Anak Sering Bernapas Lewat Mulut? Begini Dampaknya Pada Kesehatan Gigi dan Mulut
Publik masih ramai membicarakan tentang metode Buteyko yang menjadi kontroversial, terutama sejak Andien Aisyah mengunggah dirinya bersama Ippe dan Kawa menutup mulut mereka dengan plester.
Hal ini tentu mengundang berbagai reaksi, tak hanya dari warganet, tetapi juga para pakar, dan bahkan media dari luar negeri juga turut membahas metode Buteyko yang dilakukan oleh Andien.
Dalam Instagram-nya, Andien mengatakan bahwa dirinya melakukan Buteyko untuk mengurangi dirinya bernapas lewat mulut.
"Manusia ketika tidur ada tendensi untuk bernapas melalui mulut, mengorok, atau tidur sambil menganga. Waktu tidur adalah waktu di mana kita biasa mouth breathing untuk waktu yang relatif lama," tulis Andien pada Instagram Story-nya.
Andien juga mengakui dirinya mendapat manfaat dari teknik Buteyko ini. Seperti lebih mudah mencapai fase deep sleep/tidur berkualitas, badan jadi lebih segar saat bangun tidur, tenggorokan tidak lagi kering, dan aroma mulut tidak lagi buruk.
Tetapi, nyatanya tidak semua orang dapat melakukan teknik Buteyko ini. Terutama mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu yang mengharuskan bernapas lewat mulut.
Dokter Gigi Anak Brawijaya Child and Women Clinic, Bandung, drg. Rizka Aulia Zaim, Sp.KGA, mengatakan bahwa seseorang yang bernapas lewat mulut merupakan bentuk abnormalitas, dan perlu dicari apa penyebabnya.
"Kemungkinan besar bisa ada anomali anatomi saluran pernapasan, atau ada penyakit lain, contohnya saat sedang terserang flu, otomatis respon tubuh sebagai salah satu usaha bertahan hidup yaitu dengan bernapas lewat mulut," jelasnya.
Baca Juga: Kontroversi Tidur dengan Mulut Diplester ala Andien, Ini Pendapat Ahli!
Tanda-tanda Anak Bernapas Lewat Mulut
Untuk orang tua, penting untuk mencari tanda-tanda bernapas lewat mulut pada anak-anak mereka. Si Kecil mungkin tidak dapat memberitahukan gejalanya.
Seperti orang dewasa, anak-anak yang bernapas lewat mulut akan mendengkur di malam hari.
Anak-anak yang bernapas melalui mulut mereka sepanjang malam bisa memiliki tanda-tanda berikut:
- Sifat lekas marah
- Lebih sering menangis di malam hari
- Amandel besar
- Bibir kering dan pecah-pecah
- Muncul masalah konsentrasi di sekolah
- Rasa kantuk di siang hari
Baca Juga: Yuk Jaga Kesehatan Gigi dan Mulut Dengan Cara Mudah Ini
Dampak Bernapas Lewat Mulut pada Kesehatan Gigi dan Mulut
"Bernapas dari mulut punya pengaruh besar ke kondisi daerah mulut, yang terdiri dari gigi, gusi, air liur, langit-langit, bibir. Baik orang dewasa dianggap sudah berhenti pertumbuhannya, juga anak-anak yang sedang masa bertumbuh dan berkembang," terang drg. Rizka.
Menurut dokter Rizka, dampak pada kesehatan gigi dan mulut paling sederhana yang dapat terjadi karena bernapas melalui mulut yaitu gingivitis, atau peradangan gusi.
"Efek lokal karena bernapas dari mulut baik anak-anak maupun dewasa, yang paling sederhana dampaknya adalah gingivitis (peradangan gusi) yang biasanya disertai bau mulut karena gusi meradang tadi," jelasnya.
Selain itu, drg. Rizka juga menambahkan bahwa dampak bernapas lewat mulut bagi anak juga bisa berefek panjang dan rumit.
"Bernapas melalui mulut bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang dan wajah. Pada anak-anak, bisa mengakibatkan lengkung rahang yang sempit, langit-langit jadi tinggi/dalam, sehingga bisa mencacat wajah,"
Baca Juga: Mengenal 4 Masalah Gangguan Pernapasan Pada Bayi Baru Lahir
Ada faktor yang menyebabkan anak bernapas melalui mulut, yang terdiri dari faktor internal dan eksternal.
"Ada faktor internal anak bernapas melalui mulut, seperti kelainan anatomi, atau ada pentakit lain di ranah THT. Sementara faktor eksternal diakibatkan oleh orang tua yang kurang pengetahuan, yaitu pembiasaan pemberian dot atau empeng," paparnya.
Oleh karena itu, jika Moms merasa Si Kecil kerap bernapas lewat mulut, coba konsultasikan ke dokter THT untuk mendapatkan diagnosis dan dapat dilakukan penanganan yang tepat.
"Jadi, kalau sudah terlihat tanda anak-anak bernapas lewat mulut, segera bawa ke dokter gigi anak dan THT bersamaan. Kalau kita mengobati napas dari mulutnya tanpa tahu penyebabnya apa, bisa berisiko dan membahayakan," terang drg. Rizka.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.