Bactoderm (Salep Antibiotik): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping
Antibiotik ada yang hadir dalam bentuk salep, salah satunya adalah Bactoderm. Digunakan untuk kebutuhan medis, siapa pun tak boleh sembarang menggunakan salep ini.
Salah aturan pakai bisa memperparah gejala dan tingkat keparahan penyakit.
Ketahui fungsi serta dosis yang tepat ketika menggunakan salep antibiotik satu ini, Moms!
Baca Juga: Inerson, Obat Salep untuk Gejala Dermatitis dan Eksim
Manfaat Obat Bactoderm
Foto: hdmall.id
Bactoderm diproduksi dalam berbagai bentuk dan umumnya salep atau krim.
Dalam drugs.com, menjelaskan bahwa salep ini mengandung mupirocin 2% yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai infeksi.
Bactoderm adalah antibiotik yang mencegah bakteri tumbuh di kulit tubuh manapun.
Manfaat salep ini seringnya untuk mengobati infeksi kulit seperti impetigo atau bakteri "Staph" pada kulit.
Tak hanya itu, berbagai infeksi bakteri pada kulit yang mungkin terjadi seperti:
- Lepuhan pada kulit
- Timbul nanah akibat infeksi
- Peradangan pada folikel rambut (folikulitis)
- Infeksi luka jahitan
- Eksim kronis
Obat ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri di setiap jaringan yang terinfeksi.
Termasuk dalam golongan obat keras, tidak semua bisa menggunakan Bactoderm. Harus membutuhkan resep atau konsultasi dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Mengenal Bisolvon, Obat Batuk Berdahak yang Bisa Diminum Anak dan Dewasa
Dosis Salep Bactoderm
Foto: Orami Photo Stocks
Hadir dalam krim atau salep, Bactoderm perlu dipakai sesuai arahan dari dokter masing-masing.
Jangan menggunakan obat ini dalam jumlah yang besar atau lebih lama dari yang direkomendasikan.
Pemakaian Bactoderm hanya pada kulit luar. Oleh karena itu, hindari memasukkan obat ke mata, hidung, atau mulut.
Dosis salep antibiotik 2% mupirocin ini yakni dioleskan 3 kali per hari dalam jangka waktu 10 hari lamanya.
Untuk beberapa kasus, dibutuhkan dosis lebih tinggi untuk efektivitas lebih. Hal ini tentu dengan pengamatan dari dokter yang merawat.
Baca Juga: Kegunaan dan Efek Samping Yusimox, Antibiotik untuk Infeksi Bakteri
Aturan Pakai Bactoderm
Foto: Orami Photo Stocks
Sama dengan obat minum, salep juga memerlukan aturan pakai yang tepat.
Pastikan telah mencuci tangan sebelum dan sesudah mengoleskan salep antibiotik.
Bersihkan dan keringkan area kulit yang sakit atau meradang.
Gunakan kapas atau kain kasa untuk mengoleskan sedikit krim atau salep Bactroban sesuai petunjuk.
Jangan menyebarkan bactroderm area kulit yang luas ya, Moms.
Apabila telah disalepkan, bisa ditutup dengan kain kasa steril untuk mencegah kotor ataupun infeksi berlanjut.
Jangan menutupi area yang dirawat dengan perban, bungkus plastik, atau penutup lain yang tidak memungkinkan udara bersirkulasi.
Baca Juga: Turunkan Kolesterol dengan Obat Atorvastatin Calcium, Simak Dosisnya!
Efek Samping Bactoderm
Foto: Orami Photo Stocks
Efek samping yang umum dari Bactoderm termasuk ruam kulit.
Di samping itu, ditemukan beberapa efek samping lainnya yang mungkin terjadi, antara lain:
- Kulit kemerahan
- Gatal-gatal di kulit meradang
- Kulit terasa berdenyut
- Rasa panas terbakar pada kulit
Biasanya, efek samping obat ini akan segera hilang, dan tidak bertahan selama pengobatan berlangsung.
Konsultasikan dengan dokter jika efek samping ini menjadi lebih buruk atau bertahan lebih lama.
Waspadai juga tanda-tanda alergi terhadap kandungan ini seperti:
- Gatal-gatal
- Pusing
- Detak jantung cepat atau berdebar
- Napas mengi
- Sulit bernapas
- Pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan
Baca Juga: 6+ Rekomendasi Serum untuk Kulit Kering, Bikin Lembap Maksimal, Kenyal dan Glowing!
Alergi obat perlu segera mendapat tindakan cepat dari dokter agar tak berakibat fatal.
Waspadai Aturan Pakai Obat
Foto: Orami Photo Stocks
Moms perlu mematuhi aturan pakai Bactoderm sebelum mencoba menggunakannya.
Obat ini tidak boleh diberikan bagi mereka yang ada indikasi alergi terhadap mupirocin.
Ini pun berlaku bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit gagal ginjal. Pastikan dokter telah mengetahui riwayat penyakit sebelumnya ya, Moms.
Jangan gunakan bactroderm pada anak tanpa saran medis. Salep tidak boleh digunakan pada anak di bawah 3 bulan.
Baca Juga: Penjelasan tentang Rhemafar, Obat Alergi dan Penekan Sistem Imun
Selain itu, ibu hamil dan menyusui pun perlu mendapat persetujuan dari dokter kandungan.
Hingga saat ini tidak diketahui apakah mupirocin salep bisa mempengaruhi kandungan nutrisi ASI. Namun, tak ada salahnya menghindari efek samping yang tak diinginkan.
Jika mengoleskan obat ini ke payudara atau puting lecet, cuci area tersebut secara menyeluruh sebelum menyusui bayi.
Hal ini agar Si Kecil tidak menelan sisa-sisa salep yang dioleskan ya, Moms!
Demikian aturan pakai Bactoderm, dosis, serta efek samping yang umum dialami. Selalu mendapat konsultasi dokter sebelum menggunakan obat antibiotik ini, ya!
- https://www.drugs.com/bactroban.html
- https://pillintrip.com/medicine/bactoderm
- https://www.myupchar.com/en/medicine/bactoderm-n-p37113743
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.