26 Mei 2018

Apa Perbedaan Kehamilan Pada Usia 20, 30, dan 40 Tahun?

Beda usia beda pula kondisi kesehatan ibu dan janin

Seiring pertambahan usia, sel telur wanita berubah secara kuantitas dan kualitas. Umumnya, kesuburan seorang wanita ditentukan oleh kualitas sel telur. Karena itu, seiring pertambahan usia, kesempatan hamil bagi seorang wanita semakin berkurang.

Selain itu, seiring pertambahan usia pula, kondisi dan fungsi rahim menurun. Salah satu efeknya, jaringan rahim tak subur lagi.

Padahal, dinding rahim merupakan tempat plasenta menempel. Nah, kondisi ini dapat memicu terjadinya plasenta previa atau plasenta tidak menempel di tempat semestinya.

Satu hal lagi, seiring pertambahan usia, jaringan rongga panggul dan otot-ototnya pun melemah. Hal ini menyebabkan rongga panggul tak mudah lagi menghadapi dan mengatasi komplikasi yang berat, seperti perdarahan.

Baca Juga : Apa Bedanya Usia Kehamilan dan Usia Janin?

Lalu, apa saja risikonya bila hamil di usia 20, 30 atau 40-an? Yuk, Moms, simak uraian berikut:

Hamil usia 20-an

Di rentang usia 20-30 tahun, kondisi Moms masih prima sehingga diharapkan kehamilan dapat berlangsung sehat dan proses persalinan pun lebih lancar. Di usia ini, kuantitas sel telur masih tinggi. Pun, indung telur memproduksi sel telur yang berkualitas.

Secara mental, Moms juga sudah relatif lebih dewasa, matang serta siap merawat dan menjaga kehamilan. Kehamilan di usia 20-30 tahun diharapkan bisa berjalan optimal karena didukung kondisi organ-organ reproduksi yang dalam kondisi prima. Rahim pun dinilai sudah kuat untuk melindungi janin.

Umumnya, pada rentang usia 20-an ini relatif lebih mudah melakukan persalinan normal. Kenapa? Karena otot dan mulut rahim masih lentur. Berbeda pada wanita usia yang lebih tua dimana otot dan mulut rahimnya sudah kaku.

Pastikan Moms merencanakan kehamilan dengan baik. Perhatikan asupan gizi yang perlu dikonsumsi pada saat merencanakan kehamilan dan selama proses kehamilan. Jangan lupa untuk secara rutin kontrol atau periksa ke dokter serta jaga kehamilan secara hati-hati.

Baca Juga : Berapa Usia yang Tepat untuk Hamil dan Melahirkan?

Hamil usia 30-an

Di usia ini, secara mental dan kemampuan finansial memang relatif lebih baik. Namun, pada usia ini, tingkat kesuburan menurun sedikit, akan tetapi kesempatan atau peluang untuk hamil masih ada. Akan tetapi, risiko masalah kromosom pada sel telur meningkat. Di rentang usia 30-40 an, diperkirakan wanita banyak kehilangan sel telur sekitar 1.000 sel telur per siklus.

Boleh dibilang, pada usia 30-35 tahun merupakan masa masa transisi. Kehamilan pada usia ini harus dijaga dengan baik. Pastikan kondisi tubuh dan kesehatan Moms dalam kondisi prima, termasuk asupan gizinya.

Selanjutnya, pada usia di atas 35 tahun, kemungkinan hamil lebih sulit. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, sel telur yang siap dibuahi semakin sedikit. Di sisi lain, kualitas sel telur juga semakin menurun.

Baca Juga : Menariknya Perkembangan Janin pada Usia Kehamilan 30 Minggu

Hamil usia 40-an

Nah, di usia awal 40-an, seorang wanita semakin sulit hamil. Selain itu, kehamilan di usia ini digolongkan pada kehamilan berisiko tinggi. Ya, kehamilan di usia lanjut risiko perkembangan janin tidak normal dan timbulnya penyakit kelainan bawaan juga tinggi, terutama sindrom down.

Di usia 40-an, kondisi hormonal tidak seoptimal usia sebelumnya. Karena itu, risiko keguguran, kematian janin dan komplikasi lainnya juga meningkat.  Di rentang usia 40-an, angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat. Maka tak disarankan untuk menjalani kehamilan di atas usia 40 tahun.

(HIL)

Sumber: womenshealthandfitness.com.au

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.