Penyebab Kondisi Darah Membeku yang Membahayakan Kesehatan
Gumpalan darah adalah kondisi saat darah membeku, yang berarti berubah dari yang bentuknya cair menjadi seperti gel atau setengah padat.
Sebetulnya, darah membeku ini adalah proses penting yang dapat mencegah seseorang kehilangan terlalu banyak darah dalam kasus tertentu, seperti saat terluka atau tersayat benda tajam.
Ketika gumpalan terbentuk di dalam salah satu pembuluh darah, ia tidak akan selalu bisa larut dengan sendirinya.
Kondisi ini yang bisa menjadi situasi yang sangat berbahaya dan bahkan mengancam jiwa.
Darah membeku yang tidak bergerak umumnya tidak akan membahayakan, tetapi ada kemungkinan ia bisa bergerak dan menjadi berbahaya.
Bahaya darah membeku terjadi saat bekuan darah pecah dan mengalir melalui pembuluh darah ke jantung dan paru-paru.
Kondisi ini bisa menyebabkan sumbatan dan mencegah aliran darah. Sehingga ini bisa menjadi keadaan darurat medis.
Baca Juga: Ketahui Proses Pembekuan Darah yang Bantu Sembuhkan Luka, Beserta Kelainannya
Jenis-jenis Bekuan Darah
Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh yang disebut vena dan arteri, yang mengangkut darah ke seluruh tubuh.
Gumpalan darah dapat terbentuk di pembuluh darah atau arteri.
Ketika darah membeku di arteri, itu disebut gumpalan arteri. Jenis gumpalan ini menyebabkan gejala dengan cepat dan memerlukan perawatan darurat.
Gejala-gejala dari bekuan arteri termasuk rasa sakit yang parah, kelumpuhan bagian tubuh, atau keduanya.
Bahkan bahaya darah membeku di arteri ini bisa menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Bekuan darah yang terjadi di vena disebut bekuan vena. Jenis gumpalan ini dapat menumpuk lebih lambat dari waktu ke waktu, tetapi mereka masih bisa mengancam jiwa.
Jenis bekuan vena yang paling serius disebut deep vein thrombosis.
Deep vein thrombosis atau trombosis vena dalam (DVT) adalah kondisi saat gumpalan terbentuk di salah satu vena utama jauh di dalam tubuh.
Kondisi ini paling sering terjadi di salah satu kaki, tetapi juga bisa terjadi di lengan, panggul, paru-paru, atau bahkan otak.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa DVT, bersama dengan emboli paru (sejenis gumpalan vena yang mempengaruhi paru-paru) memengaruhi hingga 900.000 orang Amerika setiap tahun.
Bahkan jenis gumpalan darah ini membunuh sekitar 100.000 orang Amerika setiap tahun.
Tidak ada cara untuk mengetahui apakah Moms memiliki bekuan darah tanpa bantuan medis.
Jika Moms mengetahui gejala dan faktor risiko yang paling umum, Moms bisa melakukan diagnosis dan perawatan dari dokter ahli.
Baca Juga: Waspada Phlebitis, Peradangan pada Pembuluh Vena
Penyebab Darah Membeku yang Berbahaya
Beberapa gumpalan darah bisa terbentuk di dalam pembuluh darah tanpa alasan yang jelas dan tidak larut secara alami.
Ini mungkin memerlukan perhatian medis, terutama jika berada di kaki atau berada di lokasi yang lebih kritis, seperti paru-paru dan otak.
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan jenis bekuan darah ini
Gumpalan darah terbentuk ketika bagian-bagian tertentu dari darah menebal, membentuk massa semi padat.
Proses ini dapat dipicu oleh cedera atau terkadang dapat terjadi di dalam pembuluh darah yang tidak memiliki cedera yang jelas.
Setelah gumpalan ini terbentuk, mereka dapat melakukan perjalanan ke bagian lain dari tubuh, menyebabkan kerusakan.
Faktor dan kondisi yang dapat menyebabkan pembekuan darah yang mengganggu, serta kondisi serius yang berhubungan dengan pembekuan darah, meliputi:
- Sindrom antifosfolipid.
- Arteriosklerosis / aterosklerosis.
- Obat-obatan tertentu, seperti kontrasepsi oral dan obat terapi hormon.
- Penyakit virus corona 2019 (COVID-19).
- Trombosis vena dalam (DVT) (DVT).
- Riwayat pembekuan darah dalam keluarga.
- Aritmia jantung (masalah irama jantung).
- Serangan jantung.
- Gagal jantung.
- Kegemukan.
- Penyakit arteri perifer (PAD).
- Polisitemia vera.
- Kehamilan.
- Duduk lama atau istirahat di tempat tidur.
- Emboli paru (bekuan darah di arteri di paru-paru).
- Merokok.
- Pukulan.
- Operasi.
Baca Juga: Darah Haid Menggumpal dan Berwarna Hitam, Ketahui Penyebab dan Pengobatannya
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Mendiagnosis darah membeku dengan memerhatikan gejala yang muncul bisa sangat sulit.
Menurut Center for Disease Control and Prevention, hampir 50% orang dengan DVT tidak memiliki gejala.
Itulah mengapa yang terbaik untuk menghubungi dokter jika Moms berpikir bahwa Moms mungkin mengalaminya.
Namun jika gejala terjadi, ia bisa sangat mengkhawatirkan.
Hubungi layanan darurat medis segera jika Moms mengalami salah satu dari beberapa gejala berikut ini:
- Sesak napas mendadak.
- Tekanan di dada.
- Kesulitan bernapas, melihat, atau berbicara.
Dokter atau profesional kesehatan lainnya akan dapat memberi tahu apakah ada alasan untuk khawatir.
Mereka juga bisa meminta Moms untuk melakukan tes lebih lanjut guna menentukan penyebab pastinya.
Dalam banyak kasus, langkah pertama adalah USG non-invasif.
Tes ini akan menunjukkan gambar pembuluh darah atau arteri, yang dapat membantu dokter membuat diagnosis.
Baca Juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Peradangan pada Pembuluh Darah
Cara Mencegah Darah Membeku
Jika Moms berada pada risiko tinggi pembekuan darah, misalnya, Moms berada di rumah sakit, maka coba ikuti saran dari tim perawatan tentang mencegah pembekuan darah.
Ini mungkin melibatkan pemakaian stoking yang meningkatkan aliran darah atau minum obat untuk mengurangi risiko pembekuan (antikoagulan).
Ada juga hal-hal yang dapat Moms lakukan untuk membantu menghindari darah membeku, misalnya:
- Tetap aktif seperti dengan berjalan-jalan secara teratur.
- Minum banyak air untuk menghindari dehidrasi, sebab seseorang lebih mungkin mengalami bekuan darah jika mengalami dehidrasi.
- Cobalah untuk menurunkan berat badan jika kelebihan berat badan.
- Kenakan stoking penerbangan atau kaus kaki penerbangan untuk meningkatkan aliran darah pada penerbangan panjang.
- Hindari duduk lama tanpa bergerak.
- Hindari minum banyak alkohol karena ini bisa membuat dehidrasi.
- Jangan merokok.
Itulah penyebab dan bahaya darah membeku yang wajib Moms ketahui. Intinya, pastikan Moms menjalankan hidup sehat demi mencegah kondisi ini terjadi.
Pastikan juga selalu mendiskusikan dengan dokter jika Moms merasakan gejala yang mengganggu.
- https://www.cdc.gov/ncbddd/dvt/data.html
- https://www.mayoclinic.org/symptoms/blood-clots/basics/causes/sym-20050850
- https://www.nhs.uk/conditions/blood-clots/
- https://www.healthline.com/health/how-to-tell-if-you-have-a-blood-clot#when-to-call-adoctor
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.