam menggunakan sabun mandi.
“Pemilihan sabun sangat penting untuk mencegah kulit kering yang memicu gatal,” kata dr. Alexander.
Sabun mandi biasa dengan kandungan deterjen dapat menghilangkan lapisan minyak dan lemak dari permukaan kulit.
Alhasil, ini membuat kulit menjadi lebih kering dan memperburuk dermatitisnya.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab, dan hindari sabun atau pembersih kulit yang mengunakan antiseptik.
Hal ini karena mempermudah terjadinya 'kekebalan' terhadap pengobatan.
Untuk gatal dapat dikurangi dengan penambahan produk pelembap, kompres basah, kortikosteroid salep, dan antihistamin minum atau obat alergi.
Intinya, semua pengobatan ini harus sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/atopic-dermatitis-eczema/symptoms-causes/syc-20353273#:~:text=Atopic%20dermatitis%20(eczema)%20is%20a,been%20found%20for%20atopic%20dermatitis.
- https://www.fondationeczema.org/en/understanding/is-it-eczema/seborrheic-dermatitis
- https://www.aafp.org/afp/2015/0201/p185.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.