03 Juli 2024

Jerawat Hormonal: Penyebab hingga Cara Mengatasinya

Salah satu penyebabnya adalah hormon dalam tubuh

Jerawat adalah masalah kulit umum yang biasa dialami oleh siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan. Jerawat juga dikenal dengan nama jerawat hormonal.

Sementara, kondisi lainnya biasa disebut dengan jerawat vulgaris.

Kali ini kita akan membahas tentang jerawat hormonal. Mengapa disebut jerawat hormonal?

Karena jerawat ini berkembang sesuai dengan perubahan hormon dalam tubuh. Terutama saat hormon androgen meningkat, seperti hormon testosteron.

Mungkin banyak dari kita yang seringkali bermasalah dengan jerawat, apalagi wanita.

Sehingga, cara untuk mengatasinya, kita rela merogoh uang yang banyak untuk memperoleh perawatan di klinik khusus kecantikan.

Namun sebelum melakukan perawatan, Moms harus tahu dulu jenis jerawat apa yang tumbuh.

Karena jika jerawat tersebut merupakan jerawat hormonal, diperlukan teknik khusus untuk merawatnya agar tidak semakin parah.

Agar lebih jelas yuk, kita kenalan dulu dengan jerawat hormonal!

Baca Juga: Jerawat di Vagina: Penyebab, Cara Mencegah, dan Mengatasi

Apa Itu Jerawat Hormonal?

Jerawat Hormonal (Orami Photo Stocks)
Foto: Jerawat Hormonal (Orami Photo Stocks)

Dikutip dari Medical News Today, Moms bisa menemukan banyak informasi seputar jerawat hormonal di internet, majalah, atau dalam obrolan dengan orang-orang di sekitar.

Ini karena belum banyak penelitian dari dokter yang menjelaskan kondisi tersebut.

Namun, beberapa ahli menyampaikan pendapatnya mengenai jerawat hormonal.

“Secara fundamental, semua jenis jerawat termasuk ke dalam jerawat hormonal,” jelas Dr. Anjali Mahto, dokter kulit dan penulis The Skincare Bible.

MelansirCleveland Clinic, kondisi pada kulit seringkali berkaitan dengan perubahan hormon dalam tubuh, dan ada beberapa periode, seperti:

  • Masa pubertas
  • Hamil
  • Menopause

Lebih lanjut menurut Dr. Justine Kluk, hormon dikenal juga sebagai androgen, misalnya testosteron, meningkatkan produksi sebum dan menyebabkan penebalan pada kulit.

Ini dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan dapat memicu timbulnya jerawat.

Nah, untuk kita para wanita, hal ini juga bisa menjadi bukti yang lebih jelas mengapa banyak jerawat muncul saat mendekati waktu menstruasi.

“Sekitar 2/3 wanita rentan terkena jerawat dan bisa muncul di mana saja, dalam waktu seminggu atau beberapa hari sebelum menstruasi tiba,” ujar Dr. Mahto.

Umumnya jerawat hormonal bisa muncul di bagian mana saja pada tubuh tanpa kita bisa menebaknya. Baik itu leher, wajah, dada, bahkan punggung.

Baca Juga: Jerawat Nodul, Cari Tahu Penyebab Hingga Cara Mengatasinya

Penyebab Jerawat Hormonal

Jerawat di Dagu
Foto: Jerawat di Dagu (Orami Photo Stocks)

Berikut beberapa faktor yang menyebabkan munculnya jerawat hormonal:

1. Perubahan Hormonal pada Masa Remaja

Perubahan hormon yang terjadi selama masa remaja, terutama pada masa pubertas, dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon.

Misalnya hormon androgen, seperti testosteron yang merangsang kelenjar minyak di kulit untuk memproduksi lebih banyak minyak.

Hal ini dapat menyebabkan pori-pori tersumbat dan perkembangan jerawat.

2. Siklus Menstruasi

Selama siklus menstruasi, terjadi fluktuasi hormon yang signifikan, terutama sebelum menstruasi dimulai.

Pada fase ini, kadar hormon tertentu, seperti progesteron, meningkat.

Kenaikan kadar hormon ini dapat merangsang produksi sebum berlebih di kulit yang dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat hormonal.

3. Kehamilan

Selama kehamilan, tubuh wanita mengalami perubahan hormon yang besar.

Peningkatan kadar hormon tertentu, seperti estrogen dan progesteron, dapat mempengaruhi keseimbangan minyak di kulit.

Hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih berminyak dan pori-pori lebih rentan tersumbat, meningkatkan risiko jerawat hormonal.

4. Menopause

Selama menopause, terjadi penurunan drastis dalam produksi estrogen dan progesteron.

Penurunan kadar hormon ini dapat mengubah keseimbangan hormon dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi produksi minyak oleh kelenjar minyak di kulit.

Akibatnya, beberapa wanita mengalami jerawat hormonal saat memasuki masa menopause.

5. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

Selain perubahan hormon internal, faktor lingkungan dan gaya hidup juga dapat memengaruhi jerawat hormonal.

Stres, pola makan yang tidak sehat, kurang tidur, dan penggunaan produk perawatan kulit yang tidak cocok dapat memicu perubahan hormon.

Ciri-Ciri Jerawat Hormonal

Jerawat Pipi (Orami Photo Stocks)
Foto: Jerawat Pipi (Orami Photo Stocks)

Hampir sama dengan jerawat pada umumnya, jerawat hormonal juga memberikan ciri-ciri atau gejala berupa munculnya benjolan memerah yang sakit jika dipegang.

Walaupun demikian, ada ciri tertentu yang bisa menandakan bahwa ini adalah jerawat hormonal.

Melansir Aphoteco Pharmacy Group, ini dia ciri-cirinya:


1. Muncul di Area Pipi, Dagu, dan Rahang

Ciri-ciri jerawat karena hormon yang mudah dikenali adalah letak kemunculannya.

Selama masa pubertas, jerawat karena hormon akan tumbuh di area T, seperti dahi, hidung, dan dagu. 

Sementara pada orang dewasa, jerawat karena hormon akan muncul di area wajah, termasuk pipi, dagu, area rahang, bahkan sampai leher. 

Ini karena saat hormon tidak stabil, kelenjar minyak akan memproduksi lebih banyak minyak pada area pipi, dagu, dan rahang.

2. Usia Remaja

Salah satu ciri-ciri jerawat hormonal adalah kemunculannya setelah masa remaja. 

Meski usia 20-an perubahan hormon dalam tubuh sangat aktif, nyatanya usia tidak bisa menjadi patokan jerawat akan berhenti muncul. 

Melansir American Academy of Dermatology, jerawat hormonal bisa terjadi pada orang-orang berusia 20-49 tahun. 

Selain usia, faktor genetik juga berperan dalam kemunculannya.

3. Jerawat Terasa Menyakitkan

Berbeda dengan jerawat berupa komedo putih (whiteheads) atau komedo hitam (blackheads), jerawat hormonal merupakan jerawat kistik.

Jerawat ini juga dikenal dengan cystic acne yang benjolannya terletak lebih dalam di bawah permukaan kulit. 

Benjolan ini biasanya terasa lembut saat disentuh karena merupakan penumpukan minyak selama beberapa hari atau minggu yang mengalami peradangan. 

Oleh karena itu, dibutuhkan pengobatan medis yang tepat sebagai cara menghilangkan jerawat hormonal.

Baca Juga: 15 Cara Menghilangkan Komedo di Hidung dengan Mudah

Cara Mengatasi Jerawat Hormonal

Memencet Jerawat (Orami Photo Stocks)
Foto: Memencet Jerawat (Orami Photo Stocks)

Setelah mengetahui apa itu jerawat hormonal, saatnya kita mencari tahu bagaimana cara untuk mengatasi atau menghilangkan jerawat hormonal ini.

Jerawat ini tentunya bisa sangat mengganggu penampilan, terutama apabila muncul di bagian wajah.

Tentu saja, kehadirannya membuat Moms tidak percaya diri dan merasa minder saat bertemu dengan orang lain.

Yuk, cari tahu cara mengatasinya!

1. Isotretinoin

“Isotretinoin adalah obat berbahan dasar vitamin A yang sangat efektif untuk mengobati jerawat yang parah dan bandel yang meninggalkan tenda luka," kata Dr. Mahto.

Di Inggris, penggunaan obat ini membutuhkan pengawasan dari dokter kulit. Lalu, bagaimana cara kerjanya?

Obat ini menghentikan kelenjar minyak agar tidak menghasilkan banyak sebum dan mempercepat pelepasan sel-sel kulit mati, yang jadi penyebab pori-pori tersumbat.

Efek sampingnya, kulit akan sedikit kering. Karenanya, Moms sebaiknya berkonsultasi dulu ke dokter kulit.

2. Jaga Makanan yang Dikonsumsi

Salah satu penyebab jerawat adalah makanan yang kita konsumsi.

Maka dari itu, sebaiknya Moms memerhatikan makanan-makanan yang akan dikonsumsi.

Hindari makanan seperti cokelat dan makanan cepat saji yang mampu meningkatkan produksi hormon pemicu minyak pada kulit.

Selain itu, kurangi konsumsi garam dan produk dari susu juga karena akan memperparah kondisi jerawat hormonal.

Baca Juga: 10 Manfaat Alpha Arbutin untuk Kulit, Bisa Atasi Jerawat!

3. Gunakan Tea Tree Oil

Tea tree oil dipercaya berkhasiat untuk mengatasi masalah jerawat pada kulit, termasuk jerawat hormonal.

Kandungan ini mampu mengurangi bakteri penyebab jerawat pada kulit dan mengurangi peradangan yang terjadi.

Gunakan minyak alami ini sebagai obat oles luar untuk mengurangi merah-merah akibat jerawat ya, Moms!

4. Mengonsumsi Obat Tertentu

Jika cara-cara di atas telah dilakukan tapi jerawat hormonal tidak juga hilang, sebaiknya periksakan ke dokter kulit.

Dokter akan meresepkan obat-obatan yang dapat menyeimbangkan kadar hormon, sehingga jerawat bisa sembuh dan tidak muncul kembali.

Contoh obat-obat yang mungkin diberikan adalah pil KB dan antiandrogen.

5. Kelola Stres dengan Baik

Stres dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh dan memicu jerawat hormonal.

Temukan cara untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, olahraga, atau aktivitas yang menenangkan lainnya.

Memiliki waktu istirahat yang cukup dan menjaga pola tidur yang teratur juga dapat membantu mengurangi stres dan mendukung kesehatan kulit.

Baca Juga: 19 Keluhan Ibu Hamil, Mulai dari Jerawat hingga Kaki Bengkak

Nah, sekarang Moms sudah tidak bingung lagi, kan apa itu jerawat hormonal dan cara mengatasinya?

Guna membantu pengobatan jerawat hormonal, Moms juga disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjaga berat badan.

Pasalnya, kelebihan berat badan atau obesitas dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar hormon penyebab jerawat.

Selamat mencoba!

  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/21792-hormonal-acne#:~:text=Hormonal%20acne%20is%20when%20breakouts,clogs%20pores%2C%20leading%20to%20pimples.
  • https://www.healthline.com/health/beauty-skin-care/hormonal-acne
  • https://www.apothecopharmacy.com/blog/what-is-hormonal-acne-hormonal-acne-treatment/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5015761/
  • https://www.aad.org/public/diseases/acne/really-acne/adult-acne

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.