11 Maret 2024

4 Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang Menurut Dokter Spesialis!

Salah satunya kurangnya gerakan janin, Moms
4 Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang Menurut Dokter Spesialis!

Foto: Freepik

Air ketuban berfungsi untuk melindungi janin di dalam rahim. Jadi, harus dipastikan cukup agar perkembangan janin baik, tapi bagaimana ciri-ciri air ketuban berkurang?

Namun, sebelum Moms mengetahui ciri-ciri air ketuban berkurang, perlu tahu penyebabnya terlebih dahulu.

Sebab, cairan ini berperan penting dalam mendukung perkembangan janin yang sehat dan mempersiapkan bayi untuk kehidupan di luar rahim.

Dalam beberapa kasus, ibu hamil mungkin mengalami kondisi di mana volume air ketuban berkurang.

Kondisi ini dikenal sebagai oligohidramnion, yang bisa berdampak pada kesehatan janin dan jalannya kehamilan.

Maka dari itu, mengenali ciri-ciri air ketuban berkurang adalah hal penting yang harus Moms ketahui sedini mungkin.

Yuk, simak ciri-ciri air ketuban berkurang menurut dr. Muhammad Fadli, Sp. O. G, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS Pondok Indah Jakarta Selatan.

Baca Juga: Kata Dokter soal Penyebab Gerakan Janin yang Tidak Normal

Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang

Ilustrasi Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang
Foto: Ilustrasi Ciri-ciri Air Ketuban Berkurang (Parenting.com)

Ciri-ciri air ketuban berkurang menurut dr. Muhammad Fadli, harus dilakukan dengan USG agar lebih akurat, Moms.

"Sebenarnya secara definisit bisa dilihat dari USG. Pertama, dokter akan mencari single deepest pocket (SDP)," jelasnya.

Dokter akan mengecek SDP-nya seberapa besar yang dimiliki ibu hamil dan hasilnya harus di atas tiga.

Selain itu, dokter juga bisa lihat perut ibunya dibagi menjadi empat kuadrat.

Dari empat tempat tersebut, air ketuban yang normal ada di antara 10-20. Jika di bawah 10, dikatakan air ketuban berkurang.

"Jika di bawah 5, air ketuban dikatakan sedikit atau oligohidramnion. Nah, jika tidak di-USG, ibu juga bisa merasakan gerakan janin berkurang," tambahnya.

Gerakan janin berkurang ini menyebabkan ruang gerak bayi di dalam kandungan menjadi terbatas dan sempit. Jadi, bayi lebih sulit bergerak.

Namun, tetap lebih akurat adalah dengan pemeriksaan USG, ya Moms.

Berikut ciri-ciri air ketuban berkurang menurut beberapa sumber yang harus Moms ketahui dan waspadai sebelum berdampak fatal pada janin.

1. Perut Ibu Terlihat Lebih Kecil Dibandingkan Masa Kehamilan yang Sama

Ciri-ciri air ketuban berkurang yang pertama adalah ukuran perut ibu hamil terlihat lebih kecil.

Ukuran lebih kecil ini bisa dibandingkan dengan ukuran perut ibu hamil lain pada usia kehamilan yang sama.

Ini karena air ketuban berperan sebagai bantalan bagi bayi, dan ketika volumenya berkurang, ruang yang ditempati bayi juga mengecil.

Baca Juga: Napas Anak Cepat saat Batuk Pilek? Ini Kata Dokter!

2. Gerakan Bayi Berkurang

Ciri-ciri air ketuban berkurang yang paling umum adalah gerakan bayi berkurang.

Air ketuban memberikan ruang bagi bayi untuk bergerak.

Ketika volume air ketuban berkurang, ruang gerak bayi menjadi terbatas. Hal ini bisa menyebabkan ibu merasakan gerakan bayi yang berkurang.

3. Komplikasi Selama Kehamilan

Oligohidramnion bisa menjadi indikator adanya masalah pada kehamilan, seperti pertumbuhan janin yang terhambat, atau masalah pada plasenta.

Kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan, seperti kompresi tali pusat, yang bisa mengganggu oksigenasi ke janin.

4. Perubahan Tekanan Darah Ibu

Perubahan tekanan darah ibu juga bisa menjadi ciri-ciri air ketuban berkurang, lho Moms.

Dalam beberapa kasus, oligohidramnion bisa berkaitan dengan preeklampsia, kondisi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah pada ibu.

Preeklampsia bisa menyebabkan gangguan pada aliran darah ke plasenta, yang selanjutnya bisa mengurangi produksi air ketuban.

Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter Spesialis


Penyebab Air Ketuban Berkurang

Air Ketuban
Foto: Air Ketuban

Nah, setelah Moms mengetahui ciri-ciri air ketuban berkurang, ketahui juga apa saja penyebab air ketuban berkurang.

"Penyebab air ketuban bisa sangat banyak, sebab air ketuban itu sangat dinamis. Salah satu penyebabnya bisa karena kurang minum," kata dr. Muhammad Fadli.

Jika ibu hamil mengalami dehidrasi, ada risiko air ketuban berkurang.

Selain itu, ada masalah pada peredaran darah di plasenta.

Kondisi tersebut yang dikhawatirkan bisa menyebabkan bayi kurang mendapatkan oksigen.

"Jika sudah menua, air ketuban bisa berkurang, tapi yang dikhawatirkan kalau memang belum waktunya atau usia air ketuban tidak seharusnya berkurang;

maka dokter harus memastikan apakah ibu sudah cukup minum air," ungkap dr. Muhammad Fadli.

Jika sudah cukup minum air, perlu dicek kondisi plasenta atau bisa dicek di tali pusat, seperti bagaimana peredaran darah di tali pusat.

Dampak Air Ketuban Berkurang

Nah, seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu ciri-ciri air ketuban berkurang adalah kurangnya gerakan janin.

Hal ini bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat. Lantas, apa dampak lainnya?

1. Pembatasan Pertumbuhan Janin

Ilustrasi Janin
Foto: Ilustrasi Janin

Kekurangan air ketuban dapat membatasi ruang gerak bayi, yang dapat mempengaruhi perkembangan otot dan tulangnya.

Hal ini dapat menyebabkan pembatasan pertumbuhan intrauterin, di mana bayi tumbuh lebih lambat dari yang seharusnya.

Baca Juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!

2. Masalah selama Persalinan

Oligohidramnion dapat meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan, termasuk:

  • Kompresi Tali Pusat: Kurangnya air ketuban dapat menyebabkan tali pusat terjepit antara janin dan dinding rahim, yang dapat mengurangi atau memotong pasokan oksigen ke janin.
  • Kelahiran Sungsang atau Posisi Janin yang Tidak Normal: Kurangnya ruang untuk bergerak dapat membuat lebih sulit bagi bayi untuk berada dalam posisi yang ideal untuk kelahiran.
  • Persalinan Dini: Dalam beberapa kasus, oligohidramnion dapat memicu persalinan dini.

3. Masalah Pernafasan pada Bayi

Jika oligohidramnion terjadi pada trimester terakhir kehamilan, hal ini dapat memengaruhi perkembangan paru-paru bayi.

Kondisi ini dikenal sebagai hipoplasia paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pernapasan setelah bayi lahir.

4. Kesulitan dalam Pemantauan Prenatal

Kurangnya air ketuban dapat membuat lebih sulit untuk melakukan pemantauan janin menggunakan ultrasonografi.

Sebab, air ketuban berfungsi sebagai medium yang memungkinkan gelombang suara untuk melakukan pencitraan yang jelas.

Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!

Itulah informasi seputar ciri-ciri air ketuban berkurang yang bisa Moms ketahui. Semoga membantu, ya!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.