Mengenal Hipotiroid Kongenital : Kondisi Saat Bayi baru Lahir Kekurangan Hormon Tiroid
Masalah kelenjar tiroid rupanya juga dapat terjadi pada bayi baru lahir. Sebut saja hipotiroid kongenital yang mengacu pada masalah tiroid yang dapat dialami oleh seorang bayi.
Kata kongenital berarti hadir pada atau sebelum kelahiran. Sedangkan hipotiroid mengacu pada kadar hormon tiroid yang tidak mencukupi.
Jadi, hipotiroid kongenital terjadi ketika bayi yang baru lahir lahir, tidak memiliki kemampuan untuk membuat hormon tiroid dalam jumlah normal.
Meskipun merupakan kondisi serius, pemeriksaan rutin setelah lahir dapat mendeteksi dan juga mengobati masalah kesehatan Si Kecil ini untuk mencegah komplikasi.
Faktanya, Healthy Children mencatat kondisi ini terjadi pada sekitar 1 dari 3.000-4.000 anak. Kebanyakan terjadi pada anak perempuan, kondisi ini kerap permanen dan membutuhkan pengobatan seumur hidup.
Baca Juga: Kanker Tiroid, Seperti Apa Gejala dan Pengobatannya?
Gejala Hipotiroid Kongenital
Foto: hindustantimes.com
Sebagian besar bayi baru lahir dengan hipotiroid kongenital tidak menunjukkan tanda-tanda kondisi yang jelas. Ini mungkin karena mereka menerima beberapa hormon tiroid ibu mereka sebelum melahirkan.
Alasan lainnya, mungkin juga karena para bayi ini dapat memproduksi hormon tiroid itu sendiri meskipun dalam jumlah kecil. Beberapa dari mereka memang tidak aktif, banyak tidur dan sulit makan.
Dikutip dari ADA Health atau perusahaan AI bidang kesehatan di Berlin, pada bayi dengan kondisi hipotiroid kongenital parah, tanda dan gejala yang mungkin terjadi yaitu:
- Tidak kuat menangis
- Makan dengan buruk
- Sembelit
- Kulit kering
- Tonus otot buruk (floppiness)
- Tangan dan kaki dingin dan mungkin juga bintik-bintik
- Penyakit kuning yang berkepanjangan
- Wajah bengkak
- Lidah membesar
- Perut bengkak
- Hernia umbilikalis
- Ubun-ubun besar
Di banyak negara, bayi diperiksa segera setelah lahir sehingga mereka umumnya tidak akan memiliki gejala penyakit tersebut.
Oleh sebab itu, penting bahwa bayi yang baru lahir diskrining untuk hipotiroid kongenital sedini mungkin atau beberapa hari setelah lahir untuk mencegah komplikasi.
Baca Juga:Penyakit Tiroid Anak Dapat Dicegah. Ini Caranya!
Penyebab Hipotiroid Kongenital
Foto: parenting.firstcry.com
Penyebab paling umum dari hipotiroid kongenital adalah kelenjar tiroid bayi yang tidak berkembang dengan baik.
Kelenjar mungkin tidak ada, lebih kecil dari normal atau terletak di bagian leher yang salah.
Tidak diketahui mengapa hal ini terjadi, tetapi malformasi biasanya tidak diturunkan. Artinya saudara kandung tidak mungkin dilahirkan dengan kondisi tiroid yang sama.
Penyebab hipotiroid kongenital lainnya yang kurang umum meliputi:
- Masalah metabolisme hormon tiroid (diwariskan)
- Masalah dengan hipotalamus atau kelenjar pituitari
- Kekurangan yodium pada orang tua selama kehamilan (jarang terjadi)
- Tingginya kadar antibodi tiroid pada orang tua selama kehamilan
- Obat antitiroid yang diminum selama kehamilan
- Asupan yodium yang berlebihan
- Hemangioma hati kongenital (pertumbuhan pembuluh darah non-kanker).
Baca Juga: Tiroksin, Hormon yang Dikeluarkan Kelenjar Tiroid ke Aliran Darah
Jenis Hipotiroid Kongenital
Foto: parenting.firstcry.com
Selain itu, Moms juga harus bahwa ada dua bentuk utama hipotiroid kongenital. Bentuk yang pertama adalah yang permanen dan kedua adalah sementara. Hipotiroidisme bawaan lebih sering terjadi pada bayi yang memiliki masalah jantung bawaan atau Down Sindrom.
Hipotiroidisme Bawaan Permanen
Hipotiroidisme semacam ini membutuhkan perawatan seumur hidup dan memiliki sejumlah penyebab:
- Disgenesis
Cacat atau perkembangan abnormal kelenjar tiroid ini adalah penyebab paling umum dari hipotiroidisme kongenital
- Cacat dalam Kemampuan untuk Mensintesis dan Mensekresi Hormon Tiroid
Ini menyumbang sekitar 10%dari kasus hipotiroidisme kongenital
- Cacat pada Mekanisme Transportasi Hormon Tiroid
Ini berarti bahwa hormon tiroid dapat diproduksi, tetapi tidak memiliki efek yang diinginkan pada tubuh.
- Hipotiroidisme Sentral
Ini terjadi ketika kelenjar tiroid dapat membuat hormon tiroid tetapi tidak diarahkan dengan benar oleh hipotalamus atau kelenjar pituitari, yang keduanya terletak di otak.
Hipotiroidisme Kongenital Sementara
Diperkirakan bahwa 10 - 20% bayi baru lahir yang mengalami hipotiroid memiliki bentuk sementara dari kondisi yang dikenal sebagai hipotiroidisme kongenital sementara.
Hipotiroidisme sementara pada bayi baru lahir memiliki beberapa penyebab:
- Kekurangan Yodium
Yodium diperlukan untuk menghasilkan hormon tiroid. Kekurangan yodium pada bayi baru lahir disebabkan oleh asupan yodium yang tidak mencukupi pada ibu.
- Antibodi
Antibodi penghambat reseptor hormon perangsang tiroid (TRB-Ab) ini dapat berkembang pada wanita hamil dengan penyakit tiroid autoimun, seperti penyakit Graves.
- Paparan Obat dalam Rahim
Obat antitiroid yang diminum untuk pengobatan hipertiroidisme dapat melewati plasenta, menyebabkan hipotiroidisme pada bayi baru lahir.
- Paparan Yodium
Janin atau bayi baru lahir yang terpapar yodium dosis sangat tinggi dapat menyebabkan hipotiroidisme sementara.
Baca Juga: Park So Dam Menderita Kanker Tiroid Papiler, Apa Itu?
Penangan Hipotiroid Kongenital
Foto: makatimed.net.ph
Di banyak negara, semua bayi baru lahir diskrining untuk hipotiroidisme kongenital segera setelah lahir. Ini dilakukan di rumah sakit menggunakan tes tusukan jarum yang mengambil sedikit darah.
Biasanya pengambilan darah dari tumit bayi, untuk memeriksa kadar hormon tiroid mereka. Tes rutin biasanya ditindaklanjuti dalam dua hingga enam minggu setelah kelahiran.
Selain itu bayi biasanya akan diperiksa untuk kondisi lain seperti cystic fibrosis dan penyakit sel sabit pada saat yang bersamaan.
Jika kadar hormon tiroid bayi tidak dalam kisaran yang dapat diterima, dokter akan memesan tes darah lebih lanjut untuk memastikan diagnosis hipotiroid kongenital.
Mereka juga dapat meminta pemindaian ultrasound tiroid untuk dilakukan untuk menilai status fisik kelenjar tiroid.
Skrining Bayi untuk Penyakit Tiroid
Jika kadar hormon tiroid bayi tidak dalam kisaran yang dapat diterima, dokter akan memesan tes darah lebih lanjut untuk memastikan diagnosis hipotiroid kongenital.
Mereka juga dapat meminta pemindaian ultrasound tiroid untuk dilakukan untuk menilai status fisik kelenjar tiroid.
Thyroid stimulating hormone (TSH) : Kisaran bayi baru lahir normal adalah 1,7 hingga 9,1 mU per L. Kadar yang tinggi menunjukkan hipotiroidisme.
Thyroxine (T4) : Kisaran bayi baru lahir normal adalah 10 mcg per dL (129 nmol per L). Tingkat rendah menunjukkan hipotiroidisme.
Jika tes skrining darah awal mengidentifikasi masalah potensial, tindak lanjut biasanya mencakup pengulangan tes setelah sekitar dua hingga tiga minggu.
Tes pencitraan untuk visualisasi kelenjar tiroid biasanya diperlukan jika tes darah tiroid tetap abnormal.
Masalah lain seperti cacat jantung atau penampilan wajah yang tidak biasa, maka tes diagnostik tambahan harus dilakukan.
Misalnya seperti elektrokardiogram (EKG) untuk mengevaluasi jantung atau tes genetik, mungkin diperlukan.
Baca Juga: 15 Kelainan Jantung pada Bayi Bawaan Lahir, Moms Sudah Tahu?
Hormon tiroid penting untuk perkembangan dan pertumbuhan otak bayi Moms, oleh karena itu hipotiroid kongenital yang tidak diobati dapat menyebabkan cacat intelektual dan kegagalan pertumbuhan.
Namun, banyak negara maju sudah menawarkan pengobatan yang sangat baik. Dengan diagnosis dan penanganan dini, bayi Moms kemungkinan besar akan menjalani kehidupan yang normal dan sehat asalkan mendapatkan penanganan tepat.
- https://ada.com/conditions/congenital-hypothyroidism/
- https://www.verywellhealth.com/infant-congenital-hypothyroidism-diagnosis-3231567
- https://www.thyroid.org/congenital-hypothyroidism/
- https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/Glands-Growth-Disorders/Pages/Congenital--Hypothyroidism-Infants.aspx
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.