Apakah Hepatitis B Memengaruhi Kesuburan? Ini Jawabannya
Apakah hepatitis b memengaruhi kesuburan?
Hepatitis B menjadi masalah dunia. Kondisi ini memang kerap dikaitkan dengan kesuburan.
Sebagai informasi, penderitanya hepatitis B terutama banyak berada di kawasan Asia Pasifik.
Termasuk Indonesia, lho Moms. Dari lima virus hepatitis (A, B, C, D, dan E), hanya Hepatitis B yang dikaitkan dengan gangguan kesuburan.
Studi menunjukkan bahwa penderita Hepatitis B berpotensi 1,59 kali lebih mungkin mengalami infertilitas dibanding mereka yang tidak terinfeksi.
Dr. Hrishikesh D Pai, Direktur IVF dan Infertilitas, RS Fortis La Femme, Delhi, India sekaligus Sekretaris Jenderal Federasi Kebidanan dan Ginekologi India menjelaskan, bahwa virus hepatitis berdampak dalam pembentukan sel sperma (spermatogenesis) negatif pada pria.
"Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, kadar testoteron, motilitas, serta morfologi yang selanjutnya memengaruhi kesuburan dan kemampuan keseluruhan untuk menghasilkan keturunan," jelasnya.
Baca Juga: 11 Pantangan Penderita Hepatitis B, Jangan Diabaikan!
Apakah Hepatitis B Memengaruhi Kesuburan?
Menurut Prof. Dr. dr. Rino Alvani Gani, Sp. P. D., Subsp. G. E. H. (K) Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Gastroentero Hepatologi RS Pondok Indah – Pondok Indah, kondisi ini tidak memengaruhi kesuburan.
"Hepatitis B dan terapi pengobatannya tidak akan memengaruhi kondisi kesuburan pengidapnya," kata Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Nah, jadi Moms dan Dads tidak perlu cemas terkait hepatitis B memengaruhi kesuburan, ya.
Namun, tidak menutup kemungkinan jika kondisi ini juga bisa memengaruhi kualitas sperma, Dads.
Jika hepatitis B sudah cukup berat, maka bisa berpengaruh terhadap banyak kondisi.
"Jika sudah terjadi kerusakan hati yang berat seperti sirosis hati, hepatitis B dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas sperma," kata Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Baca Juga: Mengenal Oligocare, Suplemen untuk Meningkatkan Kesuburan Pria
Dampak Hepatitis B pada Kesehatan
Hepatitis B memengaruhi kesuburan jika kondisinya sudah memengaruhi hati.
Bahkan bukan saja hanya memengaruhi kesuburan, dampak hepatitis B bisa mengganggu fungsi hati hingga kanker hati.
"Sebagian penderita hepatitis B tidak mengalami dampak secara spesifik, bahkan tidak merasakan keluhan apapun.
Namun pada sepertiga jumlah pengidapnya, hepatitis B dapat berkembang menjadi penyakit hati menahun dan sirosis hati.
Hal ini dapat menurunkan fungsi hati dan menyebabkan terjadinya kanker hati," ungkap Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Peluang Penderita Hepatitis B untuk Memiliki Anak
Menurut Prof. Dr. dr. Rino Alvani penderita hepatitis B bisa memiliki anak, lho Moms.
"Pengidap hepatitis B masih bisa memiliki anak," tegasnya.
Tentunya perlu dilakukan pencegahan penularan virus hepatitis B mulai dari saat ibu hamil dengan memberikan obat antivirus hepatitis B yang sifatnya aman bagi kehamilan dan kesehatan janin.
Kemudian setelah lahir, sebaiknya bayi segera diberikan antivirus hepatitis B dan vaksinasi.
Untuk Moms dan Dads yang berencana untuk memiliki anak, pastikan sebelum itu lakukan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik bertujuan untuk mencegah berbagai penyakit sebelum memiliki anak terlebih mengurangi risiko menurunkan penyakit ke anak.
"Pemeriksaan pada pasangan yang salah satunya terinfeksi hepatitis B dan berencana untuk memiliki anak sangat perlu dilakukan.
Hal ini sebagai upaya untuk screening dan pelaksanaan vaksinasi," ungkap Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Baca Juga: 15 Obat Alami Sakit Tenggorokan dan Radang Tenggorokan untuk Anak dan Dewasa!
Pengaruh Hepatitis B pada Kesuburan
Jika Dads ada kemungkinan terkena Hepatitis B dan sedang dalam program untuk memiliki anak, segera periksakan agar dapat cepat ditangani, ya.
Berikut pengaruh lebih jelasnya ulasan tentang pengaruh hepatitis B pada kesuburan.
1. Berkurangnya Kualitas Sperma
American Journal of Reproductive Immunology menemukan bahwa hepatitis B bisa memicu ketidaksuburan pada pria.
Salah satu faktor utama yang menjadi penyebab mengapa HBV dapat menyerang kesuburan adalah S Protein yang terdapat di dalam virus tersebut.
Protein menyerang membran sel dalam sperma dan secara signifikan merusak fungsi normalnya.
Akibatnya, sudah pasti kualitas sperma pun menurun kualitasnya.
HBV diketahui menurunkan motilitas atau gerakan sperma.
Hal tersebut menyebabkan berkurangnya tingkat pembuahan hingga lebih dari 50 persen.
Untuk dapat bergerak menuju sel telur, sperma juga membutuhkan energi.
Namun saat HBV masuk ke dalam tubuh, virus tersebut merusak sumber energi yang membuat sperma bergerak dengan cepat.
Tak hanya itu, sperma yang dirancang dapat bertahan lama pun berkurang kemampuannya akibat HBV.
Sel sperma tidak dapat bertahan lama yang kemudian mati sebelum bisa mencapai sel telur.
Peneliti berpendapat hal tersebut terjadi karena HBV membawa kandungan radikal bebas sehingga menjadi penyebab matinya sel sperma akibat pertahanan tubuh yang menurun.
Karena itulah peluang sel telur bertemu sperma pun semakin menipis, bahkan tidak dapat terjadi pembuahan.
Penderita hepatitis B harus siap dengan kenyataan bahwa jumlah sel sperma yang dikeluarkan saat ejakulasi juga berkurang jumlahnya.
Tak hanya itu, bentuk sperma pun dapat terpengaruh oleh HBV.
Rusaknya sel sperma oleh HBV membuat bentuknya tidak lagi normal.
Pada umumnya sperma berbentuk memajang dan berekor, maka tidak demikian dengan sperma yang telah terinfeksi HBV.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Sperma yang Tidak Sehat
2. Infertilitas pada Perempuan
Sebagian besar penelitian mengenai hepatitis B berfokus pada efeknya pada kesuburan pria.
Namun ada juga bukti yang menghubungkan hepatitis dengan kesuburan perempuan.
Pada perempuan, infeksi hepatitis B dikaitkan dengan peningkatan resiko infertilitas tuba dan uterus.
Satu hal yang mengejutkan, infeksi hepatitis B pada perempuan juga dikaitkan dengan peningkatan infertilitas tuba pada pasangan mereka.
Efek tersebut diyakini disebabkan oleh virus HBV yang menurunkan sistem kekebalan perempuan.
Ibu Hamil dan Hepatitis B
Tidak hanya kondisi hepatitis B memengaruhi kesuburan terutama kesuburan laki-laki, ibu yang mengandung juga bisa beresiko terhadap bayi yang dikandungnya.
"Anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B tidak berisiko mengalami gangguan perkembangan karena virus tersebut tidak mengganggu proses perkembangan anak.
Selain itu, usia anak-anak biasanya belum mengalami kondisi peradangan hati," jelas Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Baca Juga: Hamil atau Tidak? Cek 5 Tanda Kehamilan Ini
Pencegahan Hepatitis B
Bagi Moms dan Dads yang ingin memiliki buah hati namun mengalami kondisi hepatitis B, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Terlebih, seperti yang sudah dijelaskan di atas hepatitis B memengaruhi kesuburan, jadi sebaiknya Moms dan Dads mencegah kondisi ini terlebih dahulu.
Ini dia beberapa pencegahan hepatitis B sebelum Moms dan Dads memiliki anak.
- Ketahui status kesehatan pasangan seksual. Jadi, hindari berhubungan tanpa pengaman kecuali kesehatan pasangan seksual terjamin.
- Jika tidak mengetahui status kesehatan pasangan, gunakan pengaman seperti kondom.
- Jauhkan narkoba dan jangan menggunakan jarum suntik bersamaan.
- Hindari tindik dan tato atau mencari tempat yang terjamin kebersihannya. Moms dan Dads juga bisa tanyakan kebersihan jarum yang digunakan.
- Vaksin hepatitis B. Vaksinasi sangat membantu untuk mencegah kondisi ini.
Untuk mencegah terkena Hepatitis B, penting sekali bagi Moms dan Dads untuk menjaga hidup bersih dan sehat.
"Lakukanlah vaksinasi hepatitis B, bukan hanya bagi pasangan yang ingin menikah dan memiliki anak, tetapi juga masyarakat secara umum untuk menurunkan risiko terkena hepatitis B," tutup Prof. Dr. dr. Rino Alvani.
Jika sudah terinfeksi, ada baiknya segera melakukan pemeriksaan. Dengan penanganan tepat, berbagai risiko bisa diminimalisir.
Baca Juga: 3 Rekomendasi Dokter Andrologi Jogja dan Klinik Infertilitas untuk Atasi Masalah Kesuburan
Itulah informasi seputar apakah hepatitis B memengaruhi kesuburan? Sejauh ini Moms sudah tahu jawabannya, ya!
Semoga Moms dan Dads terbantu, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.