Disfungsi Ereksi: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasi
Disfungsi ereksi adalah salah satu masalah reproduksi yang cukup umum dikeluhkan pria.
Kondisi tersebut adalah ketika penis tidak bisa atau tak mampu mempertahankan ereksi.
Disfungsi ereksi terjadi ketika aliran darah di penis terganggu, terhambat, atau berhenti sama sekali.
Tak jarang, kondisi yang juga disebut sebagai impotensi ini terjadi pada beberapa pria di malam pertama.
Cukup berbahaya, bukan, Dads? Yuk, kenali lebih jauh tentang disfungsi ereksi atau impotensi lewat informasi di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Gaya Helikopter yang Bikin Hubungan Seks Menantang
Apa Itu Disfungsi Ereksi?
"Disfungsi ereksi adalah kondisi saat pria tidak dapat mencapai dan mempertahankan ereksi yang keras (erection hard score 4)," ucap dr. Nugroho Setiawan, Sp.And, Dokter Spesialis Andrologi & Seksologi di RS Pondok Indah – Pondok Indah.
Keadaan tidak normal ini menyebabkan pasangan tidak dapat mencapai hubungan seksual yang memuaskan.
Dilansir dari Urology Health, disfungsi ereksi adalah permasalahan seks yang paling umum dan sering dikeluhkan para pria ke dokter.
Kondisi ini pun terjadi pada 30 juta pasien laki-laki dan membuat kegiatan seksualnya menurun.
Kendati kondisinya demikian, namun disfungsi ereksi harus diobati agar tidak berpengaruh buruk pada hubungan suami istri
Seperti diketahui, hubungan seksual yang berkualitas adalah salah satu cara menjaga keharmonisan rumah tangga.
Nah, apabila masalah ereksi terus terjadi dari waktu ke waktu, kehidupan rumah tangga bisa menjadi taruhannya.
Lebih dari itu, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan stres dan mempengaruhi kepercayaan diri seorang pria.
Masalah pada ereksi juga bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang memerlukan perawatan lebih lanjut.
Ada banyak gejala atau tanda-tanda yang perlu diwaspadai ketika pria mengalami impotensi atau disfungsi ereksi.
Baca Juga: 9+ Penyebab Penis Bengkak dan Cara Mengatasinya, Jangan Dianggap Enteng!.
Ciri dan Gejala Disfungsi Ereksi
Secara umum, ciri-ciri dan gejala disfungsi ereksi yang sering ditemukan, di antaranya:
- Sulit mendapatkan ereksi
- Sulit mempertahankan ereksi dalam waktu lama
- Berkurangnya hasrat seksual alias libido
- Mudah stres dan tidak percaya diri
Dalam situs The Independent disebutkan bahwa disfungsi ereksi juga bisa berkaitan dengan penyakit lainnya.
Menurut Culley C. Carson III, M.D., guru besar emeritus urologi terkemuka dari UNC School of Medicine, impotensi bisa saja menjadi gejala dari penyakit tertentu.
Beberapa penyakit yang dimaksud adalah yang berhubungan dengan kardiovaskular, seperti penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Tak heran, Carson mengatakan bahwa pria yang memiliki masalah disfungsi ereksi juga berisiko terhadap stroke dan serangan jantung.
Dampak buruk tersebut bisa terjadi dalam kurun waktu 3−5 tahun setelah seseorang mendapat diagnosis disfungsi ereksi.
Baca Juga: Serba-serbi Gaya Sendok, Posisi Seks yang Berikan Kepuasan Maksimal
Faktor Penyebab Disfungsi Ereksi
Faktanya, sekitar 95% kasus disfungsi ereksi dipicu karena gangguan kesehatan, yang kemudian diperberat dengan masalah psikologis.
Gangguan kesehatan tersebut merupakan gangguan pembuluh darah, persarafan, dan hormonal.
Ada yang bersifat sementara, ada juga yang terjadi dalam jangka panjang atau bahkan permanen.
Lalu, apa saja faktor penyebab disfungsi ereksi yang perlu diwaspadai? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Gaya Hidup Tidak Sehat
Apakah Dads salah satu yang kurang memperhatikan gaya hidup? Waspada, hal tersebut bisa menjadi pemicu impotensi pada pria, lho.
Pemicu disfungsi ereksi jangka pendek umumnya terkait gaya hidup sehari-hari.
Gaya hidup yang dimaksud, meliputi stres berkepanjangan, kelelahan, kecemasan, kebiasaan merokok, atau konsumsi alkohol secara berlebihan.
Kurang berolahraga juga bisa mempengaruhi kemampuan penis untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi, lho, Dads!
2. Penyakit Kardiovaskular
Hal yang dimaksud disfungsi ereksi jangka panjang, yaitu kondisi ini terjadi berulang-ulang kali.
Jika demikian, kemungkinan besar ada penyebab lain yang mendasarinya.
Gangguan kesehatan, khususnya penyakit kardiovaskular, adalah penyebab tersering disfungsi ereksi pada pria.
Penyakit yang menghambat kelancaran aliran darah ke penis, termasuk tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi.
Gangguan pada sistem saraf, seperti multiple sclerosis, Parkinson, cedera tulang belakang, dan stroke juga dapat menjadi faktor penyebab kondisi tersebut.
3. Masalah Hormonal
Masalah pada hormon menjadi penyebab lain impotensi pada pria.
Contoh gangguan hormonal yang dimaksud, seperti hipogonadisme (kadar testosterone terlalu rendah) atau Cushing’s syndrome (produksi kortisol terlalu tinggi).
Masalah anatomi penis, seperti penyakit Peyronie alias ketika penis menekuk ke atas atau ke samping pun, juga mungkin berpengaruh.
Oleh karena itu, Dads yang mengalami masalah dengan ereksi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
"Hal ini agar dicari tahu pemicu disfungsi ereksi yang sebenarnya," terang dr. Nugroho.
Baca Juga: Simak 10 Alat Pembesar Penis yang Efektif
4. Penyakit Bawaan
Dilansir dari Cleveland Clinic, ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi, salah satunya adalah faktor kesehatan.
Menurut dr. Nugroho, faktor kesehatan yang bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi meliputi penyakit bawaan.
Penyakit bawaan yang dimaksud dalam hal ini, antara lain:
- Aterosklerosis
- Obesitas
- Sindrom metabolik
- Penyakit Peyronie
- Gagal ginjal
- Sirosis
- Hemokromatosis
Skleroderma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) pun dapat menjadi penyebab lain impotensi pada pria.
5. Gangguan Mulut
Banyak yang tak mengetahui jika disfungsi ereksi memiliki hubungan dengan kesehatan mulut.
Ketika gigi sakit, akan terjadi peradangan yang merupakan respon alami tubuh.
Hal tersebut dapat menyebar dari gusi dan membahayakan bagian tubuh lainnya.
Penyakit gusi ditandai dengan pendarahan pada gusi dan struktur tulang gigi.
Jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan kerusakan gigi dan gigi yang terancam lepas.
Akibatnya, sel-sel kekebalan tubuh melakukan serangan terhadap patogen di mulut.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Kondisioner Rambut Pria, Cegah Rambut Kering dan Rusak!
6. Penyakit Pembuluh Darah
Bakteri juga dapat meresap ke dalam aliran darah dan merusak pembuluh darah.
Karena masalah ereksi dapat disebabkan oleh gangguan aliran darah di penis, ini juga dipicu karena kebersihan gigi yang buruk.
Hal ini diperkuat dengan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Diketahui, sekitar 150 juta pria di seluruh dunia menderita disfungsi ereksi dan hampir setengahnya memiliki penyakit periodontal.
Nancy L. Newhouse, DDS, MS, Presiden American Academy of Periodontology mengatakan, penelitian telah mengindikasikan bahwa penyakit periodontal mungkin berhubungan dengan penyakit pembuluh darah, yang merupakan penyebab umum disfungsi ereksi.
Walaupun begitu, kesehatan mulut bukan menjadi tolak ukur atau faktor utama penyebab maupun tanda dari disfungsi ereksi.
7. Tidak Memperhatikan Perawatan Gigi
Penyakit periodontal dapat dikaitkan dengan atau dianggap sebagai faktor risiko untuk disfungsi ereksi, tetapi tidak selalu menjadi penyebabnya.
"Ini perlu penyelidikan lebih lanjut," tambah Dr. Nancy L. Newhouse.
Menyikat gigi secara rajin dan teratur dan mengunjungi dokter gigi secara rutin dapat mencegah bakteri yang memicu peradangan.
"Jika kita memiliki gusi yang sehat, maka baru saja menghilangkan salah satu faktor yang dapat memengaruhi kesehatan secara menyeluruh," ungkap Dr. Nancy.
8. Gangguan Mental
Faktor psikologis juga menjadi salah satu penyebab kondisi impoten pada pria.
Perlu diketahui bahwa otak memainkan peran penting dalam memicu ereksi.
Faktor psikologis yang bisa menjadi penyebab disfungsi ereksi meliputi:
- Stres
- Depresi
- Kecemasan
- Widower syndrome (kehilangan pasangan)
Ereksi sendiri bisa dimulai dengan adanya gairah seksual saat terdapat rangsangan.
Kendati demikian, rangsangan seksual bisa tidak berpengaruh jika pria mengalami kondisi psikologis yang tak memungkinkan.
Baca Juga: 11 Cara Membentuk Otot Perut untuk Wanita dan Pria, Atur Pola Makan!
9. Faktor Cedera
Jangan salah, disfungsi ereksi pada pria juga bisa terjadi karena adanya luka pada area organ vital dan lainnya.
Beberapa cedera seperti tulang panggul, tulang belakang, atau penis patah juga bisa menjadi faktornya.
Cedera yang menjadi penyebab pun bisa berupa cedera besar ataupun kecil namun terjadi berulang.
Cedera ini sering kali disepelekan karena terlihat ringan dan tidak perlu pengobatan.
Padahal, cedera yang tidak diobati dapat mempengaruhi kesehatan organ vital pria.
10. Efek Samping Obat-Obatan
Obat-obatan juga bisa menjadi salah satu penyebab kondisi disfungsi ereksi.
Jenis obat yang bisa menimbulkan efek samping disfungsi ereksi adalah:
- Obat kanker prostat
- Obat penurun kolesterol
- Obat darah tinggi
- Antipsikotik
- Antidepresan
Efek samping dari obat-obatan ini bisa terjadi berbeda setiap individu.
Oleh karena itu, perlu analisis lebih lanjut apakah obat tersebut dapat menjadi penyebab impotensi.
11. Penyalahgunaan Zat dan Narkoba
Tak hanya itu, penggunaan narkoba seperti kokain atau ganja juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya kondisi impoten.
Pemicu lainnya adalah pemakaian obat-obatan seperti antidepresan, antikonvulsan (untuk mengatasi kejang), obat penumbuh rambut, dan pembesar prostat.
Berdasarkan hasil studi yang dimuat di Journal of Sexual Medicine, obat penumbuh rambut dan pembesar prostat memiliki efek samping yang menyebabkan penurunan libido pada pria.
"Kedua jenis obat tersebut bekerja dengan mengurangi sirkulasi dihydrotestosterone dalam darah,” terang Dr. Andrew Kramer, dokter bedah dan ahli disfungsi ereksi University of Maryland Medical Center.
Dihydrotestosterone adalah hormon pria yang membantu menjaga gairah seksual.
Baca Juga: 15 Cara Membesarkan Penis, Yuk Dicoba Dads!
12. Tekanan Psikologis Pernikahan
Ladon Trost, seorang urolog dari Mayo Clinic mengatakan, disfungsi ereksi di malam pertama ternyata sangat lumrah.
Banyak pasangan yang ternyata merasa tertekan dengan ekspektasi besar mereka sendiri.
Belum lagi banyaknya perubahan besar yang akan mereka jalani akibat komitmen tersebut.
Hal itu kadang-kadang terlalu berat untuk dipikul oleh pengantin baru sehingga pria tidak mudah berereksi.
Tak perlu pengobatan khusus apabila kondisi ini terjadi tidak berulang.
13. Honeymoon Syndrome
Keadaan disfungsi ereksi akibat tekanan psikologis pernikahan lainnya adalah honeymoon syndrom.
Trost mengatakan, honeymoon syndrome sebetulnya juga adalah kepanikan dan kekhawatiran atas performanya sendiri.
Saat seorang pria terlalu cemas, otak mereka sulit merespon stimulus yang normalnya bisa membuat mereka ereksi.
Salah satu ciri honeymoon syndrome adalah kejadiannya tiba-tiba. Ingat, kata Trost, jangan tertipu dengan namanya.
Mentang-mentang namanya honeymoon syndrome, tidak berarti itu hanya terjadi pada saat berbulan madu.
Disfungsi ereksi sejenis bisa terjadi dalam momen-momen besar hidup sang pria, di mana begitu banyak perubahan yang harus dipikulnya.
Baca Juga: 16+ Bahaya Begadang bagi Kesehatan, Bisa Menurunkan Kualitas Sperma!
Cara Mengatasi Disfungsi Ereksi
Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi disfungsi ereksi.
Apa saja cara-cara tersebut? Cek selengkapnya di bawah ini!
1. Menerapkan Gaya Hidup Sehat dan Aktif
Melakukan gaya hidup sehat dan aktif termasuk sebagai cara mengobati disfungsi ereksi pada pria.
Cobalah untuk mulai rajin berolahraga, membatasi atau menghindari konsumsi alkohol sama sekali, serta berhenti merokok.
Dads juga perlu mengelola stres dengan baik, cukup istirahat, dan menerapkan pola makan sehat.
2. Psikoterapi
Tak semua pria membutuhkan obat-obatan untuk mengatasi kondisi ini, lho.
Psikoterapi pun menjadi alternatif lain yang bisa dilakukan untuk membantu mengobati disfungsi ereksi.
Jenis terapi psikologis ini bisa menjadi cara mengatasi disfungsi ereksi yang efektif apabila kondisinya disebabkan oleh stres, tekanan batin, dan sejenisnya.
Jangan dianggap remeh, pria yang sudah menikah juga mungkin membutuhkan konseling untuk membantu meredakan beban berlebih yang ada di pikiran.
3. Obat-Obatan
Langkah terakhir yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi impotensi adalah dengan mengonsumsi obat-obatan disfungsi ereksi.
Ada beberapa jenis obat yang bisa dikonsumsi untuk membantu mengatasi atau mengendalikan kondisi ini, yakni:
- Obat injeksi: disuntikkan secara mandiri ke pangkal penis.
- Obat-obatan minum: melancarkan aliran darah ke penis, misalnya viagra.
- Obat supositoria: dimasukkan ke penis secara langsung.
- Obat hormonal: seperti testosteron, untuk mengatasi kekurangan akan hormon tersebut.
Obat-obatan tersebut sebaiknya digunakan atau dikonsumsi berdasarkan resep dari dokter.
Hindari penggunaan obat sembarangan, karena dapat memicu efek samping yang dapat membahayakan keselamatan.
Jadi, jangan sembarangan menggunakan viagra atau obat impotensi lainnya, ya, Dads!
Baca Juga: Mengenal Priapismus, Saat Penis Ereksi Lebih dari 4 Jam
Jika berbagai cara di atas masih belum bisa mengatasi disfungsi ereksi, dokter mungkin akan merekomendasikan tindakan operasi.
Hal yang jelas, apabila Dads mengalami impotensi, jangan pernah sungkan atau ragu untuk melakukan konsultasi kepada dokter spesialis andrologi.
Tak hanya itu, Dads juga sebaiknya menghindari penggunaan obat-obatan herbal atau terapi alternatif, karena dikhawatirkan malah akan membahayakan.
- https://www.perio.org/consumer/erectile_dysfunction
- https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/e/erectile-dysfunction-(ed)
- https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10035-erectile-dysfunction
- https://www.independent.co.uk/topic/erectile-dysfunction
- https://healthtalk.unchealthcare.org/dont-ignore-erectile-dysfunction/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.