Efek Mengejutkan Trauma Emosional pada Anak
Tahukah Moms, ternyata trauma emosional pada anak sama parahnya dengan trauma pada kepala!
Sebuah studi yang dikeluarkan oleh Journal of Psychiatric Research, menemukan bahwa trauma emosional pada usia yang sangat muda bisa menyebabkan perubahan pada otak.
Dikutip dari jurnal kesehatan resmi milik Cleveland Clinic, hubungan antara dampak trauma emosional dan trauma fisik di otak adalah meningkatnya protein yang disebut S100B.
S100B adalah protein yang biasanya ditemukan di otak. Akan tetapi, jika protein tersebut sampai masuk ke dalam darah, ini menjadi tanda bahwa pembatas yang memisahkan otak dari bagian tubuh lainnya mengalami kebocoran.
Baca Juga: Dukung Kesehatan Mental Anak dengan 5 Cara Ini
Dampak Trauma Emosional pada Anak
Trauma emosional dapat menimbulkan efek jangka panjang pada anak, mulai dari masalah pada otaknya hingga depresi saat ia bertumbuh dewasa nanti.
1. Kerusakan Otak Permanen
Foto: umassmed.edu
Sebuah penelitian pernah dilakukan pada 105 anak, di mana 22 anak dinyatakan sehat dan sisanya mengalami gangguan kejiwaan akibat trauma emosional.
“Ketika melihat tingkat S100B pada pasien yang mengalami trauma emosional, jumlahnya sama tinggi dengan pasien yang mengalami trauma otak yang parah,” ujar Dr. Tatiana Falcone, MD, seorang dokter anak di pusat pemeriksaan epilepsy Cleveland Clinic Main Campus yang melakukan penelitian tersebut.
S100B sendiri adalah protein pengikat kalsium. Meningkatnya protein S100B dapat menunjukkan terjadinya kerusakan saraf.
Penelitian yang dilakukan Dr. Falcone dan timnya menemukan bahwa trauma emosional pada anak membuat protein S100B pada otaknya jauh lebih tinggi daripada yang seharusnya.
Terlebih, semakin buruk trauma emosional yang terjadi pada anak, semakin tinggi level protein S100B nya yang artinya semakin parah tingkat kerusakan otaknya.
Baca Juga: 5 "Ritual" Sederhana Ini Bikin Kesehatan Mental Anak Jadi Lebih Baik
Penelitian yang masih berlangsung juga mempelajari peradangan pada otak anak akibat kondisi psikis seperti depresi, stres pasca trauma emosional, dan gangguan kejiwaan.
Meskipun dari beberapa penelitian menunjukkan trauma emosional pada anak dapat menyebabkan peradangan pada otak yang mirip dengan yang terjadi pada gegar otak, peradangan ini bisa terjadi dalam jangka waktu sangat panjang.
Akhirnya, kondisi tersebut akan menyebabkan berkembangnya kelainan psikis pada anak di kemudian hari.
2. Dampak Jangka Panjang
Foto: verywellmind.com
Dokter-dokter sampai saat ini masih berusaha untuk mencari jalan demi mengubah cara trauma emosional pada anak bekerja mempengaruhi otak.
Harapannya agar pengobatan psikoterapi dapat mencegah pengembangan depresi dan stres mendalam paska trauma emosional pada anak.
Sebab, anak dengan trauma emosional kebanyakan bertumbuh menjadi pribadi yang mudah marah, mudah tersinggung, tidak percaya diri, dan sensitif. Akhirnya, anak jadi lebih suka menyendiri dan cenderung menghindari interaksi sosial.
Baca Juga: Mari Perhatikan Kesehatan Mental Anak Sejak Dini dengan 4 Cara Ini
Trauma emosional pada anak bisa berdampak buruk pada otaknya dimana ini bisa menyebabkan anak bertumbuh menjadi pribadi yang selalu merasa tertekan.
Untuk itu sebagai orang tua kita harus selalu menjaga agar dalam masa pertumbuhannya, anak tidak mengalami trauma emosional yang berdampak buruk bagi kehidupannya.
Dengan penjagaan yang baik, hal-hal yang menyebabkan trauma emosional pada anak diharapkan tidak terjadi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.