Obat Nyeri Ascardia: Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
Pernahkah Moms mendengar tentang Ascardia? Ascardia adalah salah satu merek aspirin yang banyak digunakan di Indonesia sebagai obat penghilang rasa nyeri, seperti sakit kepala, nyeri haid, hingga sakit gigi.
Selain sebagai obat pereda nyeri, Ascardia juga memiliki manfaat lain yang mungkin belum banyak diketahui.
Bagaimana cara penggunaannya, apa saja dosis yang tepat, serta efek samping yang perlu diwaspadai? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di artikel ini agar Moms bisa lebih paham sebelum menggunakan Ascardia!
Baca Juga: Fenaren, Obat Pereda Nyeri dan Efektif Mengatasi Peradangan
Manfaat Ascardia
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Ascardia mengandung aspirin.
Dikutip dari Medical News Today, aspirin adalah obat antiinflamasi nonsteroid (nonsteroidal anti-inflammatory drug/NSAID).
Aspirin bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu dalam tubuh untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan.
Aspirin mengandung salisilat, senyawa yang ditemukan pada tanaman seperti pohon willow dan myrtle.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh National Library of Medicine, penggunaan tanaman tersebut pertama kali tercatat sekitar 4.000 tahun yang lalu.
Hippocrates menggunakan kulit pohon willow untuk menghilangkan rasa sakit dan demam, dan beberapa orang masih menggunakan kulit pohon willow sebagai obat alami untuk sakit kepala dan nyeri ringan.
Obat-obatan yang masuk kategori NSAID, termasuk Ascardia, memberikan efek menghilangkan rasa sakit, menurunkan demam, dan menurunkan peradangan dalam dosis yang lebih tinggi.
Baca Juga: Dolo Neurobion (Obat Pereda Nyeri): Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping
Dosis Ascardia
Ascardia (acetosal) diberikan dengan dosis berikut:
- Dosis dewasa: 80-160 mg/hari.
- miokard infark: 300 mg/hari.
- transient iskemik: sampai 1000 mg/hari.
- Dosis dewasa: 3-4 x sehari 4-6 tablet.
- Dosis anak usia 5-12 tahun: 3-4 x sehari 2-3 tablet.
- Dosis anak usia 1-4 tahun: 3-4 x sehari 1 tablet.
Jika menggunakan obat ini untuk pengobatan sendiri, ikuti semua petunjuk pada paket produk.
Namun, bila Moms memiliki pertanyaan, tanyakan kepada dokter atau apoteker saat membeli obat. Kemudian, jika dokter meresepkan dosis yang berbeda, minumlah persis seperti yang ditentukan, ya Moms.
Untuk anak di bawah 12 tahun, sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini tanpa petunjuk dari dokter.
Kemudian, bagi orang dengan stroke atau serangan jantung, dokter mungkin meresepkan obat ini dalam dosis rendah untuk mencegah pembekuan darah.
Selain itu, bagi Moms yang baru saja menjalani operasi pada arteri yang tersumbat (seperti operasi bypass, endarterektomi karotis, stent koroner), dokter juga mungkin mengarahkan pasien untuk menggunakan aspirin dalam dosis rendah sebagai "pengencer darah" untuk mencegah pembekuan darah.
Baca Juga: 10+ Obat Nyeri saat Berhubungan, Medis hingga Herbal Alami
Ascardia untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Beri tahu dokter jika Moms sedang hamil atau berencana untuk hamil.
Obat ini dapat membahayakan bayi yang belum lahir dan menyebabkan masalah dengan persalinan normal.
Obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada kehamilan dari 20 minggu sampai melahirkan.
Jika dokter memutuskan bahwa Moms perlu menggunakan obat ini antara 20 dan 30 minggu kehamilan, Moms harus menggunakan dosis efektif terendah untuk waktu sesingkat mungkin.
Dalam beberapa kasus, aspirin dosis rendah (biasanya 81-162 miligram sehari) dapat digunakan dengan aman selama kehamilan untuk mencegah kondisi tertentu.
Jadi ada baiknya untuk Moms melakukan konsultasi dengan dokter untuk lebih jelasnya.
Kemudian untuk ibu yang sedang menyusui perlu diketahui bahwa Aspirin dapat masuk ke dalam ASI.
Bila digunakan dalam jumlah besar (seperti untuk mengobati rasa sakit atau demam), dapat membahayakan bayi dan menyusui saat menggunakan obat ini tidak dianjurkan.
Baca Juga: Amankah Obat Cetirizine untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya!
Efek Samping Ascardia
Setelah mengetahui manfaat dan dosisnya, ketahui efek samping Ascardia yang mungkin terjadi.
Berikut ini ulasannya:
1. Sakit Perut dan Mulas
Salah satu efek samping Ascardia yang mungkin terjadi adalah sakit perut dan mulas.
Jika salah satu dari efek ini bertahan atau memburuk, beri tahu dokter atau apoteker segera.
2. Reaksi Alergi
Reaksi alergi yang serius terhadap obat ini jarang terjadi.
Namun, segera dapatkan bantuan medis jika melihat gejala reaksi alergi yang serius, termasuk:
- Demam
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Muncul ruam, gatal/bengkak (terutama pada wajah/lidah/tenggorokan)
- Pusing parah
- Kesulitan bernapas
3. Sindrom Reye
Efek samping aspirin yang paling serius adalah sindrom Reye.
Meskipun kejadiannya jarang, namun sangat fatal.
Sindrom Reye adalah sebuah penyakit yang jarang namun parah yang ditandai dengan ensefalopati akut dan hati berlemak.
Penyakit ini dapat terjadi bila anak-anak atau remaja diberikan aspirin untuk demam atau penyakit lain atau infeksi.
4. Efek Samping Lain
Obat ini mungkin jarang menyebabkan pendarahan serius dari perut/usus atau bagian tubuh lainnya.
Namun, tidak menutup kemungkinan itu bisa terjadi.
Jika mengalami salah satu atau lebih efek samping di bawah ini, segera cari bantuan medis, antara lain:
- Sakit perut/perut yang parah atau tidak hilang
- Tinja berwarna hitam
- Muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
- Kesulitan berbicara
- Kelemahan pada salah satu bagian tubuh
- Perubahan penglihatan mendadak
- Sakit kepala parah
Jika dokter mengarahkan untuk menggunakan obat ini, ingatlah bahwa dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya.
Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.
Beritahu dokter segera jika mengalami efek samping yang serius.
Baca Juga: Mengenal Dexketoprofen, Salah Satu Obat Pereda Nyeri
Tindakan Pencegahan
Untuk menghindari efek samping di atas, sebaiknya lakukan tindakan pencegahan. Dikutip dari WebMD, ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa dilakukan.
Sebelum mengonsumsi aspirin, termasuk Ascardia, beri tahu dokter atau apoteker jika alergi terhadap aspirin atau ke salisilat lainnya (seperti kolin salisilat); atau obat pereda nyeri atau penurun demam lainnya (NSAID seperti ibuprofen, naproxen); atau jika memiliki alergi lain.
Produk ini mungkin mengandung bahan yang tidak aktif, yang dapat menyebabkan reaksi alergi atau masalah lain.
Obat ini tidak boleh digunakan jika memiliki kondisi medis tertentu.
Sebelum menggunakan obat ini, konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika memiliki gangguan pendarahan/pembekuan darah (seperti hemofilia, defisiensi vitamin K, jumlah trombosit yang rendah).
Kondisi Kesehatan yang Perlu Diperhatikan
Jika memiliki masalah kesehatan berikut, konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum menggunakan obat ini:
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Diabetes
- Masalah perut (seperti maag, mulas, sakit perut)
- Asma sensitif aspirin (riwayat memburuknya bernapas dengan hidung meler/tersumbat setelah minum aspirin atau NSAID lainnya)
- Pertumbuhan di hidung (polip hidung)
- Asam urat
- Defisiensi enzim tertentu (defisiensi piruvat kinase atau G6PD).
Penggunaan alkohol dan tembakau setiap hari, terutama bila dikombinasikan dengan produk ini, dapat meningkatkan risiko untuk efek samping ini.
Batasi minuman beralkohol dan berhenti dari kebiasaan merokok.
Konsultasikan dengan dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut.
Sebelum menjalani operasi, beri tahu dokter atau dokter gigi bahwa Moms sedang mengonsumsi obat ini.
Anak-anak dan remaja berusia kurang dari 18 tahun tidak boleh mengonsumsi aspirin jika mereka menderita cacar air, flu, atau penyakit apa pun yang tidak terdiagnosis atau jika mereka baru saja menerima vaksin.
Orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih sensitif terhadap efek samping obat ini, terutama pendarahan lambung/usus.
Baca Juga: Pregabalin, Obat untuk Mengatasi Berbagai Nyeri Saraf
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang Ascardia. Semoga bermanfaat!
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/161255#what-is-aspirin
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519032/
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-21141/enteric-coated-aspirin-oral/details#
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.