Berhubungan saat Awal Haid, Apakah Boleh Dilakukan?
Berhubungan saat awal haid sering kali menjadi pertanyaan bagi banyak pasangan, terutama terkait dampaknya bagi kesehatan.
Awal haid merujuk pada hari-hari pertama dari siklus menstruasi, biasanya hari pertama hingga ketiga.
Ini adalah fase di mana lapisan dinding rahim yang sebelumnya menebal mulai meluruh dan dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk darah menstruasi.
Mari ketahui lebih lanjut tentang bahaya berhubungan saat awal haid, hingga alasan mengapa ada dorongan untuk hubungan intim yang meningkat saat awal haid.
Baca Juga: 6 Cara Menghilangkan Anyang-anyangan setelah Berhubungan
Apakah Boleh Berhubungan saat Awal Haid?
Berhubungan intim saat awal haid sebaiknya tidak dilakukan karena risiko masalah kesehatan yang meningkat selama periode ini.
Pada awal menstruasi, serviks lebih terbuka, sehingga memudahkan masuknya bakteri dan meningkatkan kemungkinan infeksi, termasuk infeksi bakteri dan penyakit menular seksual (PMS).
Kondisi pH di vagina juga berubah, membuatnya lebih rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme.
Selain itu, darah menstruasi bisa menjadi media bagi bakteri, memperbesar risiko infeksi bagi kedua pasangan.
Mengingat faktor-faktor tersebut, disarankan untuk menunda berhubungan intim hingga menstruasi berakhir demi menjaga kesehatan dan kenyamanan.
Baca Juga: Ini Dia 11 Penyebab Telat Haid 1 Minggu, Yuk Disimak!
Risiko Berhubungan saat Awal Haid
Berhubungan seksual saat awal haid memang masih menjadi topik yang kontroversial.
Ada yang mempercayai bahwa hal ini aman, sementara yang lain meyakini bahwa terdapat beberapa bahaya yang perlu diwaspadai.
Selain kemungkinan hadirnya beberapa infeksi seperti yang disebutkan di atas, berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin terjadi jika berhubungan seksual saat awal haid:
1. Infeksi
Bahaya utama berhubungan saat awal haid adalah peningkatan risiko infeksi.
Selama menstruasi, lapisan dinding rahim sedang mengalami peluruhan, sehingga serviks (leher rahim) lebih terbuka dan rentan terhadap masuknya bakteri.
Selain itu, perubahan pH di vagina dan adanya darah dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.
Hal ini meningkatkan risiko infeksi seperti vaginosis bakteri, infeksi saluran kemih, dan penyakit menular seksual.
2. Iritasi dan Rasa Tidak Nyaman
Darah menstruasi dapat mengiritasi vagina dan menyebabkan rasa perih atau gatal pada wanita dan pasangannya.
3. Alergi Lateks
Kondom yang terbuat dari lateks dapat memicu alergi pada beberapa orang.
Hal ini lebih berisiko terjadi saat menstruasi karena darah dapat mempermudah alergen lateks masuk ke dalam tubuh.
4. Ketidaknyamanan Fisik
Kontraksi rahim yang terjadi saat menstruasi dapat membuat wanita merasa tidak nyaman saat berhubungan seksual.
5. Gangguan Emosional
Perubahan hormonal selama menstruasi dapat memengaruhi emosi wanita, membuatnya lebih mudah marah atau cemas.
Hal ini dapat memengaruhi mood dan gairah saat berhubungan seksual.
6. Nyeri
Beberapa wanita mungkin merasa tidak nyaman atau mengalami nyeri saat berhubungan di masa menstruasi.
Kram yang biasanya terjadi selama haid bisa menjadi lebih parah, menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan.
7. Endometriosis
Melansir studi di jurnal International Journal of Fertility & Sterility, aktivitas seksual selama menstruasi ditemukan sebagai faktor yang memengaruhi endometriosis.
Endometriosis adalah kondisi medis di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium, saluran tuba, permukaan luar rahim, atau organ lain di panggul.
Mengapa Ada Orang yang Ingin Berhubungan Intim saat Awal Haid?
Melihat berbagai risikonya, namun tetap ada saja orang yang ingin berhubungan intim saat awal haid.
Dijelaskan dalam studi di jurnal Psychoneuroendocrinology ada kaitannya antara gairah seksual meningkat pada wanita di masa siklus menstruasi mereka.
Gairah atau libido yang meningkat inilah yang membuat sebagian perempuan ingin berhubungan intim.
Faktor yang Memungkinkan Gairah Seks Meningkat saat Haid
Berikut ini faktor yang memungkinkan gairah seks meningkat saat haid:
1. Pelepasan Hormon Endorfin
Selama menstruasi, beberapa wanita mengalami pelepasan hormon endorfin, terutama jika mereka mengalami orgasme. Hormon ini bisa memberikan rasa nyaman dan meningkatkan mood.
2. Pelepasan ketegangan pramenstruasi (PMS):
Beberapa wanita merasa lega setelah berakhirnya fase pramenstruasi yang disertai dengan gejala emosional dan fisik, sehingga membuat mereka merasa lebih rileks dan lebih mungkin mengalami gairah seksual.
3. Peningkatan Aliran Darah ke Area Panggul
Selama menstruasi, aliran darah ke area genital meningkat, sehingga beberapa wanita mungkin merasa lebih sensitif dan terstimulasi secara fisik.
Baca Juga: Ciri-Ciri Darah Keguguran dan Bedanya dengan Darah Haid
Berhubungan saat Awal Haid Bukan untk Mencegah Kehamilan
Selain karena faktor libido yang meningkat, ada juga kemungkinan orang berhubungan saat awal haid karena dapat mencegah kehamilan.
Berhubungan saat awal haid tidak boleh dijadikan metode pencegah kehamilan.
Karena, jauh lebih penting menjaga kesehatan diri dan pasangan dengan menghindari seks saat haid, ketimbang mengincar peluang kehamilan yang rendah selama menstruasi.
Gunakanlah metode kontrasepsi jika ingin mencegah kehamilan, seperti kondom, pil KB, atau alat kontrasepsi dalam rahim (IUD).
Kapan Sebaiknya Hubungan Seks Dilakukan?
Berhubungan intim sebaiknya dilakukan pada waktu yang tepat untuk kenyamanan dan kesehatan.
Berikut beberapa waktu yang sebaiknya dipertimbangkan:
1. Setelah Menstruasi Berakhir
Berhubungan setelah menstruasi selesai biasanya lebih nyaman dan aman.
Pada saat ini, risiko infeksi lebih rendah karena kondisi vagina telah kembali ke pH normal, dan lapisan rahim sudah kembali bersih.
Tubuh juga biasanya lebih segar dan siap untuk aktivitas fisik setelah menstruasi.
2. Saat Tubuh dalam Kondisi Sehat dan Nyaman
Waktu terbaik untuk berhubungan juga tergantung pada kondisi fisik dan emosional.
Sebaiknya dilakukan ketika tubuh dalam kondisi sehat, tidak kelelahan, atau tidak sedang mengalami gejala penyakit.
Kenyamanan emosional juga penting agar hubungan berjalan lebih baik.
3. Ketika Pasangan Siap Secara Fisik dan Emosional
Kehidupan seksual yang sehat juga bergantung pada kesiapan fisik dan emosional kedua pasangan.
Komunikasi terbuka sangat penting untuk memastikan bahwa keduanya merasa nyaman dan siap, baik secara fisik maupun mental, untuk berhubungan.
Berhubungan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan kesehatan fisik dan emosional serta mempertahankan kebersihan dan kenyamanan agar tetap aman dan menyenangkan bagi kedua pasangan.
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8983090/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9807890/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.