Ceftriaxone, Antibiotik Atasi Infeksi Bakteri dan Menular Seksual
Ada beragam jenis antibiotik untuk mengatasi berbagai penyakit. Salah satunya adalah ceftriaxone yang digunakan untuk menghentikan peradangan akibat bakteri.
Infeksi bakteri berbeda dengan virus.
Karenanya, antibiotik tak akan ampuh untuk mengatasi penyebaran virus.
Untuk lebih jelasnya, ketahui manfaat dan aturan pakai obat antibiotik ini untuk memberantas segala infeksi bakteri.
Kegunaan Ceftriaxone
Foto: Orami Photo Stock
Ceftriaxone digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri.
Ini termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai antibiotik sefalosporin.
Melansir MedlinePlus, cara kerja obat ini, yaitu menghentikan pertumbuhan bakteri dalam tubuh.
Hadir dalam bentuk minum yakni tablet, kapsul, ataupun suntikan melalui infus.
Suntikan ceftriaxone digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti:
- Gonore
- Penyakit menular seksual
- Penyakit radang panggul
- Meningitis
- Infeksi paru-paru
- Bakteri pada kandung kemih
Suntikan obat ini juga terkadang diberikan sebelum melakukan jenis operasi tertentu.
Tak lain, manfaatnya untuk mencegah infeksi yang mungkin berkembang setelah operasi.
Mengutip Mayo Clinic, suntikan ini tidak cukup ampuh untuk mengatasi penyakit pilek, flu, atau infeksi virus lainnya.
Obat ini pun tidak dianjurkan untuk digunakan pada bayi baru lahir dengan kadar bilirubin dan darah tinggi.
Selain itu, bayi prematur juga bisa mengalami efek samping yang serius apabila menerima obat ini.
Baca Juga: Amankah Obat Cetirizine untuk Ibu Hamil? Ini Jawabannya!
Dosis Obat Ceftriaxone
Foto: Orami Photo Stock
Dosis ceftriaxone akan berbeda berdasarkan jenis obat dan juga penyakit yang dialami.
Melansir informasi dalam drugs.com, berikut dosis umum yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, meliputi:
1. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang ditandai dengan sesak napas pada penderitanya.
Obat ini pun bisa dipakai untuk meredakan gejala sesak napas tersebut.
Dosis suntikan yang digunakan yakni 1 sampai 2 g IV atau IM sekali sehari.
Total dosis harian tidak boleh melebihi 4 g seharinya.
Durasi pemakaian infus ini sekitar 4 sampai 14 hari, atau tergantung tingkat keparahan penyakit.
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Foto: Orami Photo Stock
Infeksi saluran kemih atau dikenal ISK memakai ceftriaxone untuk mengatasinya.
Dosis obat ini yakni 1 sampai 2 g IV atau IM setiap sehari sekali.
Infeksi karena bakteri Streptococcus pyogenes setidaknya diperlukan 10 hari pengobatan.
Perlu diketahui bahwa dosis harian tidak boleh melebihi 4 g.
3. Gonokokal atau Gonore
Penyakit menular seksual seperti gonore pun umum menggunakan obat ini sebagai rangkaian perawatan.
Untuk orang dewasa tanpa komplikasi, membutuhkan 250 mg IM sebagai dosis tunggal.
Dosis tunggal diberikan 1 sampai 2 kali sehari selama jangka waktu 4-14 hari.
Dosis dapat berubah tergantung jenis infeksi tertentu.
Baca Juga: 18 Obat Sariawan Anak, dari Obat di Apotek Hingga yang Alami
4. Meningitis
Foto: Orami Photo Stock
Beda halnya dengan dosis ceftriaxone untuk mengatasi penyakit meningitis.
Dosis umum yang digunakan yakni 1 sampai 2 g IV atau IM sekali sehari.
Dosis terbagi pun biasa dijadikan alternatif untuk penggunaan 2 kali sehari.
Durasi terapi obat ini dalam kurun waktu 4 hingga 14 hari.
Obat ini efektif dalam sejumlah kasus meningitis dan infeksi shunt yang disebabkan bakteri S epidermidis dan E coli.
Baca Juga: Penisilin, Antibiotik untuk Berbagai Macam Infeksi Bakteri
5. Sebelum Operasi
Diketahui sebelumnya, obat ini juga dipakai untuk tindakan pencegahan infeksi bakteri di kala operasi.
Dosis tunggal diberikan sekitar 1 g IV yang disuntik 30 hingga 120 menit sebelum operasi.
Penggunaan obat ini dapat mengurangi kejadian infeksi pasca operasi pada pasien.
Misalnya, pencegahan kontaminasi yang terjadi saat operasi histerektomi, kolesistekmi, atau bedah saluran empedu.
Obat ini terbukti sama efektifnya dengan cefazolin untuk mencegah infeksi setelah operasi bypass arteri koroner.
Baca Juga: 6 Pilihan Obat Alergi, Pertimbangkan Sesuai Kebutuhan, ya!
Efek Samping Ceftriaxone
Foto: Orami Photo Stock
Seseorang mungkin menerima injeksi ceftriaxone di rumah sakit dengan bantuan dokter atau perawat.
Perhatikan beberapa efek samping yang mungkin timbul pasca obat masuk ke dalam tubuh.
Efek samping ringan yang mungkin dialami yakni seperti:
- Diare
- Pusing dan ngantuk
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Nyeri di tempat suntikan
- Sakit perut
- Berkeringat
Terlepas itu, adapula kasus yang membutuhkan perawatan segera dari efek samping yang ditimbulkan.
Segera konsultasikan dengan dokter apabila merasakan efek samping yang berupa:
- Reaksi alergi seperti ruam kulit
- Gangguan pernapasan
- Demam dan menggigil
- Detak jantung tidak teratur
- Nyeri saat buang air kecil
- Pendarahan tidak biasa
Jika menggunakan lebih dari satu dosis injeksi ceftriaxone, gunakan obat sampai merasa lebih baik.
Jangan pernah menghentikan obat tanpa rekomendasi dokter.
Hal ini berisiko tubuh mungkin menjadi resisten terhadap antibiotik.
Baca Juga: Bio Nerve, Obat Alami Asal Malaysia yang Diklaim Bermanfaat untuk Tubuh
Demikian penggunaan dan dosis ceftriaxone sebagai obat antibitioik.
Selalu ikuti anjuran dokter selama proses perawatan ya, Moms!
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a685032.html
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/ceftriaxone-injection-route/description/drg-20073123
- https://www.drugs.com/dosage/ceftriaxone.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.