Gizi Buruk, Waspadai Busung Lapar dan Stunting pada Anak!
Sejauh mana Moms paham tentang orang kekurangan gizi? Mencari tahu informasi seputar gizi buruk pada anak adalah hal yang sangat penting, lho!
Sebab, gizi buruk dapat mengganggu tumbuh kembang Si Kecil secara signifikan.
Selain itu, kondisi tersebut pun turut mengancam masa depan Si Kecil, termasuk pendidikannya.
Istilah untuk anak yang kekurangan gizi adalah adalah malnutrisi. Nah, gizi buruk adalah tahap selanjutnya dari kondisi tersebut.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, malnutrisi adalah kondisi yang berkembang ketika tubuh kekurangan vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.
Pada kondisi malnutrisi, tubuh hanya kekurangan sedikit vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya.
Namun, pada gizi buruk, tubuh benar-benar kekurangan seluruh nutrisi tersebut sehingga dampak buruknya juga akan lebih parah.
Pola makan tidak sehat dan tidak seimbang dapat memicu terjadinya gizi buruk.
Dalam ulasan kali ini akan dijelaskan pengertian gizi buruk, bahaya, dan cara mengatasinya. Yuk, cari tahu selengkapnya!
Baca Juga: Kepala Bayi Lonjong saat Lahir, Bisakah Normal Kembali?
Apa Itu Gizi Buruk?
Gizi buruk menurut WHO (World Health Organization) mengacu pada kekurangan nutrisi esensial yang dibutuhkan tubuh.
Gizi buruk pada anak dapat menyebabkan defisiensi mikronutrien, kekurangan berat badan, gangguan tumbuh kembang, hingga meningkatkan risiko stunting.
Sejak awal kehidupannya, seorang anak perlu mendapatkan nutrisi yang cukup agar terhindar dari risiko gizi buruk.
Diketahui juga, gizi buruk adalah salah satu penyakit paling berbahaya di dunia.
Kondisi tersebut terbukti menjadi penyebab utama 45% kematian pada anak di bawah 5 tahun.
Ada banyak penyebab gizi buruk, meliputi gaya hidup tidak sehat, pola makan yang buruk, faktor ekonomi dan keuangan, hingga gangguan kesehatan fisik dan mental .
Tak hanya karena kekurangan makanan bernutrisi, gizi buruk juga bisa disebabkan akibat kekurangan vitamin esensial pada tubuh.
Tanda-tanda orang yang mengalami gizi buruk tak hanya berat badan yang menyusut, lho.
Diagnosis gizi buruk juga perlu dilakukan secara teliti, melalui berbagai pemeriksaan lengkap. Jadi, tak bisa dilihat hanya berdasarkan penampilan saja.
Baca Juga: Obesitas pada Anak: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Gejala Gizi Buruk
Gizi buruk adalah kondisi yang lebih parah daripada kurang gizi atau malnutrisi.
Dilansir dari National Health Service, berikut ini tanda-tanda gizi buruk pada anak yang cukup sering ditemukan:
- Penurunan berat badan yang cukup drastis
- Berat badan yang rendah dengan indeks massa tubuh (BMI) di bawah 18,5
- Kurangnya minat untuk makan dan minum
- Merasa kelelahan sepanjang hari
- Badan lemas dan sangat lesu
- Tubuh yang kurus, dengan perut yang kembung atau buncit
- Sistem kekebalan tubuh lemah
- Sering sakit dan butuh waktu lama untuk pulih
- Berat badan anak tidak bertambah pada tingkat yang diharapkan
- Anak tidak bertumbuh dengan baik
Selain itu, terdapat pula beberapa gejala fisik yang mengarah pada orang dengan gizi buruk, yaitu:
- Kulit menjadi pucat
- Kulit mudah memar dan munculnya ruam
- Perubahan pigmentasi kulit
- Rambut tipis dan mudah dicabut
- Sendi mudah sakit
- Tulang yang lembut dan empuk
- Gusi mudah berdarah
- Lidah yang membengkak
- Peningkatan kepekaan terhadap cahaya
Tanda orang kekurangan gizi tingkat lanjut (gizi buruk) juga bisa mengalami gangguan pada kesehatan mental.
Depresi dan merasa cemas adalah masalah kesehatan mental yang cukup sering terjadi pada anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gizi buruk.
Baca Juga: Berbagai Fakta Unik Kura-Kura dan Cara Memeliharanya di Rumah
Penyebab Gizi Buruk
Gizi buruk pada anak dapat terjadi karena berbagai faktor. Mulai dari gaya hidup hingga kondisi keuangan atau ekonomi.
Berikut sejumlah faktor penyebab gizi buruk yang penting untuk diperhatikan:
1. Tidak Mendapat Asupan Nutrisi yang Cukup
Beberapa orang mengalami malnutrisi karena tidak menerima nutrisi yang cukup.
Faktor penyebab orang sulit memiliki nafsu makan, salah satunya adalah masalah kesehatan.
Beberapa masalah kesehatan yang dimaksud, misalnya:
- Kanker
- Penyakit hati
- Kondisi yang menyebabkan mual atau membuat sulit makan dan menelan
Beberapa efek samping obat-obatan juga membuat orang sulit makan. Hal ini lantaran obat yang dapat memicu munculnya efek samping berupa mual.
Masalah mulut, seperti gigi palsu yang tidak pas juga dapat menyebabkan malnutrisi yang mungkin berujung pada gizi buruk.
2. Gangguan Pencernaan
Jika tubuh tidak menyerap nutrisi secara efisien, pola makan yang sehat pun tidak dapat mencegah gizi buruk.
Masalah pencernaan dan lambung yang dapat menyebabkan kondisi tersebut, meliputi:
- Penyakit Crohn
- Kolitis ulseratif
- Penyakit Celiac
Gejala diare yang berulang, muntah, atau kombinasi keduanya juga dapat meningkatkan risiko malnutrisi yang berujung pada gizi buruk.
Oleh karena itu, dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat ketika anak mengalami diare tak kunjung henti.
Baca Juga: 6 Penyebab Telinga Bayi Bau, Jangan Dianggap Sepele!
3. Penyakit Mental
Disinggung sebelumnya, kekurangan gizi dan/atau gizi buruk juga bisa terjadi karena masalah kesehatan mental.
Pada kasus gizi buruk, kondisi ini sangat umum ditemukan pada orang-orang yang mengalami:
- Depresi
- Demensia
- Skizofrenia
- Anoreksia nervosa
Gangguan makan dapat sangat memengaruhi kualitas hidup seseorang, sehingga turut meningkatkan risiko gizi buruk.
Pengobatan diperlukan dalam waktu lama untuk mengatasi orang dengan anoreksia yang mengalami gizi buruk.
4. Masalah Sosial
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan makan seseorang juga berasal dari faktor sosial.
Faktor keuangan membuat sejumlah orang sulit mendapatkan makanan dengan nutrisi yang cukup.
Berikut adalah faktor-faktor sosial yang jadi penyebab orang dengan kekurangan gizi:
- Merasa sulit secara fisik untuk menyiapkan makanan
- Hidup sendiri dan tidak ada minat untuk memasak
- Memiliki keterampilan memasak yang terbatas
- Tidak memiliki cukup uang untuk beli makanan
Masalah sosial ini juga membuat orang tersebut sulit meminta bantuan kepada orang lain.
Akibatnya, gizi buruk pun jadi kondisi yang sulit dicegah.
5. Kebiasaan Buruk Minum Alkohol
Pada orang dewasa, konsumsi alkohol terlalu banyak dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Masalah pada pankreas pun menjadi akibatnya dan membuat orang sulit untuk menerima makanan.
Jika dirasakan dalam waktu lama, masalah ini dapat mempersulit untuk:
- Mencerna makanan
- Menyerap vitamin
- Menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme
Alkohol juga mengandung kalori, sehingga membuat orang sulit merasa lapar setelah meminumnya.
Baca Juga: Apa Itu Konsep Gizi Seimbang 4 Sehat 5 Sempurna? Yuk Cari Tahu!
Cara Mendiagnosa Gizi Buruk
Tentunya, untuk menentukan apakah seorang anak mengalami gizi buruk atau tidak, diperlukan diagnosis yang tepat dari dokter.
Pemeriksaan untuk orang kurang gizi biasanya meliputi:
- Penampilan keseluruhan
- Distribusi lemak tubuh
- Fungsi organ yang dapat menandakan akan adanya malnutrisi
Pemeriksaan menggunakan sinar-X juga mungkin dibutuhkan untuk memastikan:
- Kepadatan tulang anak
- Kondisi saluran pencernaan anak
- Ada atau tidaknya kerusakan jantung dan paru-paru pada anak
Tak menutup kemungkinan, dokter akan mengajurkan pemeriksaan lain guna memasikan gizi buruk pada anak.
Baca Juga: Kekurangan Kalsium Saat Hamil, Waspada Risiko Osteoporosis!
Bahaya Gizi Buruk pada Anak
Sebenarnya, banyak faktor yang membuat anak mengalami gizi buruk.
Kondisi ini dapat terjadi karena ekonomi keluarga yang kurang, atau orang tua tidak tahu cara memberi makan yang benar.
Bisa juga terjadi karena lingkungan yang tidak memadai, atau anak mengalami infeksi penyakit tertentu.
Untuk itu, pahami bahaya anak mengalami kekurangan gizi, yuk!
1. Stunting
Sudah pasti gizi buruk akan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu.
Pada tahapan yang parah, bisa terjadi kondisi yang bernama stunting.
Anak yang mengalami stunting cenderung lebih lambat pertumbuhannya dibanding anak lain seusianya.
Anak stunting juga memiliki tinggi, berat badan, hingga lingkar kepala yang cenderung berada di bawah grafik normal.
Stunting dapat terjadi di usia berapa pun, sepanjang pertumbuhannya tidak sesuai dengan kurva.
Dampak stunting pada anak, antara lain:
- Menyebabkan rendahnya IQ
- Bertubuh pendek
- Kesulitan berkonsentrasi
- Pertumbuhan gigi terlambat
Anak yang mengalami stunting juga mudah mengalami infeksi penyakit di masa yang akan mendatang
Baca Juga: Apakah Stunting Merupakan Penyakit Genetik? Ini Kata Ahli!
2. Marasmus
Marasmus terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan kalori derajat berat.
Ciri-ciri seseorang mengalami marasmus, misalnya:
- Berat badan turun drastis
- Kulit kering dan terkadang berwarna lebih gelap dari kulit yang sehat
- Kehilangan lemak dan massa otot
- Mengalami kerontokan rambut
Bahayanya, kondisi ini juga dapat mengakibatkan keterbelakangan mental.
3. Kwashiorkor
Sudah tahukah Moms tentang kondisi bernama kwashiorkor?
Kondisi ini termasuk jenis kekurangan protein akut yang sering terjadi pada anak dengan malnutrisi.
Kwashiorkor sering juga disebut busung lapar. Beberapa gejalanya, yaitu:
- Ruam kulit
- Rambut yang berwarna kemerahan
- Perut buncit karena kembung
- Hati yang membesar atau bengkak
Kondisi kekurangan gizi ini bisa berakibat fatal, bahkan hingga berujung pada kematian.
Baca Juga: Manfaat Protein untuk Bayi dan Tumbuh Kembangnya
Cara Mengatasi Gizi Buruk pada Anak
Seorang anak yang mengalami gizi buruk memerlukan perhatian dan pemeriksaan intensif dari dokter atau ahli gizi.
Jika dokter mendiagnosis gizi buruk pada anak, mereka akan membuat rencana perawatan untuk Si Kecil.
Perawatan akan bergantung pada tingkat keparahan malnutrisi dan kondisi atau komplikasi lain yang mendasari.
Dikutip dari laman Medical News Today, berikut ini beberapa perawatan yang dimaksud:
- Membuat rencana pola makan, yang mungkin termasuk mengonsumsi suplemen tertentu.
- Mengobati gejala tertentu, seperti mual.
- Mengobati infeksi yang mungkin terjadi.
- Pemeriksaan mulut dan gigi secara menyeluruh.
- Menyarankan peralatan makan alternatif jika diperlukan.
- Pada tahapan yang parah, asupan nutrisi seperti kalium dan kalsium dapat diberikan dengan cara disuntik.
Perawatan yang diberikan dapat berbeda pada tiap anak dengan kondisi gizi buruk.
Hal tersebut tergantung pada seberapa parah kondisi yang dialami, ya, Moms.
Mungkin saja, anak juga harus dirawat inap dalam jangka waktu tertentu.
Baca Juga: Simak Daftar Kebutuhan Gizi Anak Sekolah, Perlu Moms Catat!
Itu dia penjelasan tentang kurang gizi dan gizi buruk pada anak yang perlu Moms pahami.
Turunkan risiko kondisi tersebut dengan memenuhi kebutuhan nutrisi anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupannya.
Pastikan pula Moms memberikan ASI eksklusif kepada Si Kecil saat ia berusia 0-6 bulan.
Kemudian, lanjutkan dengan memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI yang terdiri dari menu sehat dan bergizi seimbang.
Dengan itu semua, diharapkan Si Kecil bisa terhindar dari risiko gizi buruk dan segala komplikasi yang ada di baliknya!
- https://www.nhs.uk/conditions/malnutrition/
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/179316
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/malnutrition
- https://www.who.int/health-topics/malnutrition#tab=tab_1
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.