Hati-Hati, Ini 4 Dampak Negatif Bila Anak Terlalu Sering Pindah Sekolah
Saat orang tua pindah keluar kota karena tuntutan pekerjaan, mengajak anak pindah sekolah tentu dirasa sebagai pilihan paling logis untuk diambil ya, Moms.
Selain itu banyak pula orang tua yang memindahkan anak demi bisa masuk sekolah favorit atau karena ada masalah di sekolah sebelumnya.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak memperhitungkan dampak anak sering pindah sekolah.
Terlepas dari alasan yang melatarbelakangi keputusan orang tua, sebenarnya pindah sekolah bukanlah hal mudah bagi seorang anak.
Agar tidak mengganggu tumbuh kembang dan prestasi anak, ada baiknya Moms melihat lebih dekat beberapa dampak negatif anak sering pindah sekolah berikut ini:
Baca Juga : Anak Mogok Sekolah, Apa yang Harus Moms Lakukan?
1. Dapat Mengganggu Kemajuan Akademis
Walau hampir setiap sekolah mengikuti kurikulum yang dikeluarkan pemerintah, pada prakteknya tetap akan ada perbedaan dalam metode pengajaran, proses belajar mengajar, maupun skema penentuan nilai.
Saat anak sering pindah sekolah dan harus terus beradaptasi dengan sistem sekolah baru, besar kemungkinan fokus dalam belajar dan mengembangkan kemampuan akademisnya menjadi tidak optimal.
2. Dapat Menghambat Perkembangan Sosial Emosional
Di masa sekolah, kemampuan sosial emosional anak berkembang dengan pesat. Bukan hanya untuk berinteraksi dengan orang lain, tapi juga membangun jati diri dan menemukan posisinya dalam masyarakat secara umum.
Menurut studi yang dilansir oleh jurnal American Medical Association, anak yang sering pindah sekolah memiliki resiko 35% lebih besar untuk gagal dalam sebuah pelajaran dan resiko 77% lebih besar memiliki gangguan perilaku.
Diduga ini terjadi karena anak harus terus menyesuaikan diri dengan norma dan dinamika sosial di sekolah baru untuk menjalin pertemanan, sehingga cenderung memiliki kepercayaan diri dan nilai hidup yang kurang kuat.
Baca Juga : Perlukah Anak Masuk Sekolah PAUD Terlalu Dini?
3. Dapat Mengganggu Kesehatan Mental
Menurut psikolog dan peneliti dari Warwick Medical School, sering pindah sekolah saat anak masih berusia dibawah 12 tahun dapat menggandakan resiko anak mengalami gejala psikosis atau kondisi gangguan mental dimana seseorang sulit membedakan kenyataan dan imajinasi.
Besar kemungkinan ini terjadi karena anak yang sering pindah sekolah otomatis dipaksa untuk bisa berbaur di sekolah baru, sehingga menimbulkan perasaan terkucilkan dan rasa percaya diri yang rendah.
Ini kemudian menbentuk pandangan diri anak bahwa dia adalah “orang luar” yang tidak bisa diterima dimanapun.
4. Dapat Membuat Anak Stres
Orang tua mungkin tidak menyadarinya, tapi anak yang sering pindah sekolah pasti akan berulang kali mengalami pengalaman emosional negatif saat berusaha menyesuaikan diri di sekolah baru.
Dalam jangka panjang, kesulitan dalam situasi sosial dapat mengakibatkan perubahan di otak dan sistem dopaminergik sehingga otak menjadi lebih sensitif pada stres.
Nah, kortisol atau hormon stres berlebih dapat menimbulkan respon syaraf yang menyebabkan depresi dan gangguan kesehatan lain.
Tidak heran Moms, kalau anak yang sering pindah sekolah menjadi sulit fokus, sering berulah, medan sering mengalami perubahan mood akibat stres atau depresi.
Tentu saja, kemampuan setiap anak dalam beradaptasi dengan perubahan saat pindah sekolah memang berbeda sehingga ada yang bisa melaluinya tanpa masalah.
Tapi alangkah baiknya bila berbagai hal diatas ikut jadi pertimbangan sebelum mengajak anak pindah sekolah ya, Moms.
Menurut Moms bagaimana solusi terbaik agar anak tidak sering pindah sekolah?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.