Sering Tersebar di Sosmed, Apa Arti Bucin yang Sebenarnya?
Pernahkah Moms bertanya-tanya tentang arti bucin yang sebenarnya?
Bucin menjadi istilah yang sering dikaitkan dengan kondisi ketika seseorang kasmaran dengan target cintanya.
Tak jarang, sering terdengar kata-kata seperti 'bucin banget sih dia' atau 'dasar pasangan bucin' dari orang terdekat kita.
Namun, apakah definisi kata bucin itu sendiri? Benarkah istilah menandakan bahwa seseorang sedang jatuh cinta?
Yuk, kenali lebih lanjut definisi kata bucin yang sebenarnya, Moms!
Baca Juga: 12 Cara Menjaga Hubungan LDR Tetap Harmonis
Apa Arti Bucin?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bucin adalah kepanjangan dari budak cinta.
Definisi budak cinta ini mengacu pada kelakukan seseorang yang sedang tergila-gila dengan pasangannya.
Istilah ini awalnya cukup asing di telinga. Namun, seiring kemajuan teknologi, istilah ini kian mainstream, khususnya di sosial media.
Awalnya, apa arti bucin ini hanya dikenal oleh kawula muda dan dikategorikan sebagai bahasa gaul di tengah masyarakat.
Kini, arti bucin sebagai budak cinta ini sering digambarkan sebagai seseorang yang selalu menuruti apa kata pasangannya.
Baik dalam bentuk kasih sayang, sentuhan fisik, layanan jiwa dan raga, serta dalam hal materiel.
Ada banyak faktor yang bisa membuat seseorang menjadi bucin dan tergila-gila dengan pasangannya.
Perasaan jatuh cinta di awal hubungan menjadi salah satu faktor terbesar pria atau wanita rela menjadi bucin.
Baca Juga: 4 Warna Rambut Cokelat Timeless, Bikin Penampilan Makin Trendy!
Ciri-Ciri Bucin yang Jarang Disadari
Ada beberapa tanda yang bisa terlihat ketika pria atau wanita sedang bucin dengan pasangannya.
Beberapa tanda tersebut, antara lain:
1. Sulit Diajak Berkumpul Bersama Teman
Bagi mereka yang memiliki teman bucin, tentu tanda-tanda ini sudah tak asing lagi.
Mereka yang sedang jatuh cinta, akan sulit untuk diajak bermain atau bertemu dengan teman lamanya.
Memprioritaskan orang yang dicintainya menjadi pilihan yang cenderung diambil oleh seorang bucin.
Tak selalu berkonotasi negatif, hal ini tentu akan menjadi tindakan positif apabila alasannya bisa diutarakan dengan baik.
2. Banyak Ide dalam Flirting
Apakah Moms tahu arti flirting dalam hubungan asmara?
Flirting adalah perilaku seseorang untuk menarik perhatian orang yang disukainya.
Berbagai cara dilakukan untuk menggoda orang yang disuka, termasuk dengan melontarkan kata-kata manis.
Gombal dengan puisi-puisi cinta pun menjadi salah satu cara flirting yang cukup sering dipilih.
3. Segala Pengorbanan Dilakukan
Memberikan segala pengorbanan untuk seseorang memang tak ada salahnya. Apalagi untuk orang yang dicinta.
Kebanyakan orang memilih untuk menempuh berbagai jalan, meskipun terasa sangat berat.
Tak heran, jika tanda orang bucin adalah rela untuk melakukan apa pun yang diinginkan pasangannya.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Selingkuh, Penuh Drama dan Pengkhianatan!
Faktor Penyebab Seseorang Menjadi Bucin
Setelah mengetahui apa arti bucin, ada beberapa alasan yang membuat orang dikenal sebagai budak cinta.
Berdasarkan beberapa studi, pria atau wanita memiliki kesempatan untuk menjadi bucin di awal hubungan percintaan, khususnya 3 bulan pertama.
Bukan tanpa alasan, berikut beberapa faktor mengapa seseorang bisa menjadi bucin:
1. Hawa Nafsu
Ada beberapa tahapan cinta romantis pada orang-orang yang sedang jatuh cinta.
Menurut antropolog perilaku Helen Fisher, Ph.D, nafsu menjadi salah satu alasan seseorang bisa merasakan cinta.
Nafsu membuat ketertarikan fisik dan seksual yang kuat, serta dapat berujung pada perilaku bucin.
Dalam Mind Body Green dijelaskan bahwa nafsu menjadi tingkatan awal seseorang bisa jatuh cinta.
2. Ketertarikan Satu Sama Lain
Selanjutnya, ada tahapan ketertarikan apabila sedang merasakan jatuh cinta.
Seseorang akan merasa sangat tertarik kepada orang tersebut, memikirkannya terus-menerus, serta ingin berada di dekatnya sepanjang waktu.
Karena hal tersebut, mereka akan merasakan seperti 'sengatan' listrik dan kegugupan saat sedang bersama.
Seseorang bisa bucin lebih dalam, karena adanya ketertarikan dan kedekatan yang semakin intim.
3. Keterikatan dan Rasa Nyaman
Keterikatan adalah jenjang berikutnya ketika seseorang sedang jatuh cinta.
Dalam fase ini, Moms akan merasa terhubung dengan aman dan dekat kepada pasangan.
Mulai muncul perasaan kasih sayang yang mendalam, kepercayaan, dan kepuasan yang tinggi.
"Cinta yang romantis dapat dianggap sebagai gabungan dari ketiga elemen tersebut," menurut psikolog klinis, Bobbi Wegner, Psy.D.
Baca Juga: 10 Inspirasi Cincin Tunangan yang Bikin Tambah Jatuh Cinta
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Jatuh Cinta?
Pria maupun wanita memiliki waktu yang berbeda untuk bisa merasakan jatuh cinta.
Pria membutuhkan waktu rata-rata 88 hari (3 bulan) untuk memberi tahu pasangannya bahwa mereka mencintainya.
Sementara itu, wanita diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 134 hari (4 bulan) untuk merasa jatuh cinta.
Dalam studi tahun 2013 tersebut, peneliti juga menemukan bahwa 39% pria mengatakan "aku mencintaimu" dalam waktu 1 bulan setelah berkencan dengan targetnya.
Nah, studi tahun 2011 di Journal of Personality and Social Psychology melakukan survei kelompok kecil mahasiswa sarjana dan menemukan hasil serupa.
Diketahui bahwa pria membutuhkan 97 hari untuk menyatakan cinta dan memulai hubungan yang baru.
Sementara itu, wanita memerlukan 149 hari untuk bisa merasakan cinta dan memulai hubungan baru.
Tak heran, jika pria terkenal lebih bucin dengan pasangannya, karena waktu untuk jatuh cinta terbilang lebih singkat.
Baca Juga: Mengenal Rebo Wekasan, Tradisi Tolak Bala di Rabu Terakhir Bulan Safar
Sekarang lebih mudah memahami apa arti bucin yang sebenarnya, ya, Moms?
Apakah Moms termasuk salah satu yang sedang merasakan fase ini?
- https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/bucin
- https://www.gramedia.com/best-seller/apa-itu-bucin/
- https://www.mindbodygreen.com/articles/how-long-it-takes-to-fall-in-love#:~:text=Stages%20of%20romantic%20love&text=Lust%3A%20You%20feel%20a%20strong,nervousness%20when%20you're%20together.
- http://assets.csom.umn.edu/assets/165677.pdf
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.