25 Oktober 2024

Gaslighting dalam Hubungan: Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasi

Contoh yang mudah dikenali adalah sering manipulatif dan playing victim!

Gaslighting merupakan bentuk manipulasi psikologis yang berbahaya dan sering kali sulit dikenali.

Pelaku gaslighting sengaja memutarbalikkan fakta, meremehkan, atau menyangkal perasaan korban dengan tujuan mengendalikan mereka secara emosional.

Gaslighting tidak hanya merusak kesehatan mental, tetapi juga membuat korban kehilangan kendali atas hidup mereka.

Pengertian Gaslighting

Pasangan Sedang Berdebat (Freepik.com)
Foto: Pasangan Sedang Berdebat (Freepik.com)

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang mencoba membuat orang lain meragukan persepsi, ingatan, atau pemahaman diri mereka.

Teknik ini biasanya digunakan untuk mendapatkan kendali atau kekuasaan atas seseorang.

Dengan membuat orang tersebut merasa bingung, tidak percaya diri, dan bergantung pada pelaku untuk memahami kenyataan.

Pelaku gaslighting sering kali memutarbalikkan fakta, menyangkal kejadian yang pernah terjadi, atau meremehkan perasaan dan pengalaman korban.

Sehingga, korban pun merasa ragu atas persepsi dan ingatan mereka sendiri.

Gaslighting sering terjadi dalam sebuah hubungan tidak sehat atau jenis abusive relationship.

Laman Good Therapy menyebutkan bahwa gaslighting termasuk jenis kekerasan emosional yang berbahaya dan terkadang terselubung.

Siapa pun rentan terhadap gaslighting. Tindakan ini adalah teknik umum para pelaku kekerasan, diktator, dan pemilik kepribadian narsistik.

Umumnya, korban gaslighting tidak menyadari bahwa mereka telah dicuci otak.

Hal ini karena perilaku tersebut dilakukan secara perlahan dan bertahap.

Studi di The Journal of Perinatal and Neonatal Nursing menyebutkan, gaslighting sering terjadi dalam sebuah hubungan pacaran dan pernikahan.

Namun, tak jarang, pelaku tersebut juga terjadi dalam hubungan pertemanan maupun keluarga.

Orang yang toxic menggunakan jenis manipulasi ini untuk mendapatkan kekuasaan atas orang lain, dengan memanipulasi anggota keluarga, pasangan, teman, dan bahkan rekan kerja.

Asal Mula Istilah Gaslighting

Studi di jurnal The Lancet Psychiatry menyebutkan, istilah gaslighting pertama kali dikenal dari drama tahun 1938 oleh Patrick Hamilton.

Kemudian, istilah tersebut berkembang menjadi film "Gaslight" oleh Alfred Hitchcock di tahun 1944.

Dalam film tersebut, seorang suami manipulatif mencoba membuat istrinya berpikir bahwa dia kehilangan akal sehatnya dengan membuat perubahan kecil di lingkungannya.

Tidak hanya membuatnya percaya bahwa dia gila, sang suami juga melakukan kekerasan dan mengendalikan sang istri, serta memisahkannya dari keluarga maupun teman.

Sejak saat itulah di Amerika dikenal istilah gaslighting.

Ciri-Ciri Gaslighting

Pasangan Bertengkar (Freepik.com)
Foto: Pasangan Bertengkar (Freepik.com)

Setelah mengenal apa itu gaslighting, Moms dan Dads juga perlu mengetahui tindakan-tindakan apa saja yang termasuk ke dalam gaslighting.

Melansir dari Verywell Mind, ada beberapa ciri seseorang melakukan gaslighting terhadap orang lain, yaitu:

1. Selalu Berbohong

Ciri-ciri gaslighting yang cukup umum adalah menganggap kebohongan adalah hal biasa sehingga ia sering melakukannya.

Pelaku akan berbohong secara terang-terangan dan tidak akan pernah mundur atau mengubah cerita mereka, bahkan ketika dibeberkan bukti kebohongannya tersebut.

Berbohong adalah dasar dari perilaku gaslighting.

Bahkan, ketika orang lain sadar mereka telah berbohong, pelaku akan tetap berusaha bertindak sangat meyakinkan.

Pada akhirnya, orang yang menjadi korban mulai kebingungan dan mempertanyakan kebenaran yang sesungguhnya.

2. Mendiskreditkan Seseorang

Ciri gaslighting selanjutnya adalah sering menyebarkan rumor dan gosip kepada orang lain di sekitarnya.

Pelaku dapat berpura-pura mengkhawatirkan seseorang atau mengarang cerita, sambil secara halus memberi tahu orang lain bahwa orang yang sedang dibicarakan tersebut tidak stabil secara emosional.

Taktik ini bisa menjadi sangat efektif dan menggiring orang-orang berpihak pada pelaku tanpa mengetahui cerita lengkapnya.

Korbannya mungkin tidak pernah mengatakan atau berbuat hal buruk seperti cerita si pelaku.

Akan tetapi, pelaku gaslighting tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menggiring orang lain untuk percaya padanya.

3. Mengesampingkan Pikiran dan Perasaan Seseorang

Meremehkan emosi korban memungkinkan pelaku gaslighting menguasai korban.

Mereka mungkin akan membuat pernyataan yang mengesampingkan perasaan seseorang, misalnya “Masa gitu doang baper”.

Pernyataan sejenis ini mempertanyakan dan mengesampingkan perasaan atau pikiran korban dengan memberikan sinyal bahwa korban bertindak salah.

4. Mengalihkan Kesalahan

Ciri berikutnya dari perilaku gaslighting adalah selalu mencoba mengalihkan kesalahan kepada orang lain.

Setiap diskusi yang dilakukan, entah bagaimana caranya, pelaku akan "memelintir" kesalahan ke pihak korban dan bertindak playing victim.

Bahkan, ketika korban mencoba mendiskusikan bagaimana perilaku-perilaku pelaku telah mempengaruhi perasaannya, mereka dapat mengubah percakapan dan akhirnya menyalahkan korban.

Dengan kata lain, pelaku dapat memanipulasi situasi sedemikian rupa, sehingga korban percaya bahwa dialah penyebab perilaku buruk si pelaku.

Si pelaku juga mungkin mengklaim bahwa mereka tidak akan memperlakukannya seperti itu jika korban berperilaku berbeda.

Baca Juga: Ciri-ciri Toxic Parents, Apakah Moms Salah Satu di Antaranya? Simak Bahayanya Bagi Anak!

5. Memutarbalikkan Fakta

Pelaku biasanya menggunakan taktik ini saat korban mendiskusikan sesuatu yang terjadi di masa lalu.

Misalnya, ketika suatu hari pelaku mendorong korban ke dinding dan menolak membahasnya saat itu.

Di kemudian hari, pelaku dapat memutarbalikkan cerita tersebut untuk menguntungkan mereka.

Pelaku mungkin mengatakan bahwa korban tersandung dan mereka mencoba menenangkannya.

Padahal faktanya, pelaku yang menyebabkan korban membentur dinding.

Ketika cerita dan kenangan ini terus-menerus diceritakan kembali menurut versi pelaku untuk kepentingannya sendiri, korban lama-kelamaan mulai meragukan ingatannya tentang apa yang terjadi.

Kebingungan atau menebak-nebak di pihak korban ini adalah tujuan yang dari tindakan gaslighting.

6. Menyangkal Tindakan Salah

Pelaku kekerasan biasanya terkenal karena sering menyangkal bahwa mereka melakukan kesalahan.

Para pelaku melakukan hal ini untuk menghindari tanggung jawab atas pilihan buruk yang telah mereka lakukan.

Namun, tindakan ini juga membuat korban gaslighting bingung dan frustasi, karena tidak ada pengakuan atas rasa sakit yang dirasakan.

Penyangkalan ini juga dapat membuat korban sangat sulit untuk bangkit atau pulih dari penindasan atau kekerasan.


7. Menggunakan Rayuan sebagai Senjata

Kadang-kadang, ketika dikonfrontasi atau ditanya, seorang gaslighter akan menggunakan kata-kata yang baik dan penuh kasih untuk mencoba memuluskan situasi.

Mereka dapat mengetahui dan mengatakan hal-hal yang ingin korban dengar, tetapi tidak diucapkan dengan tulus, terutama jika perilaku yang sama terus diulangi.

8. Biasanya Menyasar Orang Lemah

Gaslighter paham bahwa manusia perlu memiliki rasa stabilitas dan kenormalan.

Mengutip dari Psychology Today, tujuan pelaku gaslighting adalah untuk membuat korban terus-menerus mempertanyakan segalanya.

Sedangkan, kecenderungan alami manusia adalah melihat dan mencari orang atau entitas yang akan membantu mereka merasa lebih stabil. Hal inilah yang diincar oleh pelaku gaslighting.

9. Membuat Merasa Tidak Berharga

Membuat merasa tidak berharga adalah salah satu ciri gaslighting yang sering terjadi dalam hubungan.

Pelaku gaslighting akan secara perlahan menurunkan kepercayaan diri Moms dengan komentar yang meremehkan, kritik yang berlebihan, atau bahkan mengabaikan pencapaian dan usaha Moms.

Misalnya, saat Moms merasa senang karena berhasil melakukan sesuatu, pelaku akan mengecilkan arti keberhasilan itu atau mengatakan bahwa usaha Moms tidak cukup baik.

10. Kerap Menyalahkan

Kerap menyalahkan adalah salah satu ciri gaslighting dalam hubungan di mana pelaku selalu membuat Moms merasa bahwa segala sesuatu yang salah adalah akibat dari tindakan atau perkataan Moms.

Misalnya, jika ada konflik, mereka akan memutar balik keadaan sehingga Moms yang disalahkan, meskipun masalah sebenarnya disebabkan oleh mereka.

Hal ini membuat Moms merasa bersalah terus-menerus dan mempertanyakan diri sendiri, bahkan untuk hal-hal yang sebenarnya bukan kesalahan Moms.

Gaslighting Termasuk Pelecehan Emosional

Mengutip Join One Love, gaslighting adalah salah satu bentuk pelecehan emosional atau emotional abuse.

Gaslighting termasuk dalam pelecehan emosional karena efeknya yang merusak pada kesehatan mental dan kepercayaan diri korban.

Sebagai bentuk sikap manipulatif, gaslighting memanfaatkan emosi dan persepsi korban untuk menurunkan harga diri dan membuat mereka bergantung pada pelaku.

Dampak Gaslighting

Ilustrasi Gaslighting
Foto: Ilustrasi Gaslighting (Freepik.com/cookie-studio)

Gaslighting dapat memiliki dampak yang sangat merusak pada kesehatan mental, emosi, dan kehidupan sosial korban.

Berikut adalah beberapa dampak utama dari gaslighting:

1. Menurunnya Kepercayaan Diri

Korban sering kali merasa tidak percaya diri karena terus-menerus diragukan dan disalahkan.

Mereka mulai meragukan kemampuan mereka dalam menilai dan memahami situasi, yang dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan diri.

2. Kebingungan dan Perasaan Terisolasi

Gaslighting membuat korban mempertanyakan persepsi mereka sendiri, yang sering kali menyebabkan kebingungan.

Mereka juga cenderung merasa terisolasi karena takut orang lain tidak akan mempercayai cerita atau pengalaman mereka, sehingga menarik diri dari lingkungan sosial.

3. Gangguan Kesehatan Mental

Stres akibat gaslighting dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan bahkan PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder).

Ketegangan konstan dan perasaan bahwa mereka terus-menerus dikendalikan dapat mempengaruhi kesehatan mental secara signifikan.

4. Ketergantungan Emosional pada Pelaku

Seiring waktu, korban bisa mulai bergantung pada pelaku untuk “membenarkan” kenyataan karena mereka telah kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.

Ketergantungan ini memperkuat kekuasaan pelaku dan membuat korban sulit keluar dari hubungan tersebut.

5. Rasa Takut dan Insecure Berlebihan

Korban sering kali hidup dalam rasa takut karena takut membuat kesalahan atau takut direndahkan.

Ini bisa menyebabkan rasa insecure yang mendalam dan ketakutan untuk mengambil keputusan sendiri.

6. Hilangnya Arah dan Identitas Diri

Karena terus-menerus dimanipulasi, korban sering kali kehilangan rasa akan siapa diri mereka sebenarnya, apa yang mereka sukai, atau apa yang mereka yakini.

Hal ini bisa membuat mereka kehilangan arah dalam hidup dan merasa terputus dari diri sendiri.

7. Sulit Menjalin Hubungan Baru

Setelah mengalami gaslighting, korban mungkin sulit mempercayai orang lain atau menjalin hubungan baru.

Ketakutan akan pengulangan pelecehan atau manipulasi membuat mereka ragu untuk membuka diri kepada orang baru.

Dampak gaslighting bisa sangat mendalam, terutama jika terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Pemulihan dari pengalaman ini membutuhkan waktu, dukungan, dan mungkin bantuan profesional untuk memulihkan kepercayaan diri dan kesehatan mental.

Cara Mengatasi Gaslighting

Cara Mengatasi Gaslighting
Foto: Cara Mengatasi Gaslighting (Freepik.com/artursafronovvvv)

Mengatasi gaslighting membutuhkan kesadaran, kekuatan mental, dan dukungan dari lingkungan sekitar.

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi gaslighting:

1. Sadari dan Kenali Tanda-Tanda Gaslighting

Pelajari tanda-tandanya, seperti yang sudah disebutkan di atas.

Memahami bahwa kita sedang menjadi korban akan membantu kita untuk mencari jalan keluarnya.

2. Perkuat Rasa Percayai Diri dan Ingatan

Sering kali, pelaku gaslighting membuat kita meragukan ingatan dan intuisi kita.

Jika merasa bahwa ada yang tidak beres, percayalah pada perasaan itu.

Menulis catatan atau menyimpan bukti percakapan (seperti teks atau email) juga bisa membantu untuk memastikan kenyataan yang sebenarnya.

3. Tetapkan Batasan yang Jelas

Dalam menghadapi pelaku gaslighting, tetapkan batasan emosional yang kuat.

Jangan biarkan pelaku mengabaikan atau meremehkan perasaan kita.

Jika pelaku terus mencoba mengontrol atau memanipulasi, tegaskan bahwa perilaku tersebut tidak dapat diterima.

4. Berbicara dengan Orang Terpercaya

Bicarakan situasi dengan teman atau anggota keluarga yang dipercayai.

Mendapatkan perspektif dari orang lain yang objektif dapat membantu melihat kenyataan dengan lebih jelas dan mendapatkan dukungan emosional.

5. Latih Kekuatan Emosional

Kembangkan rasa percaya diri dan kekuatan emosional dengan menjalani aktivitas yang memperkuat diri, seperti meditasi, olahraga, atau menulis jurnal.

Ini dapat membantu tetap stabil secara emosional dan memperkuat ketahanan mental.

6. Pertimbangkan Konseling atau Terapi

Menghadapi gaslighting dapat melelahkan, dan terkadang bantuan profesional sangat dibutuhkan.

Terapis dapat membantu kita memproses emosi, memperkuat kepercayaan diri, dan memulihkan kesehatan mental.

7. Pertimbangkan untuk Mengakhiri Hubungan dengan Pelaku

Jika gaslighting terjadi dalam hubungan yang tidak mungkin diperbaiki, pertimbangkan untuk menjauh atau mengakhiri hubungan tersebut.

Ini mungkin tidak mudah, terutama jika melibatkan keluarga atau pasangan, tetapi terkadang menjauh adalah satu-satunya cara untuk melindungi diri kita.

Baca Juga: 5 Jenis Love Language dalam Hubungan Asmara, Ada Contohnya!

Penting bagi kita untuk mengenali tanda-tanda gaslighting agar dapat melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita dari dampaknya yang berbahaya.

Mengatasi gaslighting membutuhkan waktu dan kesabaran, jadi ingatlah bahwa memulihkan diri dari efeknya adalah proses yang bertahap.

  • https://www.joinonelove.org/learn/mindfulness-the-surprising-skill-you-can-use-to-stop-gaslighting/
  • https://berkeleysciencereview.com/2012/04/call-me-crazy-the-subtle-power-of-gaslighting/
  • https://journals.lww.com/jpnnjournal/Abstract/2018/01000/Institutional_Betrayal_and_Gaslighting__Why.14.aspx
  • https://www.verywellmind.com/is-someone-gaslighting-you-4147470
  • https://www.thelancet.com/journals/lanpsy/article/PIIS2215-0366(18)30024-5/fulltext
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/here-there-and-everywhere/201701/11-warning-signs-gaslighting
  • https://www.goodtherapy.org/blog/psychpedia/gaslighting

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.