Borderline Personality Disorder, Gangguan Kepribadian yang Ditandai Tidak Stabilnya Emosi
Sama seperti penyakit pada fisik, masalah kesehatan mental juga ada banyak jenisnya lho, Moms. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah borderline personality disorder.
Kerap disebut juga sebagai gangguan kepribadian ambang, ini adalah masalah mental serius yang ditandai dengan tidak stabilnya suasana hati, emosi, dan perilaku.
Menurut laman American Psychiatric Association (APA), gangguan ini umumnya dimulai pada masa remaja atau awal masa dewasa, yang dapat berlanjut jika tidak diobati.
Kabar baiknya, masalah kesehatan mental ini bisa diatasi kok, Moms. Dengan mengenali gejala dan mencari bantuan ahli seperti psikolog atau psikiater sesegera mungkin.
Yuk simak lebih lanjut pembahasannya berikut ini!
Baca juga: Binge Eating Disorder: Gejala hingga Penyebab Gangguan Makan yang Berbahaya
Gejala Borderline Personality Disorder
Gejala borderline personality disorder sering kali mengganggu kemampuan untuk menikmati hidup atau mencapai kepuasan dalam hubungan, pekerjaan, atau sekolah.
Kondisi ini terkait dengan masalah spesifik dan signifikan dalam hubungan interpersonal, citra diri, emosi, perilaku, dan pemikiran, termasuk:
1. Perilaku Berisiko dan Impulsif
Gangguan kesehatan mental ini dikaitkan dengan kecenderungan untuk terlibat dalam perilaku berisiko dan impulsif.
Misalnya berbelanja dan minum alkohol dalam jumlah berlebihan, menyalahgunakan narkoba, atau terlibat dalam seks yang berisiko.
Orang yang mengidap kondisi ini juga lebih rentan untuk terlibat dalam perilaku melukai diri sendiri. Misalnya melukai tubuh dengan pisau, hingga mencoba bunuh diri.
2. Ketidakstabilan Emosi
Ketidakstabilan emosi adalah ciri utama dari borderline personality disorder.
Penderita gangguan ini bisa jadi merasa seperti berada di roller coaster emosional, dengan perubahan suasana hati yang cepat.
Dari merasa baik-baik saja, hingga menjadi sangat sedih dalam beberapa menit.
Perubahan suasana hati yang drastis ini bisa berlangsung dalam dari menit ke hari dan seringkali intens. Kemarahan, kecemasan, dan rasa kesepian yang luar biasa juga umum terjadi.
3. Sulit Menjalin Hubungan yang Sehat
Orang dengan borderline personality disorder cenderung memiliki hubungan yang sarat akan konflik dan pertengkaran dengan orang yang dicintai.
Hal ini karena ada rasa takut berlebihan akan ditinggalkan oleh orang yang dicintai dan upaya untuk menghindari pengabaian.
Penderita gangguan ini biasanya merasa sulit untuk percaya pada orang lain. Hal ini membuat setiap hubungan dengan pasangan atau orang yang dicintai menjadi tegang.
Baca juga: 9 Manfaat Jeruk Kasturi, Si Kecil yang Baik untuk Kesehatan
4. Citra Diri yang Berubah-ubah
Selain dengan emosi, orang dengan borderline personality disorder juga memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan stabilitas citra diri mereka.
Di suatu waktu mereka mungkin merasa positif dan percaya diri, tetapi di waktu berikutnya merasa sangat buruk.
5. Perubahan Pemikiran Terkait Stres
Dalam kondisi stres, orang dengan borderline personality disorder mungkin mengalami perubahan dalam cara pikir. Termasuk memiliki pikiran paranoid.
Misalnya merasa bahwa orang lain mungkin mencoba menyakiti mereka, atau disosiasi dengan ciri:
- Merasa kosong
- Mati rasa
- Seperti mereka tidak benar-benar ada di dalam tubuh mereka
Tes Borderline Personality Disorder
Gangguan kepribadian borderline (BPD) ditandai dengan adanya masalah emosional yang mengakibatkan hubungan interpersonal tidak stabil dan perilaku yang merugikan diri sendiri.
Jika Moms memiliki gejala BPD, sebelum mengunjungi layanan kesehatan Moms juga bisa melakukan tes mandiri BPD.
Umumnya tes ini tersedia di layanan atau laman-laman resmi yang berfokus pada masalah kesehatan mental.
Setelah melakukan tes mandiri BPD, Moms bisa membawa dan mendiskusikan hasilnya dengan profesional kesehatan mental berlisensi yang berpengalaman dalam mendiagnosis dan mengobati gangguan kejiwaan.
Tes mandiri kesehatan mental biasanya berisikan beberapa pertanyaan, seperti:
Saya merasakan “kekosongan” dan kebosanan kronis.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya bertengkar dan berdebat (dan putus) dengan orang-orang terdekat saya.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya berusaha keras untuk mendapatkan kepastian dari orang-orang yang dekat dengan saya bahwa mereka tidak akan meninggalkan saya. (Misalnya, saya menelepon seseorang untuk mendengar bahwa mereka peduli; Saya benar-benar memohon orang untuk tidak meninggalkan saya)
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya bergumul dengan kemarahan dan cenderung bertindak dengan cara yang sarkastik dan mudah tersinggung.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya melakukan tindakan menyakiti diri sendiri (memotong, meninju, membakar, dll.) ketika saya marah dan/atau berpikir untuk bunuh diri.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya berjuang dengan pesta makan, pengeluaran impulsif, minum berlebihan, perjudian, perilaku seksual berisiko, dan / atau mengendalikan ledakan verbal.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya menjadi sangat marah ketika seorang teman terlambat untuk bertemu dengan saya atau membatalkan rencana pada menit terakhir.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya mempertanyakan apakah saya tahu siapa saya dan apa yang membuat saya menjadi “saya”. Saya tidak yakin dengan identitas dan nilai saya.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya khawatir orang-orang terkasih — keluarga, teman, dan pasangan romantis — hampir menolak saya.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Saya merasa sulit untuk mempercayai orang lain dan niat mereka.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Hal-hal di sekitar saya terasa tidak nyata. Terkadang, saya merasa seolah-olah saya tidak nyata.
- Sangat sering
- Sering
- Kadang-kadang
- Jarang
- Tidak pernah
Hal-Hal yang Jadi Penyebab
Seperti kebanyakan gangguan psikologis lain, penyebab pasti dari borderline personality disorder juga tidak diketahui.
Namun, kondisi ini diduga terjadi akibat beberapa kombinasi faktor biologis atau genetik, serta pengasuhan (lingkungan).
Faktor-faktor yang berkontribusi yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental ini adalah:
1. Gangguan pada Struktur Otak
Sebuah riset pada 2017 di jurnal Current Psychiatry Reports, menemukan adanya perbedaan struktur dan fungsi otak pada orang dengan borderline personality disorder.
Terutama pada bagian otak yang memengaruhi kontrol impuls dan regulasi emosi.
Namun, masih belum diketahui dengan jelas apakah perbedaan tersebut adalah hasil dari memiliki gangguan kesehatan mental ini, atau itulah yang jadi bagian dari penyebabnya.
Baca juga: Mengenal Hormon Endorfin, Hormon "Pereda Nyeri" yang Bisa Kurangi Rasa Sakit dan Stres
2. Riwayat Keluarga (Genetik)
Masalah kesehatan mental bisa diturunkan dari orangtua ke anak secara genetik.
Memiliki orangtua atau saudara kandung dengan gangguan ini juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan kondisi yang sama.
3. Pengalaman Traumatis di Masa Lalu
Menurut penelitian pada 2017 di jurnal BMC Psychiatry, banyak orang dengan borderline personality disorder memiliki pengalaman traumatis di masa lalu.
Misalnya pelecehan, penelantaran di masa kanak-kanak, atau terpisah dari pengasuh mereka pada usia dini.
Meski begitu, tidak semua orang dengan gangguan ini memiliki salah satu pengalaman buruk tersebut.
Begitu pula sebaliknya, banyak juga orang yang telah mengalami peristiwa traumatis yang tidak mengalami gangguan psikologis ini. Jadi, ini tidak bisa disebut sebagai penyebab pastinya.
Apa Pengobatannya?
Banyak masalah kesehatan mental yang bisa diatasi, termasuk borderline personality disorder. Mendapatkan bantuan dari seorang profesional kesehatan mental sangat penting.
Sebab, dengan pengobatan yang konsisten, penderita gangguan ini dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dengan gejala yang lebih sedikit.
Karena gangguan ini dikaitkan dengan perilaku berisiko, seperti melukai diri sendiri dan bunuh diri, pengobatan juga dapat membantu mengekang perilaku ini.
Beberapa pengobatan yang bisa dijalani adalah:
- Psikoterapi seperti terapi perilaku dialektik (DBT) dan pengobatan berbasis mentalisasi (MBT).
- Obat-obatan untuk membantu mengobati gejala tertentu, seperti depresi atau perubahan suasana hati.
- Perawatan lain. Misalnya rawat inap atau perawatan yang lebih intensif, mungkin diperlukan pada saat krisis.
Baca juga: Fakta Hormon Dopamin yang Punya Pengaruh Besar pada Kesehatan Mental dan Fisik
Perawatan Rumahan yang Bisa Dilakukan
Sembari menjalani pengobatan medis, penderita borderline personality disorder juga bisa melakukan perawatan rumahan, untuk mengendalikan gejala, seperti:
1. Mengedukasi Diri
Penting untuk mengedukasi diri sendiri tentang kondisi yang sedang dialami.
Pelajari dan cari tahu sebanyak mungkin tentang gejala yang dialami ataupun yang kemungkinan dapat dialami, agar bisa mengenalinya dengan mudah.
2. Kuasai Keterampilan Koping
Pelajarilah beberapa teknik sederhana yang dapat dilakukan di rumah.
Psikiater atau terapis juga biasanya akan mengajarkan beberapa teknik, atau jika tidak, Moms bisa tanyakan saat sesi konseling.
Keterampilan koping untuk borderline personality disorder seringkali dipusatkan pada pembelajaran mengelola ketidakstabilan emosional dan/atau mengendalikan kemarahan.
Beberapa teknik yang bisa dicoba untuk membantu keluar dari situasi ini adalah:
- Menggunakan teknik pengurangan stres, seperti teknik pernapasan dalam atau meditasi.
- Melakukan olahraga ringan, seperti berjalan atau yoga.
- Mengalihkan perhatian dengan sesuatu yang menyenangkan, seperti mendengarkan musik atau menonton film lucu.
- Menghubungi teman dekat atau orang terkasih untuk mendapatkan dukungan.
3. Ekspresikan Emosi dengan Cara yang Positif
Menekan emosi yang meluap-luap seringkali tidak membantu membuatnya hilang.
Jadi, cobalah untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dengan cara yang sehat. Misalnya dengan menulis di jurnal, menggambar, menyanyi, atau menari.
4. Melatih Mindfulness
Mindfulness dapat sangat membantu bagi orang-orang dengan borderline personality disorder. Teknik ini dapat mendorong Moms untuk menyadari pikiran, perasaan, dan berbagai sensasi.
Baca juga: Tips Berdamai dengan Diri Sendiri, Bantu Tenangkan Jiwa dan Pikiran
Demikian pembahasan mengenai borderline personality disorder.
Dapat diketahui bahwa gejala gangguan ini bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, sekolah, hubungan, dan kesehatan fisik. Itulah sebabnya perawatan sangat penting.
Terlepas dari hambatan yang dapat disebabkan oleh gangguan kesehatan mental ini, banyak penderitanya menjalani kehidupan yang normal dan memuaskan ketika rutin menjalani pengobatan.
- https://dictionary.apa.org/borderline-personality-disorder
- https://link.springer.com/article/10.1007/s11920-017-0757-y
- https://bmcpsychiatry.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12888-017-1383-2
- https://www.verywellmind.com/what-is-borderline-personality-disorder-bpd-425487
- https://www.verywellmind.com/self-help-for-bpd-425464
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.