Subfertilitas dan Infertilitas, Apa Perbedaannya?
Ketika berbicara mengenai kesuburan, mungkin Moms sudah sering mendengar istilah subfertilitas dan infertilitas.
Namun, seberapa tahukah Moms mengenai dua istilah tersebut?
Meskipun terdengar sama, ternyata keduanya memiliki perbedaan lho, Moms.
Subfertilitas dan Infertilitas
Yuk, simak lebih lanjut dalam pembahasan di bawah ini.
Baca Juga: Perokok Pasif Berisiko Tinggi Mengalami Infertilitas, Bagaimana Bisa?
1. Terdengar Mirip Tetapi Berbeda Pengertian
Foto: freepik.com
Istilah infertilitas dan subfertilitas memang sering kali digunakan secara bergantian, padahal sebenarnya masing-masing memiliki pengertian yang berbeda.
Mengutip Healthline, subfertilitas adalah istilah yang digunakan untuk pasangan yang masih memiliki peluang tinggi untuk hamil secara alami, tetapi membutuhkan waktu yang lebih lama. Sementara infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil secara alami, umumnya setelah satu tahun mencoba.
“Dengan infertilitas Anda hanya memiliki peluang sebesar 5% untuk dapat hamil sendiri (tanpa intervensi medis),” kata Joseph A. Hill, MD, spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas berbasis di Boston, seperti dikutip dari Everyday Health.
Baca Juga: Infertilitas Sekunder, Gangguan yang Menyebabkan Sulit Hamil Anak Kedua
2. Memiliki Penyebab dan Faktor Risiko Yang Sama
Foto: freepik.com
Infertilitas sering kali disebabkan oleh faktor pria (kelainan sperma, penyumbatan, atau disfungsi ejakulasi), faktor wanita (penyumbatan tuba falopi, tidak berovulasi secara teratur, ketidakseimbangan hormon, atau kondisi medis tertentu seperti endometriosis), atau kombinasi dari faktor pria dan wanita maupun faktor penyebab yang tidak dapat dijelaskan.
Adapun faktor penyebab pada sebagian besar kasus subfertilitas kurang lebih sama seperti infertilitas.
Di mana kesulitan hamil dapat disebabkan karena faktor pria, wanita, atau kombinasi keduanya. Dalam beberapa kasus, penyebabnya pun tidak dapat diketahui.
Sementara itu, menurut sebuah studi dalam jurnal The Obstetrician & Gynaecologist (TOG), disebutkan bahwa beberapa hal berikut ini juga dapat meningkatkan risiko subfertilitas:
- Cadangan ovarium rendah
- Berusia lebih dari 35 tahun dan memiliki kualitas oosit yang rendah
- Faktor gaya hidup
- Kelainan fungsi tuba
- Kelainan proses fertilisasi
- Kelainan implantasi
- Gangguan metabolisme, faktor imunologis dan genetik
- Endometriosis
- Fibroid
- Adenomyosis
Baca Juga: Varises Pada Testis Rentan Menyebabkan Infertilitas
Bukan hanya itu, wanita dengan rheumatoid arthritis juga diketahui lebih mungkin didiagnosa dengan subfertilitas karena menggunakan lebih banyak obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) sebelum konsepsi, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 dalam jurnal Arthritis Care & Research.
3. Perawatannya Tidak Selalu Sama
Foto: freepik.com
Menurut Medical News Today, terdapat beberapa metode perawatan untuk masalah infertilitas, yaitu:
Infertilitas Faktor Pria:
- Pembedahan, jika penyebabnya adalah varicocele atau penyumbatan pada vas deferens (tabung yang membawa sperma).
- Antibiotik untuk mengobati infeksi pada organ reproduksi.
- Pengobatan dan konseling untuk mengobati masalah dengan ereksi dan ejakulasi.
- Perawatan hormon jika ada hormon tertentu yang terlalu tinggi atau rendah.
Infertilitas Faktor Wanita:
- Obat kesuburan dan hormon untuk membantu wanita berovulasi atau menyeimbangkan kadar hormon.
- Pembedahan untuk mengangkat jaringan yang menghalangi kesuburan (seperti endometriosis) atau untuk membuka saluran tuba falopi.
Infertilitas pada pria dan wanita, atau kombinasi keduanya juga dapat ditangani dengan teknologi reproduksi berbantuan seperti IUI (inseminasi intrauterin), IVF (in vitro fertilization), GIFT (gamete intrafallopian transfer), dan ZIFT (zygote intrafallopian transfer).
Baca Juga: Waspada! Lemak Trans Dapat Meningkatkan Risiko Infertilitas Pada Perempuan
Sedikit berbeda dengan infertilitas, perawatan subfertilitas lebih difokuskan pada gaya hidup dan meningkatkan peluang untuk hamil. Meskipun perawatan medis dan pilihan lain juga tersedia jika memang diperlukan.
“Jika Anda telah memantau ovulasi dengan melacak lendir serviks Anda atau menggunakan prediktor ovulasi yang dijual bebas dan melakukan hubungan seks tanpa kondom, segera temui dokter setelah enam bulan (belum juga hamil) jika berusia di atas 35 tahun, atau setelah satu tahun jika Anda berusia di bawah 35 tahun,” saran Dr. Hill.
Jadi, itulah berbagai penjelasan mengenai subfertilitas dan infertilitas. Sudahkah Moms memahami perbedaannya?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.