Simak Manfaat, Dosis, Efek Samping Betahistine untuk Vertigo
Vertigo bisa diredakan gejalanya dengan betahistine.
Jika seorang pengidap vertigo tidak minum obat untuk meredakan gejalanya, dampak buruk bisa terjadi.
Ia bisa terjatuh ketika berjalan dan akhirnya terluka.
Apalagi, jika gejala vertigo muncul saat sedang berjalan di tangga atau mengendarai kendaraan.
Tentu, dampaknya bisa mengancam jiwa. Oleh karena itulah obat vertigo ini sangat dibutuhkan.
Sebelum menggunakan obat ini, Moms dan Dads baiknya mempelajari dosis dan efek sampingnya lebih dahulu.
Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Manfaat Betahistine
Betahistine adalah obat yang ditujukan untuk digunakan meredakan vertigo.
Vertigo digambarkan seperti sensasi lingkungan di sekitar berputar atau bergerak, sulit menjaga keseimbangan, hingga perasaan ingin pingsan.
Serangan vertigo terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung selama beberapa detik atau lebih lama.
Seseorang yang mengalami vertigo parah, akan terganggu dengan gejalanya sehingga sulit untuk menjalankan aktivitas secara normal.
Selain untuk mengobati vertigo, betahistine juga diresepkan dokter untuk mengobati penyakit lain, di antaranya:
1. Tinnitus
Menurut Mayo Clinic, tinnitus adalah kondisi telinga berdenging.
Suara denging yang terdengar bisa berupa desis, gemuruh, atau bunyi 'klik' berulang.
Munculnya bunyi bukan berasal dari lingkungan, tetapi dari dalam telinga yang bermasalah.
2. Penyakit Meniere
Penyakit Meniere adalah gangguan pada telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing (vertigo) dan gangguan pendengaran.
Dalam kebanyakan kasus, penyakit Meniere hanya mempengaruhi satu telinga.
Selain menyebabkan vertigo, penyakit ini juga menimbulkan gejala gangguan pendengaran, telinga berdenging, dan terlinga terasa penuh.
Baca Juga: Obat Nyeri Neuropyron V: Ketahui Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Dosis Betahistine
Obat ini hanya tersedia dalam bentuk tablet minum.
Setiap orang mungkin saja diresepkan dosis yang berbeda-beda.
Ini bergantung dengan usia, penyakit yang diderita, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Berikut ini dosis obat yang biasanya dokter rekomendasikan.
Betahistine mesilate
- Dosisnya 6–12 mg, 3 kali sehari.
Betahistine hydrochloride (HCl)
- Dosis awal 8–16 mg, 3 kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 24–48 mg per hari.
Gunakan obat ini persis seperti yang dokter maupun apoteker arahkan.
Jangan melebihi atau mengurangi dosis obat dan berhenti minum obat tanpa izin dokter, sekalipun Moms dan Dads merasa kondisinya sudah membaik.
Minum obat ini bersama makanan atau segera setelah makan untuk menghindari masalah pencernaan.
Agar tidak melewatkan dosis, minum di waktu yang sama setiap hari.
Jika dosis terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
Baca Juga: Kenali Obat Codipront: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Efek Samping Betahistine
Seperti obat lainnya, betahistine bisa menimbulkan efek samping.
Berikut ini adalah efek samping yang bisa terjadi selama penggunaan betahistine.
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Kembung
- Kelelahan
- Ruam kulit dan gatal-gatal
Obat ini dapat menyebabkan tekanan darah turun secara tiba-tiba ketika bangun dari posisi duduk atau berbaring dan mungkin menyebabkan pusing dan badan lemas.
Untuk meminimalkan masalah ini, berdirilah secara perlahan.
Pada beberapa kasus, juga bisa menimbulkan reaksi alergi, yang ditandai dengan ruam kulit dan gatal, pembengkakan pada wajah, dan sesak napas.
Oleh karena itu, sebelum menggunakan obat, beri tahu dokter jika memiliki alergi.
Efek samping ringan mungkin masih bisa ditoleransi dan akan hilang jika obat tidak digunakan lagi.
Namun, jika Moms dan Dads merasakan efek samping sudah mengganggu atau tidak juga menghilang walaupun obat sudah berhenti digunakan, segera konsultasi ke dokter.
Baca Juga: Cari Tahu Dosis Neuralgin RX, Obat untuk Nyeri dan Peradangan
Aturan Penggunaan Betahistine
Selain alergi, Moms dan Dads juga perlu memberi tahu dokter jika memiliki masalah kesehatan seperti berikut.
- Asma
- Penyakit jantung
- Punya riwayat gastritis (radang lapisan perut)
- Penyakit hati
- Sedang hamil atau menyusui
Dokter mungkin saja tidak memeperbolehkan penggunaan betahistine jika Moms dan Dads memiliki masalah kesehatan, seperti phaeochromocytoma, yakni tumor langka pada kelenjar adrenal yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Jangan lupa untuk memberi tahu dokter jika saat itu sedang menggunakan obat-obatan seperti berikut.
- Obat untuk mengobati depresi, seperti isocarboxazid, phenelzine, dan tranylcypromine.
- Obat untuk pilek atau alergi, seperti cetirizine, chlorphenamine, dan loratadine.
- Obat asma, seperti salbutamol dan terbutalin.
- Obat untuk penyakit Parkinson, seperti selegiline.
Baca Juga: Naproxen (Obat Radang Sendi): Fungsi, Dosis, Penggunaan, dan Efek Samping
Selama penggunaan obat, hindari konsumsi alkohol.
Ini karena alkohol juga bisa berinteraksi dengan obat vertigo, sehingga perlu dihindari.
Penggunakan obat vertigo dengan deretan obat yang disebutkan bisa saling berinteraksi, yang mungkin membuat obat tidak efektif mengobati vertigo, atau malah menimbulkan masalah kesehatan lain yang mengganggu.
Obat ini hanya bisa digunakan dengan resep dokter. Jadi, jangan menggunakan obat tanpa pengawasan dokter.
- https://www.nhs.uk/medicines/betahistine/
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/betahistine?mtype=generic
- https://go.drugbank.com/drugs/DB06698
- https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/ears-nose-and-throat/vertigo
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tinnitus/symptoms-causes/syc-20350156
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/menieres-disease/symptoms-causes/syc-20374910
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.