Benarkah Batuk Bisa Jadi Tanda Gagal Jantung? Kenali Gejala Lain dan Pengobatannya
Kebanyakan orang mengaitkan batuk dengan masalah paru-paru dan jarang mengaitkannya dengan gagal jantung.
Ya, ketika ada sesuatu hal yang mengiritasi paru-paru kita, tubuh akan berusaha untuk menyingkirkan bakteri atau hal yang membuat iritasi tersebut dengan cara batuk.
Sehingga, batuk akan hilang jika setelah iritasi atau infeksi hilang. Namun, berbeda ketika kita batuk terus-menerus.
Penyebab paling umum adalah asma atau penyakit paru obstruktif kronis.
Namun, benarkah batuk terus menerus bisa jadi gejala gagal jantung dan apa saja penyebab lain gagal jantung? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Baca Juga: 10 Jenis Sepatu Wanita, Nyaman dan Tetap Gaya!
Pengertian Gagal Jantung
Foto: medicalnewstoday.com
Gagal jantung tidak diartikan sebagai jantung "mati" atau jantung yang berhenti bekerja.
Menurut The Heart Rhythm Society, yakni organisasi khusus yang menangani masalah jantung dan elektrofisiologi di Washington DC, Amerika Serikat, gagal jantung adalah ketika jantung mengalami gangguan dalam memompa darah ke organ-organ dalam tubuh.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai gangguan jantung, termasuk penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi, kardiomiopati hipertrofik, disfungsi diastolik, dan penyakit katup jantung.
Darah yang dipompa dari jantung diedarkan ke seluruh tubuh. Namun, karena jantung mengalami gangguan, darah bisa menumpuk di paru-paru.
Cairan ini dapat bocor ke kantung udara, yakni alveoli.
Melansir data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), di Indonesia sendiri, prevalensi penyakit gagal jantung pada tahun 2019 mencapai 5% dari jumlah total penduduk.
Angka ini dianggap lebih tinggi bila dibandingkan data prevalensi di Amerika dan Eropa yang berkisar 1%-2%.
Baca Juga: Ini 5 Cara Mengolah Makanan yang Tepat untuk Penderita Penyakit Jantung
Batuk Terus Menerus dan Gagal Jantung
Foto: mnn.com
Miriam Jacob, MD, seorang spesialis gagal jantung dari Cleveland Clinic berpendapat, "Saya telah bertemu pasien yang pertama kali didiagnosis memiliki masalah pernapasan.
"Seiring waktu, gejalanya tidak juga membaik selama menjalani pengobatan, kemudian diagnosis ditetapkan menjadi gagal jantung."
Beberapa pasien penyakit ini akan mengalami batuk yang dapat menghasilkan sedikit lendir berbusa putih atau merah muda.
Ya, batuk yang disebabkan oleh gagal jantung dapat memiliki beberapa gejala, seperti batuk berdahak dengan busa berwarna merah muda atau dalam beberapa kasus bisa keluar darah, kesulitan bernapas, dan terdengar suara "siulan" dari paru-paru.
Baca Juga: Selain Omega-3, 6 Nutrisi Ini Juga Bantu Sehatkan Jantung
Penyebab Gagal Jantung Lainnya
Namun, tak hanya batuk terus menerus yang menjadi tanda gagal jantung. Ada beberapa masalah kesehatan lain yang bisa disebabkan oleh penyakit ini, yaitu:
1. Hipertensi
Foto: Orami Photo Stock
Sebuah penelitian StatPearls, hipertensi bisa menjadi penyebab terjadinya gagal jantung.
Hipertensi terjadi karena tekanan pembuluh darah terlalu tinggi, kondisi ini membuat jantung perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah agar pasokannya ke seluruh organ tubuh terpenuhi.
Apabila tekanan darah tinggi ini tidak diobati dengan cepat dan benar , otot jantung akan bekerja lebih berat untuk memompa darah.
Jika beban kerja jantung berlebihan akibat harus memompa darah lebih kuat, lama kelamaan otot jantung bisa menjadi lebih kaku, sehingga kemampuan jantung dalam memompa darah akan terganggu.
2. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung ini muncul akibat adanya sumbatan (plak) yang menghambat pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah pada jantung menjadi tidak lancar.
Akibatnya, otot jantung akan rusak akibat kekurangan pasokan oksigen, sehingga jantung tidak bisa memompa darah dengan baik.
Hal inilah yang membuat penderita penyakit jantung koroner berisiko mengalami gagal jantung.
Baca Juga: 12 Manfaat Kulit Sapi untuk Kesehatan, Mengobati Sakit Maag Hingga Menurunkan Berat Badan
3. Diabetes
Foto: Orami Photo Stock
Pasien diabetes juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung ini. Risiko ini akan semakin besar, apabila kadar gula tidak terkontrol atau cenderung tinggi terus menerus.
Melansir Cardiac Failure Review (CFR), hal ini karena penyakit diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada pembutuh darah jantung dan ginjal, sehingga fungsi jantung akan terganggung.
4. Serangan Jantung Masa Lalu (Infark Miokard)
Serangan jantung terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot jantung tersumbat.
Terhambatnya suplai oksigen dan nutrisi ini dapat merusak jaringan otot jantung yang sebagian darinya pada dasarnya "mati".
Jaringan jantung yang rusak juga tidak berkontraksi, yang melemahkan kemampuan jantung untuk memompa darah.
5. Kelainan atau Kerusakan Otot Jantung (Kardiomiopati)
Foto: Orami Photo Stock
Otot jantung memiliki peran besar dalam memompa darah. Jika otot jantung mengalami kerusakan, jantung akan sulit memompa darah dengan baik.
Hal ini menyebabkan pasokan darah ke organ-organ tubuh akan terganggu.
Rusaknya otot jantung bisa disebabkan oleh banyak hal, di antaranya peradangan otot jantung, faktor bawaan lahir, kelainan jaringan ikat, hingga hipertensi kronis.
Baca Juga: Ini 4 Jenis Olahraga yang Tidak Disarankan untuk Penderita Penyakit Jantung
Pengobatan Gagal Jantung
Foto: Orami Photo Stock
Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan perawatan seumur hidup.
Namun, dengan melakukan pengobatan yang tepat, gejala penyakit ini dapat membaik.
Pengobatan penyakit ini bertujuan untuk membuat pasien hidup lebih lama dan mengurangi potensi mati secara mendadak.
Umumnya, dokter akan mengatasi sesuai penyebab gagal jantung. Misalnya, mengontrol ritme detak jantung yang cepat dapat mengobati penyakit ini.
Namun, sebagian pasien mengonsumsi obat-obatan sebagai pengobatan. Berikut ini obat yang sering digunakan untuk pasien gagal jantung:
- Beta Blockers. Obat ini bermanfaat untuk memperlambat detak jantung, mengurangi tekanan darah, serta memperbaiki kerusakan pada jantung jika pasien memiliki gagal jantung sistolik.
- Diuretik. Diuretik membuat orang yang mengonsumsinya lebih sering buang air kecil dan mencegah cairan tertahan dalam tubuh.
- Aldosterone antagonists. Obat ini dapat membantu orang dengan gagal jantung sitolik untuk hidup lebih lama.
- Inotropes. Ini adalah obat-obatan intravena yang digunakan pada orang dengan gagal jantung kronis di rumah sakit untuk meningkatkan fungsi pompa jantung dan menjaha tekanan darah.
- Digoxin. Obat ini dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat detak jantung.
- Angiotensin-converting enzyme (ACE) Inhibitor. Obat ini membantu pasien dengan gagal jantung sistolik hidup lebih lama dan merasa lebih baik.
- Angiotensin II receptor blockers. Obat ini memiliki manfaat yang sama dengan ACE inhibitors, namun dapat digunakan bagi mereka yang tidak bisa mengonsumsi ACE inhibitors.
Penggunaan obat gagal jantung di atas harus sesuai anjuran dan resep dokter, ya. Sebab, dosis setiap pasien pun berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahannya.
Baca Juga: Cari Tahu 10 Penyebab Sakit Pinggang Sebelah Kiri Berikut Ini
Nah, itu dia Moms penjelasan seputar gagal jantung. Jika Moms memiliki gejala di atas, segera periksa ke dokter ya!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5494155/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539800/
- http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-2019-jantung-sehat-sdm-unggul
- https://www.healthline.com/health/heart-failure#types
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-failure/symptoms-causes/syc-20373142
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.