22 Agustus 2019

Benarkah Sunat Berpengaruh pada Kesuburan Pria?

Sunat mampu mengurangi risiko kanker penis lho!

Agaknya sunat sudah menjadi tradisi yang harus diikuti oleh semua masyarakat Indonesia, terutama laki-laki. Padahal ritual ini membuat pria rentan mengalami infeksi hingga kematian. Mengapa masyarakat Indonesia masih bersikeras untuk melakukan sunat ini?

Padahal sunat tidak wajib untuk dilakukan secara medis, namun demi alasan tradisi budaya, keyakinan agama, hingga menjaga kebersihan diri, pria harus melakukan sunat. Namun hal ini tentunya dilakukan sejak kita masih kecil.

Menurut Lembaga Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), dengan melakukan sunat, pria dapat mencegah penularan HIV dan penyakit kelamin lainnya, serta menurunkan risiko kanker penis.

Lalu bagaimana dengan kesuburan pria, apakah sunat mempengaruhi kesuburan pria?

Sunat dan Kesuburan Pria

sunat mempengaruhi kesuburan pria
Foto: sunat mempengaruhi kesuburan pria

Foto: indiatvnews.com

Kebanyakan pria dewasa pasti ngeri jika membayangkan pisau bedah yang akan mendekati penis mereka. Hal ini adalah konsekuensi yang didapatkan jika pria tidak melakukan sunat saat kanak-kanak. Mereka harus bisa mengatasi rasa takut yang ada.

Pakar kesehatan pria, Dr. Paul Turek, dari The Turek Clinic di California, mengatakan bahwa khitan memiliki banyak manfaat, seperti menurunkan risiko pria untuk menularkan penyakit menular seksual.

“Penelitian juga menunjukkan prosedur ini dapat mengurangi peluang pria terkena kanker penis dan tentu sunat mempengaruhi kesuburan pria, yaitu meningkatkan kesuburan,” tambah Dr. Paul.

Tetapi, seperti halnya setiap keputusan medis, saat akan melakukan sunat, siapapun harus mempertimbangkan untuk membahas pro dan kontra dari hal ini dengan dokter sebelum membuat keputusan pada akhirnya.

Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Dapat Mengganggu Kesuburan Pria

Umumnya Dilakukan Sejak Bayi

sunat mempengaruhi kesuburan pria
Foto: sunat mempengaruhi kesuburan pria

Foto: babycenter.com.au

Meskipun semakin banyak laki-laki yang melakukan sunat saat dewasa, prosedur ini paling umum dilakukan pada saat bayi. Sebagian besar orang melakukan sunat bukan karena kebutuhan medis, namun dengan alasan ritual dan budaya.

Berdasarkan pernyataan Akademi Pediatri Amerika, dikatakan bahwa sunat tidak direkomendasikan untuk dilakukan pada bayi secara rutin. Sunat sering dikaitkan dengan kurangnya kebersihan, dan kurangnya kebersihan berarti ada masalah kesehatan pada anak-anak.

"Saat ini di Amerika, satu-satunya alasan dilakukan sunat untuk anak laki-laki adalah mengurangi tingkat infeksi saluran kemih,” jelas Dr. Turek.

Untuk orang dewasa, mungkin ISK tidak terlalu serius, tetapi pada anak-anak mereka dapat menyebabkan masalah ginjal yang menggerogoti seumur hidup.

Jadi, sementara sunat masih dilakukan secara luas, hal ini menjadi jauh lebih jarang dilakukan pada anak-anak untuk melakukan sunat.

Namun melakukan sunat pada saat usia anak-anak masih kecil lebih mudah karena hanya menggunakan pisau atau penjepit kecil saja. Sebaliknya, pada pria dewasa dibutuhkan banyak anestesi, dan waktu yang lebih lama serta diperlukan jahitan.

Dads yang melakukan sunat, harus menjauhkan diri dari hubungan seks selama setidaknya satu minggu untuk memulihkan penis.

Baca Juga: Tes Kesuburan untuk Wanita dan Pria, Apa Saja?

Sunat Mampu Memperbaiki Masalah Kesuburan

Banyak orang yang bertanya apakah sunat mempengaruhi kesuburan pria?

Paling umum, pria-pria akan menderita kelainan yang disebut phimosis dan blanitis. Phimosis adalah ketidakmampuan untuk menarik kembali kulit khatan, sehingga menyebabkan masalah dengan seks dan kesuburan. Phimosis paling sering ditemukan pada penderita diabetes.

Hal ini merupakan radang kelenjar saat kepala penis meradang dan gatal atau memerah. Terkadang sulit untuk diobati jika penis selalu tertutup. Namun, setelah kap dihapus, kedua masalah ini biasanya akan bisa diatasi.

“Pria dengan phimosis dan balanitis bisa diobati dan kesuburan mereka akan kembali,” jawab Dr. Turek mengenai masalah sunat dan kesuburan pria.

Nah, sudah tahu kan jawabannya?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.