04 Maret 2020

Ini 6 Fakta Penyakit Hepatitis yang Tidak Banyak Diketahui

Apakah Moms sudah memberikan banyak perhatian pada organ hati di tubuh Moms?

Meskipun telah divaksinasi untuk melawan penyakit hepatitis, Moms mungkin memiliki banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang penyakit tersebut.

World Health Organization (WHO) menjelaskan penyakit hepatitis biasanya ditandai oleh jaringan hati yang meradang dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk virus, sistem kekebalan yang terlalu aktif, dan penyalahgunaan alkohol.

Hati di dalam tubuh Moms adalah organ yang cukup penting. Hati membantu tubuh mencerna makanan, menyimpan energi, dan menghilangkan racun.

Dengan tugas seberat itu, bisa Moms bayangkan bagaimana efeknya ketika organ ini mengalami peradangan karena hepatitis?

Konsultan Hepatologis Pusat Medis Universitas Malaya, Prof. Dr. Rosmawati Mohamed, mengatakan dengan gejala yang tidak muncul di tahap awal, diperingatkan bahwa faktanya hingga 95% dari mereka yang hidup dengan hepatitis tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi.

"Sebagian besar dari mereka yang terinfeksi penyakit hepatitis tipe B atau C, tidak mengalami gejala apa pun sampai penyakit tersebut berkembang ke stadium lanjut. Ini membuat deteksi dini dan perawatan tepat waktu menjadi tantangan besar,” kata Dr. Rosmawati, yang juga presiden organisasi nirlaba Hepatitis Free Malaysia.

Penyakit hepatitis adalah salah satu ancaman kesehatan global terbesar yang mempengaruhi sekitar 325 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan 1,4 juta kematian setiap tahunnya.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Mitos dan Fakta seputar Penyakit Hepatitis C

Fakta Penyakit Hepatitis

Berikut ini adalah beberapa fakta hepatitis termasuk setiap jenisnya yang belum banyak diketahui.

1. Tidak Semua Kebiasaan Berisiko Menjadi Penyebabnya

hepatitis c 4.jpg
Foto: hepatitis c 4.jpg (Orami Photo Stock)

Moms mungkin pernah mendengar bahwa aktris Pamela Anderson menderita penyakit hepatitis C.

Konon katanya aktris ini tertular setelah berbagi jarum tato dengan mantan suaminya, Tommy Lee.

Namun faktanya, tidak semua jenis virus dari penyakit hepatitis menyebar melalui pertukaran cairan tubuh secara langsung.

Dari lima jenis penyakit hepatitis yang berbeda, beberapa virus menyebar melalui makanan atau air yang terkontaminasi.

Sementara penyakit hepatitis B menyebar melalui darah dan cairan tubuh, penyakit hepatitis tipe C hanya menyebar melalui darah saja.

Dalam banyak kasus, hati dapat melawan infeksi dengan sendirinya. Akan tetapi, pada beberapa kasus hal ini dapat berubah menjadi infeksi kronis dengan konsekuensi kesehatan jangka panjang. Sampai sekarang, vaksin hanya ada untuk penyakit hepatitis tipe A dan B.

2. Air dan makanan Kotor Berisiko Menjadi Pemicu

Makanan dan Minuman Kotor
Foto: Makanan dan Minuman Kotor (https://www.lifealth.com/wellness/healthy-living/what-are-the-signs-that-you-are-drinking-contaminated-water-mj/67237/)

Penyakit hepatitis A dan E dianggap sebagai penyakit yang sudah pasti disebabkan oleh virus.

Kebanyakan penderita kedua penyakit ini sembuh sepenuhnya tanpa masalah kesehatan jangka panjang. Namun, infeksi dapat lebih serius pada penderita yang sudah memiliki penyakit hati.

Kedua virus ditularkan oleh apa yang dikenal sebagai fecal-oral route, yaitu makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi oleh kotoran seseorang yang memiliki virus penyakit hepatitis. Ini terutama terjadi di tempat-tempat dengan makanan atau air yang terkontaminasi atau tempat yang banjir.

3. Dapat Menyebabkan Kanker

hepatitis c 1.jpg
Foto: hepatitis c 1.jpg (https://resources.stuff.co.nz/)

Kecuali diobati dengan benar, peradangan dari penyakit hepatitis kronis dapat menyebabkan kerusakan sel dan akhirnya menyebabkan kanker hati.

Pada 2010, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat melaporkan bahwa jenis kanker hati yang disebut Hepatocellular carcinoma (HCC) sedang mengalami peningkatan.

Faktanya, infeksi penyakit hepatitis B dan C kronis menyumbang sekitar 78% dari penyebab kasus HCC di seluruh dunia.

"Sebagian besar pasien yang kita lihat menderita kanker hati, alasan nomor satunya adalah disebabkan oleh hepatitis C kronis diikuti oleh hepatitis B kronis," kata Douglas Dieterich, MD, Gastroenterologist dan Direktur Institute of Liver Medicine di Sekolah Kedokteran Icahn, New York City.

4. Wanita Hamil Dianjurkan Menjalani Pengujian Penyakit Hepatitis

Blood Test
Foto: Blood Test (https://drlenkliman.com.au/blog/routine-blood-tests-and-investigations-performed-during-early-pregnancy/)

Selain itu, Dr. Dieterich mengatakan bahwa penyebab paling umum dari penularan penyakit hepatitis B secara global adalah ibu kepada bayinya.

Jadi, wanita hamil harus diskrining terhadap virus tersebut ketika mereka menerima perawatan prenatal.

Bayi yang lahir dari ibu dengan penyakit hepatitis B dapat divaksinasi segera dan menerima antibodi untuk membantu melawan infeksinya.

Namun jika ibu sudah memiliki tingkat infeksi virus yang tinggi dalam darahnya, pencegahan kepada keduanya bisa lebih sulit dilakukan.

"Jika Anda sudah divaksin penyakit hepatitis B, Anda harus dilindungi dari penularan virus sehingga tidak kemudian menularkannya kepada anak Anda. Tetapi jika Anda belum divaksin dan ingin hamil, sekarang saat yang tepat untuk melakukannya," ujarnya.

Baca Juga: Hamil Ketika Menderita Talasemia, Berbahayakah?

5. Tidak Sadar Menjadi Bagian Penderita Penyakit Hepatitis

Menjadi pasien hepatitis
Foto: Menjadi pasien hepatitis (https://www.unitex.com/news/promoting-sleep-in-hospital-settings/)

Kadang-kadang penyakit hepatitis bisa sulit dideteksi karena dimulai dengan gejala ringan seperti flu termasuk demam, kelelahan, dan sakit tubuh.

Diperlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan sebelum penderita melihat hal-hal seperti ruam kulit, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, dan kulit dan mata yang menguning atau dikenal sebagai penyakit kuning.

Dr. Dieterich mengatakan bagi sebagian orang, gejala-gejala ini mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang atau bahkan mereka tidak akan muncul sama sekali terutama ketika menyangkut hepatitis C.

CDC bahkan mencatat bahwa 3 dari 4 orang dengan penyakit hepatitis C tidak tahu mereka memilikinya.

"Itu bisa jadi karena dengan infeksi akut seperti halnya penyakit hepatitis A, orang mungkin memiliki respon kekebalan yang lebih besar, sehingga peradangan justru membantu menampakan gejala yang ada. Sementara pada penyakit hepatitis dengan infeksi kronis seperti penyakit hepatitis C, daya tahan tubuh lebih kecil sehingga Anda tidak melihat banyak gejala."

Baca Juga: Kenali Gejala Hepatitis B Pada Anak dan Penanganannya

6. Dua Penyakit Terkait

Ibu Hamil Menderita Hepatitis C, Apakah Akan Menular pada Janin?1.jpg
Foto: Ibu Hamil Menderita Hepatitis C, Apakah Akan Menular pada Janin?1.jpg

Orang yang sudah memiliki penyakit hepatitis B kronis berisiko terinfeksi virus kedua yaitu penyakit hepatitis D atau disebut hepatitis delta.

Penyakit hepatitis D bisa jadi lebih sulit untuk diobati karena delta tidak merespon dengan baik terhadap obat-obatan yang tersedia.

Beberapa pasien yang mengidapnya dapat mengalami infeksi secara simultan dengan kedua virus tersebut. Jika tidak dihindari, komplikasi bisa menimbulkan gagal hati.

Cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit ini adalah dengan mendapatkan vaksin hepatitis B. Menurut WHO, vaksin hepatitis B efektif mencegah infeksi hingga 95%.

(RIE/ERW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.