5 Faktor Pemicu Kehamilan Berisiko Tinggi, Yuk Kenali!
Moms dinyatakan positif hamil, akan tetapi dokter kandungan menyebutkan bahwa kehamilan tersebut berisiko tinggi. Apa artinya?
Kehamilan dianggap berisiko tinggi ketika ada potensi komplikasi yang dapat memengaruhi ibu, bayinya, atau keduanya. Baik itu selama proses kehamilan maupun persalinan.
Faktor Pemicu Kehamilan Berisiko Tinggi
Ada beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi. Apa saja? Yuk simak ulasannya di bawah ini!
Baca Juga: 4 Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi dan Cara Mengatasinya
1. Usia
Foto: momjunction.com
Faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi yang pertama adalah usia. Salah satu faktor risiko paling umum untuk kehamilan berisiko tinggi adalah usia calon ibu, terutama jika itu adalah kehamilan pertama. Calon ibu yang akan berusia di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun ketika bayinya lahir memiliki risiko komplikasi yang lebih besar daripada calon ibu yang berusia di atas 17 tahun hingga awal 30-an.
Risiko keguguran dan cacat genetik semakin meningkat setelah usia 40 tahun.
Dr. Maynila Domingo, dokter kandungan di Manila Med, Medical Center Manila, Filipina menjelaskan, seiring bertambahnya usia wanita, risiko ovarium melepaskan 'telur tidak sehat' meningkat.
”Secara umum, pada usia yang lebih tua juga lebih rentan terhadap hipertensi atau diabetes,” jelasnya.
Sedangkan remaja yang sedang hamil juga dianggap berisiko tinggi karena tubuh mereka mengalami perubahan yang disebabkan oleh kehamilan. ”Akan tetapi di sisi lain mereka tengah mengalami masa puber,” kata Dr. Domingo.
2. Kondisi Medis sebelum Hamil
Foto: apollosugar.com
Faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi yang selanjutnya adalah kondisi medis sebelum hamil. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, kondisi medis pada calon ibu seperti tekanan darah tinggi, masalah paru-paru, ginjal, jantung, diabetes, penyakit autoimun, penyakit menular seksual (PMS), human immunodeficiency virus (HIV), Sindrom polikistik ovarium atau polycystic ovarian syndrome (PCOS), kondisi neurologis seperti epilepsi, atau bahkan masalah kesehatan mental, maka kehamilan akan dianggap berisiko tinggi.
Riwayat keluarga dengan kelainan genetik juga merupakan faktor risiko kehamilan berisiko tinggi.
Penting juga untuk mengetahui apakah ibu memiliki penyakit menular yang dapat ditularkan kepada bayinya. Maka, ada baiknya calon ibu dengan riwayat medis tersebut sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum program kehamilan.
Ibu dengan berat badan berlebih atau obesitas juga berisiko mengalami kehamilan berisiko tinggi. Menurut National Institutes of Health, obesitas meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, preeklamsia, diabetes gestasional, bayi lahir mati, cacat tabung saraf, dan persalinan caesar.
Peneliti juga menemukan bahwa obesitas bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan jantung saat lahir sebanyak 15 persen.
Baca Juga: Unik, Hamil Saat Sedang Hamil Ternyata Bisa Terjadi. Apakah Kehamilan Ganda Berisiko?
3. Komplikasi saat Kehamilan
Foto: thesun.co.uk
Faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi yang selanjutnya adalah komplikasi saat kehamilan. Kondisi medis yang terjadi selama kehamilan dapat memengaruhi ibu dan janin. Kondisi medis yang paling sering terjadi adalah preeklamsia yaitu sindrom yang meliputi tekanan darah tinggi, protein urin, dan pembengkakan.
Hal tersebut bisa berbahaya, bahkan fatal bagi ibu atau bayi jika tidak dilakukan perawatan. Selain itu, diabetes gestasional atau masalah tiroid yang berkembang selama kehamilan meningkatkan risiko pada kehamilan.
4. Kehamilan Kembar
Foto: parenting.firstcry.com
Faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi yang selanjutnya adalah kehamilan kembar. Kehamilan kembar berarti Moms mengandung lebih dari satu bayi (baik itu kembar dua, tiga, dan lainnya). Kehamilan kembar meningkatkan risiko persalinan prematur, diabetes gestasional, dan tekanan darah tinggi.
”Pada kehamilan kembar memantau kehamilan perkembangan bayi selama di kandungan dan bagaimana kita memutuskan untuk proses melahirkan bayi sangat penting,” jelas Dr. Domingo.
5. Kehamilan Melalui Teknologi Reproduksi
Foto: mountelizabeth.com.sg
Faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi yang selanjutnya adalah kehamilan melalui teknologi reproduksi. Ibu hamil yang kehamilannya dibantu dengan program seperti inseminasi, inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF) membutuhkan konsultasi dokter kandungan yang lebih intens.
"Kondisi hamil yang dibantu dengan program kehamilan membutuhkan pemantauan lebih dekat karena mereka memiliki peluang kegagalan program kehamilan yang lebih tinggi, bayi yang mengalami kelainan bawaan, atau kehamilan kembar," kata Dr. Domingo.
Itulah beberapa faktor pemicu kehamilan berisiko tinggi. Kehamilan berisiko tinggi memerlukan penanganan ekstra oleh spesialis untuk membantu memastikan hasil terbaik untuk ibu dan bayi. Jadi, konsultasikan dengan dokter kandungan ya Moms.
(SWN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.