Mengapa Gairah Seks Wanita saat Puasa Cenderung Menurun?

Ditinjau secara medis oleh
dr. Sandy Prasetyo, Sp. O. G.Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi — RS Pondok Indah – Bintaro Jaya
Daftar isi artikel
Intinya Nih Moms!
- Gairah seks wanita umumnya menurun saat puasa karena perubahan pola makan, energi yang lebih rendah, dan fokus pada ibadah.
- Atur waktu berhubungan setelah berbuka hingga sebelum imsak untuk menjaga energi dan keintiman dengan pasangan.
- Gairah yang menurun bisa menyebabkan kurangnya pelumasan dan kelelahan, sehingga perlu perhatian ekstra terhadap kondisi tubuh.
Gairah seks wanita saat puasa merupakan salah satu topik yang menarik untuk dibahas, karena termasuk dalam perubahan fisiologis dan psikologis yang dialami tubuh selama bulan Ramadan.
Di tengah upaya menahan diri dari makan dan minum, tubuh juga mengalami berbagai penyesuaian yang tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik, tetapi juga berdampak pada hasrat dan perilaku seksual.
Mari simak lebih lanjut bagaimana puasa dapat memengaruhi gairah seksual, sehingga Moms dan pasangan tetap dapat menjaga keharmonisan hubungan selama Ramadan.
Kenapa Gairah Seks Wanita saat Puasa Cenderung Menurun?

Gairah seks wanita saat puasa cenderung menurun karena adanya perubahan signifikan pada kondisi fisiologis dan psikologis tubuh selama berpuasa.
"Secara fisiologis, saat tubuh berpuasa terjadi penurunan asupan kalori yang mengakibatkan penurunan kadar gula darah.
Kondisi hipoglikemia ini bisa menyebabkan tubuh merasa lelah dan lesu, sehingga energi yang biasanya digunakan untuk aktivitas sehari-hari termasuk hasrat seksual menjadi terbatas," kata dr. Sandy Prasetyo, Sp. O.G, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.
Melansir Cleveland Clinic, puasa dapat menurunkan estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Penurunan kedua hormon ini bisa menyebabkan gejala seperti perubahan siklus menstruasi hingga gairah seks atau libido yang rendah pada wanita.
Selain faktor hormonal, kelelahan akibat kurang tidur atau perubahan rutinitas selama Ramadan juga bisa membuat gairah seks wanita saat puasa menurun.
Tips Mengatur Waktu Berhubungan Intim di Bulan Ramadan

Meski gairah seks wanita saat puasa cenderung menurun, Moms dan Dads sebaiknya tetap menjaga keintiman agar hubungan rumah tangga tetap harmonis.
Nah, berikut ini beberapa tips mengatur waktu berhubungan intim di bulan Ramadan.
1. Lakukan Rutin Berdasarkan Kesepakatan dengan Pasangan
Ketika gairah seks wanita saat puasa menurun, frekuensi berhubungan seksual juga mungkin berkurang.
Namun demi menjaga keharmonisan hubungan suami istri, berhubungan seksual tetap perlu dilakukan.
Jadi, pastikan untuk melakukan komunikasi secara terbuka dengan pasangan dalam menentukan rutinitas ini.
Keputusan yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dapat membantu Moms dan Dads untuk tetap menjaga keintiman, tanpa mengganggu kewajiban puasa dan ibadah lainnya.
2. Pilih Waktu Ideal
Dalam hal ini, Moms dan Dads perlu membuat kesepakatan mengenai jadwal berhubungan badan saat bulan Ramadan.
Misalnya, setelah berbuka puasa atau sebelum sahur, saat tubuh sudah mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup.
Hal ini tidak hanya menghindari risiko kelelahan atau ketidaknyamanan, tetapi juga memungkinkan Moms dan Dads untuk menikmati momen tersebut.
3. Pastikan Menjaga Stamina dan Waktu Tidur
Jangan lupa untuk menjaga stamina dan waktu tidur yang cukup selama bulan Ramadan, ya.
Jadi, tubuh dan pikiran akan tetap segar, sehingga Moms dan Dads dapat lebih fokus dalam menikmati setiap momen keintiman dengan perasaan yang positif.
Hal ini juga penting agar kebutuhan rohani dan keintiman pribadi selama bulan Ramadan tetap seimbang.
4. Jika Keinginan untuk Berhubungan Seksual Muncul di Waktu yang Tidak Tepat, Alihkan ke Aktivitas Lain
Berhubungan seksual saat berpuasa adalah haram hukumnya dan dapat membatalkan puasa.
Namun, tentu saja bukan berarti haram dilakukan di saat bulan puasa.
Hanya saja waktunya harus dapat disesuaikan.
Ketika di pertengahan waktu puasa gairah untuk berhubungan seksual muncul, Moms dan Dads dapat coba mengalihkan ke aktivitas lain segera.
Sehingga lonjakan gairah yang muncul saat berpuasa berpuasa dapat segera diredam turun dan kembali dapat melanjutkan ibadah puasa dengan optimal.
Bahaya Seks saat Puasa Secara Medis

Moms dan Dads perlu memahami bahwa gairah seks wanita saat puasa yang menurun sebaiknya dapat dikelola dengan sehat agar hubungan tetap hangat.
Namun, penting untuk menjaganya agar tidak kebablasan juga sehingga melakukan hubungan intim dalam kondisi berpuasa.
Selama Ramadan, aktivitas seksual antara suami dan istri menjadi terbatas karena wajib menahan nafsu, baik itu nafsu seksual, makan, minum, dan lainnya, saat berpuasa.
Selain karena dapat membatalkan puasa, berhubungan intim ketika berpuasa juga memiliki risiko kesehatan, baik dari sisi mental maupun fisik.
Berikut beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi jika tetap melakukan aktivitas seksual saat dalam kondisi berpuasa:
1. Risiko Hipoglikemia dan Kelelahan
Selama puasa, tubuh mengalami penurunan asupan kalori sehingga cadangan glukosa untuk energi menjadi terbatas.
Aktivitas seksual yang membutuhkan energi ekstra dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah (hipoglikemia).
Kondisi ini dapat memicu gejala seperti pusing, lemas, bahkan pingsan, yang berpotensi membahayakan keselamatan, terutama jika terjadi secara mendadak.
2. Dehidrasi
Saat puasa dilakukan, terutama di iklim panas atau dengan durasi puasa yang panjang, hal ini dapat meningkatkan risiko dehidrasi karena tidak adanya asupan cairan selama periode tertentu.
Aktivitas seksual juga meningkatkan laju metabolisme dan pengeluaran cairan melalui keringat.
Kombinasi dari kedua faktor tersebut dapat memperparah dehidrasi, yang berdampak pada fungsi organ vital, keseimbangan elektrolit, dan dapat memicu sakit kepala serta gangguan konsentrasi.
3. Peningkatan Beban pada Sistem Kardiovaskular
Berhubungan seksual merupakan aktivitas fisik yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
"Pada kondisi puasa, di mana tubuh sudah mengalami stres akibat kekurangan asupan energi dan cairan, peningkatan aktivitas jantung ini bisa memberikan beban ekstra pada sistem kardiovaskular.
Hal ini sangat berpotensi menimbulkan risiko, terutama bagi seseorang dengan masalah jantung atau tekanan darah yang tidak stabil, karena peningkatan beban jantung dapat memicu gangguan kardiovaskular," jelas dr. Sandy.
4. Gangguan Keseimbangan Hormon
Perubahan pola makan dan tidur selama puasa dapat mempengaruhi keseimbangan hormonal tubuh.
Apalagi, ditambah dengan aktivitas seksual yang intens.
Hal ini dapat mengganggu ritme sirkadian dan memperburuk ketidakseimbangan hormon.
Gangguan hormon yang terjadi tidak hanya memengaruhi hasrat seksual, tetapi juga dapat berimbas pada mood, konsentrasi, dan kesehatan secara umum.
Baca Juga: Penjelasan Mimpi Basah saat Puasa, Ini Hukumnya dalam Islam!
Demikian penjelasan seputar gairah seks wanita saat puasa yang umumnya cenderung mengalami penurunan.
Hububungan seksual bukan hanya terkait dengan fungsi reproduksi saja, tetapi juga ada fungsi rekreasi.
Sehingga hubungan seksual yang berkualitas merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi masing-masing pasangan.
Selama bulan Rramadan, kebutuhan untuk dapat beribadah dengan optimal juga merupakan suatu prioritas, sehingga dengan pengetahuan dan pengaturan waktu yang tepat maka hubungan intim yang berkualitas tetap dapat dijalankan, bersamaan dengan optimalitas beribadah yang baik.
Semoga Allah SWT memudahkan dan melancarkan seluruh ibadah puasa Moms dan Dads di bulan Ramadan ini, ya.
- https://journal.gums.ac.ir/browse.php?a_id=493&sid=1&slc_lang=en
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25923156/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Baca selanjutnya
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.