5 Manfaat Protein Hewani untuk Bayi, Bantu Tumbuh Kembang
Protein hewani sangat penting dikonsumsi agar tumbuh kembang anak bisa terpenuhi secara optimal.
Ketika Si Kecil akan memulai MPASI pertama, Moms bisa jadi dibuat pusing tujuh keliling! Menentukan makanan apa untuk MPASI pertama memang bikin galau.
Ada yang merekomendasikan menu tunggal, berupa buah, sayur atau serealia terlebih dahulu.
Tapi banyak juga yang memilih untuk langsung mengenalkan menu 4 bintang kepada Si Kecil di suapan pertamanya.
Moms dapat memilih referensi yang Moms yakini.
Tapi tentu perlu diingat untuk kecukupan nutrisi yang akan diterima Si Kecil, ya, Moms, termasuk asupan protein di menu MPASI-nya.
Seberapa penting protein bagi Si Kecil?
Manfaat Protein untuk Bayi
Sejak dalam kandungan hingga berusia 2 tahun, protein hewani termasuk dalam salah satu nutrisi yang sangat penting untuk 1000 hari pertama kehidupan anak.
Protein penting untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, khususnya selama masa pertumbuhan Si Kecil.
Protein, yang tersusun dari asam amino, esensial untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan rambut dan kesehatan kulit.
Namun, tubuh manusia hanya bisa menghasilkan 12 asam amino dan masih membutuhkan 9 lainnya yang bersumber dari konsumsi makanan harian.
Protein juga berfungsi untuk menghasilkan hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen dalam darah.
Bayi khususnya membutuhkan protein karena berat badan yang terus bertambah dalam 6 bulan pertama kehidupan.
Jadi, ketika tidak mendapatkan cukup protein, perkembangan bayi bisa mengalami perlambatan dan berpotensi merusak jantung dan juga paru-paru.
Jadi, Si Kecil bisa menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan penyakit yang diderita akan menguras energi yang dibutuhkan untuknya agar tumbuh sehat dan kuat.
Lalu, apa saja manfaat protein untuk kesehatan tubuh?
1. Pertumbuhan yang Sempurna
Protein akan membantu semua proses pertumbuhan, Moms.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, fungsi protein yang pertama adalah sebagai zat gizi yang berfungsi untuk membangun hingga memelihara jaringan tubuh.
Kendati demikian, jumlah protein yang diserap oleh tubuh akan disesuaikan oleh kesehatan seseorang.
Hal tersebut membuat Moms disarankan untuk memenuhi asupan protein pada masa pemulihan ketika sakit atau pasca operasi.
Untuk Moms yang sedang berada di masa kehamilan dan menyusui, Moms memerlukan jumlah protein yang besar untuk kebutuhan hariannya.
Seseorang yang kurang protein akan sangat mudah mengalami malnutrisi.
Jika hal ini terjadi, orang tersebut akan mudah jatuh sakit, terkena anemia serta pertumbuhan yang bisa sangat terhambat.
2. Pembentukan Enzim
Fungsi protein selanjutnya adalah untuk membentuk enzim dalam tubuh. Enzim sendiri terbentuk karena reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh.
Enzim sendiri bisa berfungsi sebagai penghancur racun, kontraksi otot, pembekuan darah hingga mencerna makanan dalam tubuh.
3. Membantu Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Ketika mengonsumsi cukup atau banyak protein, seseorang akan dengan mudah terlindungi dari bakteri dan juga virus.
Dilansir dari jurnal The Journal of Allergy and Clinical Immunology untuk mencegah infeksi, setiap orang membutuhkan protein dalam pembentukan antibodi dan imunnoglobin.
Jadi, ketika tubuh membentuk antibodi alami untuk melawan bakteri atau virus tertentu, sel tubuh bisa merespons dengan cepat jika sewaktu-waktu bakteri atau virus yang sama datang.
4. Sebagai Penyimpan Zat Gizi dan Mengangkutnya ke Seluruh Tubuh
Ketika Moms memasukan makanan ke dalam tubuh, zat gizi yang dibawa oleh makanan akan disebarkan oleh protein ke seluruh tubuh.
Jika diibaratkan, protein adalah angkutan atau alat transportasi yang memiliki tugas untuk menyebarkan zat gizi melalui jalan darah nih, Moms!
Hemoglobin adalah salah satu contoh protein pengangkut yang mengangkut oksigen dari paru-paru menuju jaringan tubuh yang lainnya.
Nah, ada juga protein yang tugasnya menabung zat besi, Moms! Protein tersebut dikenal dengan nama ferritin.
5. Sumber Energi untuk Aktivitas Si Kecil
Protein bisa memberikan energi tambahan bagi Si Kecil ketika asupan lemak dan karbohidrat yang dimiliki tubuhnya tidak cukup untuk kebutuhan aktivitas hariannya.
Meski demikian, lemak dan karbohidrat tidak bisa menggantikan fungsi protein karena mereka tidak berfungsi sebagai zat yang bisa memperbaiki tubuh dan pertumbuhan sel.
Masa bayi, anak-anak, serta remaja adalah fase yang sangat penting untuk pertumbuhan Si Kecil.
Pada 3 fase tersebut, protein hewani memainkan peran yang besar agar pertumbuhan dan kesehatan Si Kecil bisa terjaga dengan baik.
Nah, jika terjadi defisit yang konsisten dalam asupan protein hewani selama masa-masa ini, Moms bisa merasakan konsekuensinya seumur hidup.
Jadi, pastikan untuk memberikan asupan protein yang cukup untuk Si Kecil ya Moms!
Berapa Banyak Protein yang Dibutuhkan Anak?
Kebutuhan protein seorang anak bergantung pada tubuh dan usianya.
Karena protein adalah nutrisi penting untuk Si Kecil, penting untuk memastikan bahwa kebutuhan protein ideal anak terpenuhi setiap hari.
Di bawah ini adalah jumlah protein yang dibutuhkan untuk anak-anak dari kelompok usia yang berbeda:
- Usia 0 hingga 6 bulan: 6,7 gram protein setiap hari
- Usia 6 hingga 12 bulan: 8,8 gram protein setiap hari
- Usia 1 hingga 3 tahun: 13 gram protein setiap hari
- Usia 4 hingga 8 tahun: 19 gram protein setiap hari
- Usia 9 hingga 13 tahun: 34 gram protein setiap hari
Kandungan Nutrisi pada Protein Hewani
Baik protein hewani dan protein nabati sudah dapat dikenalkan pada MPASI pertama Si Kecil.
Protein hewani memiliki asam amino yang lebih lengkap dan mudah dicerna oleh bayi.
Menurut Academy of Nutrition and Dietetics, daging murni, unggas, kacang-kacangan, dan sereal yang diperkaya zat besi direkomendasikan sebagai makanan pertama.
Terutama jika bayi Moms mendapat ASI, karena mereka memberikan nutrisi penting. Jangan tunda pengenalan protein hewani pada Si Kecil.
Bayi dapat mengonsumsi berbagai sumber protein hewani sejak awal MPASI, termasuk daging ayam, daging sapi, ikan, hati, dan telur.
Berbagai macam penelitian sudah membuktikan bahwa dengan mengonsumsi telur hal tersebut bisa membantu anak-anak tumbuh tinggi dan lebih kuat.
Perkembangan Si Kecil pun bisa lebih optimal, Moms!
Putih telur memiliki asam amino esensial serta kuning telur sendiri pun kaya akan nutrisi.
Bahan makanan yang satu ini adalah satu cara untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh Si Kecil dengan mudah. Tak hanya itu, telur pun mudah disajikan dengan berbagai cara.
Membuat variasi menu telur untuk anak bisa dilakukan agar Si Kecil tidak merasa bosan dengan menu yang sama setiap waktunya.
Moms bisa memperkenalkan telur pada bayi dengan minimal usia 6 bulan.
Jika Moms menemukan reaksi alergi usai memberikan telur pada Si Kecil, maka cobalah untuk menunda pemberian putih telur sampai usia setahun.
Sementara itu Moms bisa mencoba untuk memberikan kuning telur padanya.
Daging merah menyediakan zat besi yang mudah diserap oleh bayi.
Zat besi membantu sel darah merah membawa oksigen ke sel-sel di seluruh tubuh dan penting untuk perkembangan otak.
Kekurangan zat besi, yang dari waktu ke waktu dapat menyebabkan masalah belajar dan perilaku, adalah salah satu kekurangan gizi yang paling umum pada anak-anak.
Itu sebabnya penting untuk memastikan Si Kecil mendapat zat besi, dari daging merah dan sumber lainnya, dalam menu MPASI-nya.
“Beberapa nutrisi terpenting bagi otak bayi pada tahap ini adalah zat besi, seng, tembaga, yodium, kolin, folat dan vitamin A, B12 dan D.
Kebutuhan zat besi tinggi karena tubuh bayi dan volume darah tumbuh dengan cepat,” ujar Jill Castle, Nutrisionis dari New Canaan, Connecticut.
Masih menurut Jill Castle, jika menu makanan kekurangan zat besi, tubuh akan menggunakan zat besi apa pun yang didapatnya untuk darah dan otak tidak akan mendapatkannya.
"Hal itu dapat menyebabkan masalah kognitif dan perilaku di kemudian hari,” tambahnya.
Perbedaan Protein Hewani dan Protein Nabati
Perbedaan antara protein hewani dan protein nabati terletak pada sumber, kualitas, dan kandungan nutrisinya. Berikut penjelasan lebih rinci:
1. Sumber
- Protein Hewani: Berasal dari hewan, seperti daging, ikan, telur, susu, dan produk susu lainnya.
- Protein Nabati: Berasal dari tumbuhan, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tahu, tempe, quinoa, dan kacang polong.
2. Kandungan Asam Amino
- Protein Hewani: Mengandung 9 asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, sehingga disebut sebagai protein lengkap.
- Protein Nabati: Sebagian besar sumber protein nabati tidak mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang memadai (kecuali beberapa, seperti quinoa dan kedelai), sehingga disebut sebagai protein tidak lengkap. Namun, dengan kombinasi makanan (seperti nasi dan kacang-kacangan), kebutuhan asam amino esensial bisa terpenuhi.
3. Kandungan Nutrisi Tambahan
- Protein Hewani: Seringkali mengandung nutrisi lain seperti vitamin B12, vitamin D, zat besi (hem), dan omega-3 yang lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan sumber nabati. Namun, protein hewani juga sering mengandung lemak jenuh yang lebih tinggi, yang bisa berkontribusi pada risiko penyakit jantung jika dikonsumsi berlebihan.
- Protein Nabati: Biasanya lebih tinggi serat dan mengandung lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan jantung. Namun, protein nabati tidak mengandung vitamin B12 secara alami, sehingga orang yang mengandalkan sumber nabati saja mungkin perlu suplemen atau makanan yang difortifikasi.
Makanan yang Mengandung Protein Hewani
Berikut beberapa makanan yang mengandung protein hewani yang bisa Moms berikan ke Si Kecil.
1. Daging Sapi
Daging sapi tanpa lemak merupakan sumber protein hewani yang kaya.
Dalam 85 gram daging sapi tanpa lemak terdapat kandungan 25 gram protein.
2. Ayam
Daging ayam tanpa kulit juga termasuk makanan yang mengandung protein hewani.
Dalam 100 gram daging ayam tanpa kulit terdapat kandungan 31 gram protein.
3. Telur
Telur juga termasuk makanan yang mengandung protein hewani. Dalam satu butir telur ayam terdapat kandungan 6 gram protein.
4. Ikan
Ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik dan menyediakan sejumlah vitamin dan mineral penting, seperti yodium, selenium, dan vitamin B12.
5. Susu dan Produk Olahannya
Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, juga mengandung protein hewani.
Dalam satu cangkir susu terdapat kandungan 8 gram protein, sedangkan dalam 28 gram keju cheddar terdapat kandungan 7 gram protein.
Itulah beberapa contoh makanan yang mengandung protein hewani yang dapat dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan protein harian.
Namun, perlu diingat bahwa konsumsi protein hewani juga harus diimbangi dengan asupan protein nabati dan makanan lain yang sehat dan seimbang, ya Moms.
Pentingnya Protein Hewani untuk MPASI Pertama
Masalah stunting pun dapat dicegah dengan menambahkan protein hewani di menu MPASI pertama Si Kecil dan seterusnya.
Stunting atau permasalahan gizi kronis disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama.
Kurangnya pemenuhan gizi terutama asam amino esensial yang terdapat pada protein hewani dapat mengakibatkan Si Kecil stunting.
Pada masa MPASI, ASI atau susu formula tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi Si Kecil.
Karena itulah menu gizi seimbang lengkap perlu Moms berikan pada bayi agar tidak berisiko mengalami stunting yang dampaknya jangka panjang.
Jadi, pastikan Si Kecil tercukupi kebutuhan gizinya, ya!
- https://www.eatright.org/food/nutrition/eating-as-a-family/dos-and-donts-for-babys-first-foods
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3670108/
- https://www.webmd.com/diet/difference-between-animal-protein-plant-protein
- https://www.healthline.com/nutrition/animal-vs-plant-protein
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.