Bolehkah Anak Makan Junk Food? Ini Dampak dan Batasannya!
Bolehkah anak makan junk food? Pertanyaan ini cukup sering diajukan oleh para orang tua.
Sejalan dengan perkembangan zaman, pola makan anak-anak sering kali terpengaruh oleh ketersediaan makanan cepat saji atau junk food.
Meskipun junk food sering dikaitkan dengan masalah kesehatan, terutama obesitas pada anak-anak, pertanyaan yang sering muncul adalah, bolehkah anak-anak mengonsumsi junk food?
Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu dipertimbangkan berbagai faktor, termasuk gizi, kebiasaan makan, dan pola hidup secara keseluruhan.
Ingin tahu penjelasan lengkapnya mengenai bolehkah anak makan junk food? Simak artikel ini sampai akhir, Moms!
Baca Juga: 5 Inspirasi Resep Burger Tempe, Pas untuk Program Diet!
Apa Itu Junk Food?
Sebelum menjawab pertanyaan "bolehkah anak makan junk food?" terlebih dahulu Moms perlu memahami jenis makanan ini.
Dilansir dari Web MD, junk food dapat dikategorikan sebagai makanan ringan atau makanan cepat saji.
Junk food juga dikenal sebagai makanan cepat saji atau makanan ringan.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan jenis makanan yang memiliki nilai gizi rendah namun kaya akan kalori, gula, lemak jenuh, dan garam.
Junk food umumnya diproses secara intensif dan mengandung bahan tambahan seperti pewarna, perasa, pengawet, dan bahan kimia lainnya.
Contoh umum junk food meliputi burger, kentang goreng, piza, nugget ayam, keripik, minuman bersoda, permen, donat, es krim, dan makanan ringan lainnya.
Makanan ini sering kali tersedia dalam kemasan yang praktis dan mudah dijangkau, serta memiliki cita rasa yang menarik bagi banyak orang, terutama anak-anak.
Meskipun dapat memberikan kenikmatan instan, junk food kurang menyediakan nutrisi penting seperti vitamin, mineral, serat, dan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Konsumsi yang berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, gangguan pola tidur, serta gangguan pencernaan.
Baca Juga: Thigh Ayam, Bagian Favorit Pencinta Fried Chicken di McD
Bolehkah Anak Makan Junk Food?
Pada dasarnya, boleh saja Si Kecil mengonsumsi junk food.
Menurut dr. Charlotte Markey, seorang pakar psikologi dan kesehatan anak dari Rutgers University, membiarkan anak makan junk food justru baik buat anak.
Akan tetapi, konsumsi junk food tetap harus di bawah pengawasan orang tua.
Sebab, makan junk food terlalu sering dapat berakibat buruk bagi kesehatan Si Kecil.
Berikut dampak terlalu sering makan junk food bagi anak-anak yang perlu Moms ketahui!
1. Kerusakan Gigi
Melansir dari Frontiers, terlalu sering makan junk food dapat menimbulkan kerusakan gigi pada anak.
Junk food umumnya mengandung gula yang tinggi, terutama gula tambahan atau gula olahan.
Bakteri yang ada di mulut mengubah gula menjadi asam, yang kemudian dapat merusak lapisan pelindung gigi yang disebut enamel.
Proses ini disebut asam erosi gigi.
Selain gula, jenis junk food lainnya juga mengandung pati yang dapat menempel di antara gigi dan menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Bakteri ini menghasilkan asam yang merusak gigi seiring waktu.
2. Gangguan Sistem Pencernaan
Dilansir dari India Times, makan junk food memang bisa menyebabkan gangguan pencernaan pada anak.
Junk food biasanya tinggi garam, gula, pewarna buatan, dan lemak tidak sehat, yang dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan rasa tidak nyaman.
Kandungan garam yang tinggi dalam junk food dapat menyebabkan retensi air di tubuh, mengganggu keseimbangan elektrolit, dan mempengaruhi fungsi normal sistem pencernaan.
Junk food juga sering mengandung gula dalam jumlah yang berlebihan.
Konsumsi gula berlebihan dapat mengganggu fungsi normal pankreas, organ yang bertanggung jawab untuk menghasilkan insulin.
Baca Juga: Sakit Maag: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi hingga Obatnya
3. Obesitas
Melansir dari National Library of Medicine, makan junk food terlalu sering dapat menyebabkan obesitas pada anak.
Junk food umumnya mengandung tinggi kalori, lemak jenuh, dan gula tambahan.
Konsumsi makanan dengan kandungan kalori yang tinggi tanpa didukung oleh olahraga yang cukup dapat menyebabkan penimbunan lemak berlebih dalam tubuh.
Makanan junk food juga cenderung rendah serat, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.
Dalam jangka panjang, pola makan yang kaya junk food namun rendah gizi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan kelebihan kalori yang berujung pada peningkatan berat badan.
4. Penyakit Kardiovaskular
Dilansir dari Mom Junction, konsumsi junk food juga bisa memicu berbagai penyakit kardiovaskular.
Konsumsi junk food yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida dalam darah, serta menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Hal ini dapat menyebabkan penumpukan plak di dalam arteri dan meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari.
Garam yang tinggi dalam junk food dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada anak-anak.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular.
Mengonsumsi junk food yang mengandung garam berlebihan secara rutin, dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Serba-serbi Penyakit Jantung Lemah, Bisa Sebabkan Gagal Jantung Jika Tak Diobati
5. Mengganggu Kinerja Otak
Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 2011 menunjukkan bahwa orang sehat yang makan junk food hanya selama 5 hari menunjukkan hasil yang buruk.
Hasil ini terutama pada tes kognitif yang mengukur perhatian, kecepatan, dan suasana hati.
Disimpulkan bahwa makan junk food hanya selama lima hari secara rutin dapat merusak daya ingat.
Ini mungkin berasal dari fakta bahwa pola makan yang buruk dapat menyebabkan reaksi kimia tertentu.
Hal ini yang menyebabkan peradangan di area hipokampus otak yang berhubungan dengan memori dan pengenalan khusus.
Pola makan yang tinggi gula dan lemak juga dapat menekan aktivitas peptida otak yang disebut BDNF.
Ini adalah faktor neurotropik yang diturunkan dari otak dan membantu pembelajaran dan pembentukan memori.
Batasan Konsumsi Junk Food pada Anak
Konsumsi junk food bagi anak-anak memang perlu dibatasi.
Menurut sebuah studi, batasan konsumsi junk food yang disarankan adalah satu kali dalam seminggu atau tidak sama sekali.
Mengonsumsi junk food secara berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, penyakit jantung, dan gangguan pencernaan.
Dengan membatasi konsumsi junk food, anak-anak dapat mengurangi asupan gula, lemak jenuh, garam, dan kalori yang berlebihan.
Membatasi konsumsi junk food satu kali dalam seminggu juga memberikan kesempatan untuk memperkenalkan pilihan makanan sehat kepada anak-anak.
Dengan memperkenalkan variasi makanan bergizi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan sumber protein sehat, anak-anak dapat memperoleh nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Baca Juga: 12+ Rekomendasi ASI Booster Terbaik, Hadir Banyak Rasa!
Dengan demikian, pertanyaan bolehkah anak makan junk food sudah terjawab, Moms.
Yuk, terapkan aturan konsumsi junk food yang bijak untuk menjaga kesehatan Si Kecil!
- https://www.webmd.com/diet/features/junk-food-facts
- https://kids.frontiersin.org/articles/10.3389/frym.2022.694523
- https://www.indiatimes.com/health/healthyliving/how-junk-food-affects-our-digestion-238614.html
- https://www.momjunction.com/articles/effects-eating-junk-food-children_0015799/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8459649/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6146358/
- https://www.semanticscholar.org/paper/A-PRE-EXPERIMENTAL-STUDY-TO-ASSESS-THE-OF-PLANNED-Bhat/a09b203e063664b518158fe0080bcc6cf1796dfa
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.