Mengenal Trypophobia, Fobia terhadap Kumpulan Lubang-lubang Kecil
Apakah Moms termasuk yang tidak nyaman dan jijik melihat lubang-lubang kecil pada sarang lebah? Jika iya, kemungkinan Moms mengidap trypophobia.
Sebagai informasi trypophobia adalah sebuah fobia terhadap kumpulan lubang-lubang kecil.
Seperti diketahui, fobia merupakan ketakutan luar biasa yang berlebihan dan tidak masuk akal terhadap situasi atau objek tertentu.
Ada yang fobia terhadap darah, naik pesawat, hewan tertentu seperti laba-laba, anjing, ular, hingga fobia jatuh cinta.
Khusus untuk trypophobia, pengidapnya takut melihat melihat banyak lubang, bintik-bintik ataupun titik yang berkumpul.
Tidak hanya kumpulan lubang saja, tetapi juga berlaku pada pola lain yang repetitif.
Ingin tahu informasi lebih lanjut mengenai trypophobia? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Keadaan Parestesia (Kesemutan), Penyebab, Gejala, dan Diagnosanya
Apa Itu Trypophobia?
Istilah trypophobia berasal dari bahasa Yunani yakni “trypta,” yang berarti lubang, dan “phobos,” yang berarti ketakutan.
Meski belum menjadi diagnosa kesehatan yang resmi, tapi istilah ini sangat populer di media sosial.
Bahkan di Facebook terdapat support group bernama Trypophobia: Fear of Clusters of Holes yang beranggotakan 14.317 orang dari seluruh dunia yang hidup dengan trypophobia.
Umumnya seseorang dengan kondisi ini akan bereaksi atau menimbulkan perasaan jijik atau takut ketika ketika melihat pola dengan banyak lubang.
Rasa takut yang mereka alami bahkan bisa memicu kecemasan yang serius, lho Moms.
Gejala Trypophobia
Sama halnya dengan jenis fobia lainnya, orang dengan trypophobia memiliki gejala seperti ketakutan yang parah, mual, gatal, berkeringat, gemetar, dan bahkan serangan panik.
Beberapa kondisi ini dapat hadir ketika melihat objek berupa kumpulan bintik-bintik atau pola lain yang banyak dan repetitif.
Gejala trypophobia ini dibagi atas tiga kategori, yakni:
- Reaksi terkait kognitif, seperti kegelisahan, kecemasan, ketidakberdayaan, jijik, atau ketakutan,
- Reaksi terkait kulit, seperti merinding, gatal, atau merasa bulu kuduk berdiri,
- Reaksi fisiologis, seperti pusing, gemetar, sesak napas, berkeringat, detak jantung berpacu, sakit kepala, mual, atau muntah.
Selain mengalami gejala seperti rasa takut dan jijik, pengidap trypophobia juga cenderung menghindari objek pemicu.
Misalnya saja, mereka menghindari untuk mengonsumsi makanan tertentu, seperti stroberi, juga menghindari ruangan dengan wallpaper bertitik .
Adapun objek yang menjadi pemicu atau trigger seseorang mengalami trypophobia antara lain:
- Spons
- Gelembung sabun
- Sarang madu
- Folikel rambut
- Pori-pori kulit
- Stroberi
- Karang
- Buah delima
- Buah blewah
- Hewan seperti serangga, amfibi dan hewan lain yang memiliki kulit atau bulu berbintik
- Gambar pola-pola atau lubang-lubang kecil yang saling berdekatan
Penyebab Trypophobia
Baca Juga: 4 Efek Fobia pada Kepribadian dan Emosi Seseorang
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab trypophobia, yaitu:
1. Rasa Takut Berlebihan akan Sesuatu
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cognition and Emotion, trypophobia muncul akibat adanya rasa takut atau cemas berlebihan yang terjadi secara perlahan.
Hal ini dipicu karena merasa takut mengalami penyakit menular seperti seperti cacar, campak, rubella, tifus dan demam berdara, yang dapat menyebabkan bintik-bintik pada kulit.
Jika pada umumnya fobia memiliki gejala utama berupa rasa takut, berbeda dengan trypophobia yang lebih merasa jijik, ketimbang takut ketika melihat objek tertentu.
2. Membayangkan Hewan Berbahaya
Umumnya pola bintik-bintik atau kumpulan lubang-lubang kecil kerap dijumpai pada permukaan kulit dan bulu hewan berbisa.
Orang dengan trypophobia kemungkinan mengalami rasa takut karena membayangkan pola ini berhubungan dengan binatang berbisa tersebut.
Teori ini semakin diperkuat dengan hasil penelitian dalam jurnal Trypophobia: The fear of holes pada tahun 2013.
Di mana, orang dengan trypophobia merespons rangsangan tertentu dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki kondisi tersebut.
Saat melihat sarang lebah misalnya, orang non-trypophobia mengaitkannya dengan madu atau lebah.
Sementara mereka dengan kondisi ini secara tidak sadar membayangkan hewan berbisa seperti ular derik, sehingga menyebabkan rasa takut dan jijik.
3. Respon Visual yang Alami
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Is Trypophobia a Phobia? menyebutkan bahwa rasa takut atau ketidaknyamanan ketika melihat pola tertentu, sebenarnya disebabkan oleh karakteristik pola visual itu sendiri. '
Dengan adanya hasil penelitian tersebut, orang-orang menjadi semakin mempertanyakan apakah trypophobia sebenarnya adalah fobia, atau sekadar respons alami terhadap jenis rangsangan visual tertentu.
4. Gangguan Lain
Trypophobia juga dikaitkan dengan gangguan mental. Disebutkan bahwa orang dengan trypophobia lebih mungkin untuk mengalami gejala kecemasan dan depresi.
Gejala trypophobia yang terjadi secara persisten atau terus-menerus dapat mengganggu kehidupan normal sehari-hari.
Diagnosis Trypophobia
American Psychiatric Association (APA) tidak mengakui trypophobia sebagai gangguan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM).
Ini mungkin karena kondisinya sering tidak nyaman tetapi tidak melemahkan.
Karena tidak dikenali sebagai gangguan, tidak ada kriteria yang ditetapkan untuk mendiagnosisnya.
Namun, ada tes trypophobia yang bisa dilakukan. Tes trypophobia yaitu :
- Menampilkan berbagai gambar untuk masing-masing satu hingga delapan detik. Beberapa gambar memiliki pola atau kelompok lubang, sementara beberapa tidak.
- Meminta untuk memperkirakan berapa lama melihat setiap gambar.
- Membandingkan perkiraan untuk melihat gambar trypophobia dan gambar netral (yang tanpa lubang) dan memberi rasio di akhir pengujian.
Rasio yang lebih tinggi dari dua dapat mengindikasikan trypophobia.
Moms dan Dads mungkin ingin berbicara dengan profesional kesehatan mental seperti psikolog tentang temuan tes dan reaksi buruk terhadap pola berlubang.
Komplikasi Trypophobia
Jika tidak ditangani dengan benar kondisi ini bisa masuk ke dalam situasi yang kritis.
Bahkan lebih jauhnya trypophobia dapat memengaruhi kemampuan untuk bekerja, pergi ke sekolah, atau bersosialisasi.
Beberapa pengidap fobia ini yang berada pada situasi ekstrem mungkin akan mengalami:
- Depresi
- Peningkatan stres dan lekas marah
- Insomnia atau masalah tidur
- Serangan panik
Cara Menangani Trypophobia
Baca Juga: Mengenal Terapi Oksigen, Manfaat, dan Risikonya Bagi Tubuh
Meskipun belum ada perawatan khusus dalam menangani trypophobia, namun kondisi ini dapat diobati dengan treatment fobia secara umum, di antaranya:
1. Mengubah Hidup Jadi Lebih Sehat
Perawatan trypophobia bisa dilakukan dengan memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat.
Misalnya rajin berolahraga, mengonsumsi makanan sehat, tidur yang cukup, menghindari kafein, meditasi dan banyak berkegiatan di luar rumah.
2. Terapi Perilaku
Perawatan untuk fobia biasanya dilakukan dengan terapi perilaku atau dikenal dengan istilah Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
Orang yang memiliki fobia didasari oleh pikiran negatif bahwa objek tertentu berbahaya atau mengancam mereka.
Pola pikir ini akan diubah secara bertahap dalam proses terapi.
Dengan perubahan pola pikir, akan turut memengaruhi perilaku sehingga mengurangi gejala ketakutan seiring waktu.
3. Terlibat dalam Komunitas
Berada dalam kelompok atau komunitas bersama dengan orang-orang yang mengalami kondisi yang akan sangat membantu.
Lewat support group, Moms dapat saling berbagi dan menemukan solusi dalam mengatasi fobia yang dialami.
4. Terapi Visual dan Relaksasi
Melatih visual dan relaksasi juga dapat menjadi alternatif cara untuk mengatasi fobia ini.
Teknik visualisasi dilakukan dengan meminta pengidap trypophobia untuk membayangkan gambar atau situasi yang menenangkan.
Jadi, setiap kali mereka melihat objek berupa lubang-lubang kecil atau pola lainnya.
Strategi relaksasi yang berbeda juga dapat berguna untuk mengurangi perasaan jijik, takut, atau cemas.
Visualisasi, pernapasan dalam, dan relaksasi otot progresif adalah beberapa strategi yang mungkin bisa membantu.
Visualisasi melibatkan membayangkan gambar atau situasi yang menenangkan.
Seseorang dengan trypophobia mungkin mencoba membayangkan matahari terbenam yang indah atau ladang bunga setiap kali menemukan sesuatu yang tertutup lubang kecil.
Distraksi sederhana juga bisa menjadi teknik koping yang berguna.
Jika sesuatu yang memicu respons trypophobia, Moms dan Dads mungkin hanya membuang muka dan mencari hal lain untuk dipikirkan atau dilihat sampai gejala mereda.
5. Mengonsumsi Obat-Obatan
Dokter juga mungkin akan meresepkan obat antidepresan bagi mereka yang mengalami gejala parah seperti kecemasan atau depresi.
Namun, patut diingat bahwa mengonsumsi obat-obatan ini tidak boleh sembarangan, melainkan sesuai petunjuk dan telah berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Perhatikan dengan Saksama, Ini 7+ Tanda Gangguan Kesehatan Mental pada Anak
6. Percobaan Teknik Pernapasan
Jika Moms atau Dads mengalami gejala akut trypophobia, menggunakan teknik relaksasi dapat mempersingkat durasinya saat terjadi dan mengurangi frekuensi dan intensitasnya di masa mendatang.
Bernapas dalam, misalnya, dapat menenangkan kecemasan dan ketakutan dengan memperlambat detak jantung dan memicu respons relaksasi di tubuh.
Teknik right up arrow satu teknik sederhana dan efektif yang disebut pernapasan kotak. Berikut tekniknya:
- Buang napas perlahan melalui hidung selama empat hitungan.
- Tarik napas perlahan melalui hidung selama empat hitungan.
- Buang napas perlahan melalui hidung selama empat hitungan.
- Lanjutkan bernapas dengan cara ini selama satu hingga lima menit.
Trypophobia mengacu pada rasa jijik atau takut pada pola lubang. Melihat kumpulan lubang pada makanan, bunga, dan barang sehari-hari seperti spons dapat memicu perasaan jijik.
Trypophobia mendapatkan pengakuan sebagai masalah kecemasan yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
Demikian gejala, penyebab dan cara menangani trypophobia.
Apabila Moms mengalami kondisi ini, yuk segera berkonsultasi dengan ahli, agar tidak semakin memperparah gejalanya dan segera mendapatkan perawatan yang tepat ya!
- https://www.healthline.com/health/phobophobia#treatment
- https://www.verywellmind.com/trypophobia-4687678#citation-12
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/320512#symptoms
- https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0033294116687298
- https://www.researchgate.net/publication/295615385_Trypophobia_The_fear_of_holes
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21834-trypophobia#:~:text=Trypophobia%20refers%20to%20disgust%20or,can%20affect%20quality%20of%20life.
- http://trypophobia.com/trypophobe/trypophobia-test/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.