Imunisasi Polio Tetes dan Suntik, Lebih Bagus yang Mana?
Penyakit polio atau lumpuh layu merupakan penyakit yang banyak ditakutkan oleh sebagian orang karena akan menimbulkan kecacatan seumur hidup.
Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio. Vaksin ini diberikan 4 dosis ditambah dengan satu dosis penguatan, yaitu pada waktu bayi lahir-1 bulan, bulan ke-2, 3, 4 dan dosis penguatan saat usia bayi 18 bulan.
Vaksin yang diberikan dapat berupa Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) yakni vaksin suntik and Oral Poliovirus Vaccine (OPV) yaitu vaksin tetes.
Baca Juga: 14 Pertanyaan Paling Banyak Ditanyakan Seputar Vaksin dan Jawabannya
Vaksin Polio Suntik
Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) merupakan vaksin polio suntik yang berisi virus polio yang sudah tidak aktif dan diberikan dalam bentuk suntikan di bahu atau paha dalam.
Pada vaksin ini terdapat sedikit komponen neomisin, streptomisin dan polimiksin B, sehingga bagi mereka yang memiliki alergi terhadap antibiotik tersebut tidak disarankan mendapatkan vaksin IPV karena ditakutkan akan menimbulkan reaksi alergi.
Reaksi ringan yang dapat terjadi setelah penyuntikan adalah kemerahan, bengkak di tempat suntikan yang akan hilang dalam 2-3 hari.
Reaksi berat biasanya jarang terjadi, yaitu berupa reaksi alergi yang dapat menyebabkan syok anafilaksis.
Efektivitas perlindungan vaksin polio IPV sampai dengan 99%-100% bila diberikan dalam 3 dosis.
Baca Juga: 6 Tips Efektif Atasi Demam Anak Setelah Imunisasi
Vaksin Polio Tetes
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perlindungan lapisan usus terhadap virus polio sedikit lebih rendah daripada perlindungan yang didapat dari vaksin polio OPV, tapi perlindungan lapisan kerongkongan terhadap virus polio sama saja dengan vaksinasi polio OPV.
Oral Poliovirus Vaccine (OPV) merupakan vaksin polio yang berisi virus polio yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated).
Vaksin ini diberikan secara oral berupa tetesan ke dalam mulut bayi. Pemberian vaksin polio tetes bisa menimbulkan reaksi berat berupa Paralitik Poliomielitis (Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis atau VAPP) dan Vaccine-derived Polioviruses (VDPVs), yang dapat menyebabkan wabah polio. Tapi efek samping ini sangat jarang terjadi.
Orang tua pasti memilih jenis vaksin yang paling aman untuk diberikan kepada anaknya. Vaksin polio tetes masih diberikan di banyak negara di berbagai belahan dunia karena praktis dan kemudahan pemberian vaksin.
Baca Juga: Vaksin Bayi, Perlu atau Tidak?
Rekomendasi dari IDAI 2017 bagi anak Indonesia adalah memberikan vaksin polio tetes sebanyak 3 dosis dan pada dosis ketiga, diberikan vaksin polio suntik (IPV) bersamaan dengan vaksin polio tetes (OPV). Dosis penguat vaksinasi polio dapat diberikan berupa vaksin polio tetes (OPV) atau vaksin polio suntik (IPV).
Sumber:
1. Center for Disease Control and Prevention. Polio Vaccine.
2. World Health Organization. Information sheet observed rate vaccine reactions: Polio Vaccines. 2014.
3. Polio Vaccine Effectiveness and Duration of Protection. 2018.
4. WHO | Inactivated polio vaccine (IPV). 2018.
5. Jadwal Imunisasi. IDAI. 2018
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.