Mengenal Tradisi Halalbihalal: Sejarah, Tujuan, dan Doanya
Setelah merayakan hari raya Idulfitri, biasanya ada tradisi halalbihalal.
Ini dilakukan ketika orang sudah mulai kembali dari kampung halaman.
Tradisi ini sering kali dilakukan bersama dengan rekan-rekan kantor maupun dengan sahabat ataupun para tetangga di sekitar rumah.
Lalu, apa sebenarnya halalbihalal itu? Simak ulasannya berikut ini.
Baca Juga: Daftar Rest Area Tol Cipali, Lengkap dengan Fasilitasnya!
Makna Halalbihalal
Halalbihalal adalah kegiatan bermaaf-maafan yang bertujuan untuk mengharmoniskan hubungan kekerabatan yang dilakukan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan.
Kegiatan ini pada dasarnya hasil ciptaan masyarakat Indonesia dan menjadi suatu hal yang didebatkan oleh kalangan ulama.
Dilansir dari Nu.or.id, istilah halalbihalal secara gramatika bahasa Arab merupakan paduan kata yang salah.
KH Muhammad Shofi Al Mubarok yang merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Kabupaten Gobogan, Jawa Tengah, menjelaskan bahwa ulama terdahulu memilih istilah halalbihalal karena kalimat tersebut lebih pas dan fleksibel digunakan oleh masyarakat.
Menurutnya, kalimat halalbihalal tidak hanya terkhusus pada urusan maaf memaafkan.
Melainkan juga saling menghalalkan. Artinya, benar-benar memaafkan baik secara lahiriah maupun batiniah.
Meskipun begitu, terdapat beberapa kalangan yang menentang kegiatan ini apabila isinya adalah kegiatan saling memafkan, dengan alasan bahwa mengkhususkan maaf hanya pada hari raya Idulfitri itu tidak dibenarkan secara syariat (bid'ah).
Namun pada akhirnya satu-persatu mulai menyadari bahwa tujuan tradisi ini adalah untuk mengharmoniskan hubungan antar kerabat dekat.
Baca Juga: Daftar Kalori Kue Lebaran, Ada Nastar hingga Kastengel!
Sejarah Halalbihalal
Sebenarnya terdapat banyak versi dari sejarah Halalbihalal.
Namun, dilansir dari Nu.or.id, kegiatan Halalbihalal dimulai sejak tahun 1948 pada masa pemerintahan Ir. Soekarno, presiden pertama Indonesia.
Kala itu, Bung Karno memanggil KH Wahab Hasbullah, ulama pendiri Nahdatul Ulama ke Istana Negara untuk dimintai pendapat dan sarannya dalam mengatasi situasi politik Indonesia yang sedang tidak sehat.
KH Wahab Hasbullah pun memberi saran agar para elit politik dipertemukan dalam satu ruangan untuk melakukan silaturahmi.
Namun, gagasan tersebut dianggap Bung Karno terlalu biasa, sehingga Kiai Wahab pun mencoba istilah lain.
"Begini, para elit politik tidak mau bersatu, itu karena mereka saling menyalahkan.
Saling menyalahkan itu kan dosa. Dosa itu haram.
Supaya mereka tidak punya dosa (haram), maka harus dihalalkan.
Mereka harus duduk dalam satu meja untuk saling memaafkan, saling menghalalkan. Sehingga pada acara silaturahmi nanti kita pakai istilah halalbihalal,” jelas Kiai Wahab.
Saran tersebut pun diterima oleh Bung Karno, dan tepat pada hari Idulfitri, beliau mengundang para elit politik ke istana negara untuk melakukan halalbihalal.
Pada kegiatan tersebut, mereka pun dapat berada dalam satu ruangan untuk membahas hal-hal yang harus dilakukan dalam menyusun kekuatan dan persatuan bangsa Indonesia.
Kegiatan tersebut pun diikuti oleh masyarakat dan dilakukan terus-menerus hingga saat ini.
Baca Juga: 8 Oleh-Oleh Khas Semarang, Mulai dari Lumpia hingga Batik!
Tujuan Halalbihalal
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, halalbihalal adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengharmoniskan hubungan dengan meminta dan menerima maaf.
"Karena itu, halalbihalal merupakan peristiwa penting untuk saling memaafkan baik secara individu maupun kelompok.
Dalam kacamata Islam, halalbihalal bertujuan menghormati sesama manusia dalam bingkai silaturahmi," ungkap Drs. H. Yayan Atmaja, S.H., M.H., Ketua Pengadilan Agama Sumber, dilansir dari Mahkamah Agung RI.
Hal ini tentunya berdampak positif bagi kehidupan umat Islam, dan telah dijelaskan dalam beberapa ayat Alquran.
Dalam surah Al-Jatsiyah Ayat 14, telah dijelaskan bahwa:
قُل لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يَغْفِرُوا۟ لِلَّذِينَ لَا يَرْجُونَ أَيَّامَ ٱللَّهِ لِيَجْزِىَ قَوْمًۢا بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ
"Qul lillażīna āmanụ yagfirụ lillażīna lā yarjụna ayyāmallāhi liyajziya qaumam bimā kānụ yaksibụn"
Artinya:
"Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah karena Dia akan membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
Halalbihalal atau kegiatan bermaaf-maafan juga dapat mendapatkan pahala, berdasarkan surah Asy-Syu’ara Ayat 40, yang berbunyi:
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Wa jazā`u sayyi`atin sayyi`atum miṡluhā, fa man 'afā wa aṣlaḥa fa ajruhụ 'alallāh, innahụ lā yuḥibbuẓ-ẓālimīn"
Artinya:
"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."
Baca Juga: Hukum Merokok saat Puasa, Batal atau Tidak? Ini Jawabannya!
Doa Halalbihalal
Selain meminta maaf dan menikmati hidangan khas Lebaran, membaca doa halal bihalal juga penting dilakukan.
Setidaknya ada tiga versi doa halalbihalal yang harus diketahui.
Ada yang pendek dan singkat hingga yang lengkap.
Menurut Kiai Wahab Chasbullah seperti yang dikutip dari situs resmi NU online, halalbihalal tidak hanya untuk saling memaafkan, tetapi juga untuk menciptakan persatuan di antara anak bangsa sehingga negara bisa lebih kokoh.
Berikut doa halalbihalal singkat yang bisa diucapkan saat melakukan tradisi ini:
- Doa Pertama
“Rabbanaa taqabbal minnaa shalatanaa wa du’aanaa innaka antas samii’ul ‘aliim. Taqabbal minnaa taubatanaa innaka antat tawwabur rahiim”
Artinya:
Ya Tuhan kami terimalah shalat kami dan terimalah permohonan kami. Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Terimalah taubat kami sungguh Engkau Maha penerima taubat serta Maha Penyayang.
- Doa Kedua
“Allahummaghfir lil mukminiina wal mukminaat wal muslimiinaa wal muslimaat al-ahyaa-i minhum wal amwaat. Innaka samii’un qariibun mujiibud da’wat yaa qadhiyal hajat”
Artinya:
Ya Allah, muliakanlah agama-Mu jadikanlah Islam menjadi jalan keluar bagi bangsa kami. Jadikanlah para ulamanya bersatu, yaitu para ulama yang menjadi contoh bagi umat Rasul-Mu. Lindungilah umat Islam dari perpecahan, lindungi mereka dari kehinaan. Berkahilah hari ini dan berkahi pula bagi siapapun yang bermunajat mengiba pada-Mu.
Hal yang Dipersiapkan untuk Halalbihalal
Moms, sebelum menggelar halalbihalal setelah Lebaran, ada beberapa hal yang perlu Moms siapkan nih. Simak selengkapnya berikut ini.
1. Tempat
Pastikan tempat yang Moms pilih cukup untuk menampung para tamu yang Moms undang.
Jika Moms memilih restoran, pastikan luas ruangan sesuai dan jangan lupa booking tempat terlebih dahulu.
Jika ingin suasana yang lebih hangat dan nyaman, mengapa tak menggelar halalbihalal di rumah saja?
Selain tak harus bayar uang sewa tempat, pastinya acara halalbihalal tak akan terikat waktu.
2. Siapkan Undangan Halalbihalal
Setelah menetapkan tempat untuk acara, jangan lupa siapkan undangan.
Moms tak perlu membuat undangan dalam bentuk fisik yang formal.
Di era teknologi yang begitu pesat saat ini, undangan melalui media sosial seperti WhatsApp saja sudah cukup kok!
Namun perlu diperhatikan ya Moms, dalam undangan tersebut pastikan semua infonya lengkap, mulai dari hari, tanggal, waktu acara, hingga lokasi.
Baca Juga: 10+ Keutamaan dan Amalan Malam Lailatul Qadar, Masya Allah!
3. Dekorasi Halalbihalal
Jika Moms menggelar acara halalbihalal di restoran, hal ini tak perlu terlalu dipusingkan karena biasanya restoran sudah memiliki dekorasi tersendiri.
Namun Moms juga bisa meminta dekorasi tersendiri kepada pihak restoran.
Jika Moms menggelar halalbihalal di rumah, tentu saja dekorasi harus tak luput dari perhatian.
Berhubung masih dalam suasana Idulfitri, bisa menggunakan tema putih.
Moms bisa menggunakan ornamen gantung berbentuk ketupat atau beduk.
4. Makanan
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah makanan.
Tak lengkap rasanya menggelar halalbihalal tanpa menyuguhkan makanan.
Moms bisa memasak sendiri makanan untuk para tamu nanti.
Jika Moms tak mau repot, Moms bisa memesan makanan yang enak seperti tumpeng mini.
Dengan bentuk cantik, rasanya yang lezat dan tentunya berbeda dari sekedar nasi kotak biasa.
Baca Juga: 5 Tips Belanja Baju Lebaran untuk Ibu Menyusui
Jika keempat hal tersebut sudah Moms persiapkan, pastinya acara halalbihalal akan berlangsung dengan lancar dan meriah!
- https://nu.or.id/opini/indahnya-halal-bi-halal-vntGq
- https://www.nu.or.id/opini/makna-historis-dan-filosofis-halal-bihalal-QOmND
- https://nu.or.id/nasional/mengapa-menggunakan-istilah-halal-bi-halal-3piQ3
- https://tafsirweb.com/9130-surat-asy-syura-ayat-40.html
- https://tafsirweb.com/9506-surat-al-jatsiyah-ayat-14.html
- https://web.pa-sumber.go.id/melalui-halal-bihalal-bangun-kebersamaan-gapai-kesuksesan
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.